Herpes Zoster
DAFTAR ISI
- Apa Itu Herpes Zoster (Cacar Api)?
- Penyebab Herpes Zoster (Cacar Api)
- Faktor Risiko Herpes Zoster (Cacar Api)
- Gejala Herpes Zoster (Cacar Api)
- Riset Seputar Herpes Zoster
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes Zoster (Cacar Api)
- Diagnosis Herpes Zoster (Cacar Api)
- Pengobatan Herpes Zoster (Cacar Api)
- Pencegahan Herpes Zoster (Cacar Api)
- Komplikasi Herpes Zoster (Cacar Api)
Apa Itu Herpes Zoster (Cacar Api)?
Herpes zoster atau cacar api (penyakit dompo) adalah infeksi pada saraf dan kulit di sekitarnya yang penyebabnya oleh virus.
Saat terjadi, penyakit yang juga disebut sebagai cacar ular ini dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan.
Penyakit ini paling sering muncul sebagai satu garis lepuh di sisi kiri atau kanan pada tubuh.
Kondisi ini terjadi akibat infeksi virus varisela zoster, yaitu virus yang sama dengan penyebab cacar air.
Virus penyebab penyakit ini dapat menetap di sekitar tulang belakang atau dasar dari tulang tengkorak tubuh, bahkan setelah cacar air sembuh.
Setelah bertahun-tahun kemudian, virus dapat kembali aktif sehingga menyebabkan herpes zoster.
Penyebab Herpes Zoster (Cacar Api)
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella Zoster, virus yang juga menjadi penyebab cacar air. Pada orang yang pernah mengalami cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang, melainkan hanya menjadi tidak aktif.
Setelah tidak aktif, virus berpindah ke saraf di sumsum tulang belakang dan otak, lalu menetap di sana selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala apa pun.
Namun, dalam kondisi tertentu, virus yang “tidur” di sel saraf tersebut dapat aktif kembali. Ketika aktif, virus memengaruhi sel saraf di kulit, sehingga memunculkan gejala berupa ruam khas herpes zoster pada kulit.
Penyebab pasti aktifnya kembali virus Varicella Zoster belum diketahui sepenuhnya, karena tidak semua orang yang pernah menderita cacar air akan mengalami herpes zoster.
Namun, ada beberapa faktor yang diyakini meningkatkan risiko terjadinya herpes zoster, antara lain:
- Usia di atas 50 tahun
Dengan bertambahnya usia, daya tahan tubuh cenderung menurun, sehingga risiko terkena herpes zoster meningkat. - Stres
Stres fisik maupun emosional dapat memicu pelepasan senyawa kimia tertentu yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. - Sistem imun yang lemah
Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit seperti AIDS, kanker, prosedur transplantasi organ, atau penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang.
Penelitian terbaru juga menemukan adanya kasus herpes zoster pada beberapa orang yang telah menerima vaksin COVID-19.
Kejadian ini dianggap sebagai salah satu efek samping (KIPI) yang diperkirakan terjadi akibat reaksi virus Varicella Zoster terhadap vaksin tersebut.
Apakah kamu atau orang terdekat Mengidap Cacar Api? Segera Konsultasikan dengan Dokter Ini.
Faktor Risiko Herpes Zoster (Cacar Api)
Seseorang yang pernah terserang cacar air dapat mengembangkan cacar api atau cacar ular. Kebanyakan orang mengalami penyakit tersebut saat masih anak-anak.
Gangguan ini rentan terjadi karena belum adanya vaksinasi rutin yang dapat melindungi cacar air.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena cacar api atau cacar ular ini, yaitu:
- Usia lebih dari 50 tahun, akibat sistem kekebalan tubuh menurun.
- Stres fisik dan emosional, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.
- Masalah sistem kekebalan tubuh, seperti pada pengidap HIV/AIDS, orang yang menjalani transplantasi organ tubuh, atau kemoterapi.
- Sedang menjalani pengobatan kanker.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Sementara itu. penelitian terkini menemukan bahwa seseorang dapat mengembangkan herpes zoster beberapa hari atau minggu setelah menerima vaksin COVID-19 jenis vaksin mRNA.
Namun, para ahli belum mengetahui mengapa vaksin COVID-19 dapat meningkatkan risiko herpes zoster.
Kemungkinan hal itu bisa terjadi karena perubahan sistem kekebalan yang terjadi setelah mendapatkan vaksin.
Gejala Herpes Zoster (Cacar Api)
Gejala dari penyakit akibat virus ini biasanya hanya memengaruhi sebagian kecil dari satu sisi tubuh.
Seringkali pada pinggang, punggung, atau dada.
Beberapa gejala herpes zoster atau cacar api yang dapat muncul, antara lain:
- Ruam yang timbul pada satu sisi tubuh sesuai dengan saraf yang terinfeksi.
- Nyeri berupa rasa panas seperti terbakar atau tertusuk benda tajam pada ruam.
- Ruam kulit berupa luka melepuh berisi air yang gatal dan menyerupai bintil cacar air.
- Lepuhan akan mengering dan berubah menjadi koreng dalam beberapa hari.
- Gatal dan mati rasa pada bagian yang terdapat ruam.
- Dapat disertai demam, nyeri kepala, sensitif terhadap cahaya, dan rasa lelah.
- Gejala akan mereda setelah 14-28 hari.
Nyeri biasanya termasuk salah satu gejala awal dari herpes zoster. Beberapa orang yang mengalaminya dapat merasakan masalah ini menjadi intens.
Penyakit ini juga bisa tertukar dan pengidapnya anggap sebagai gejala gangguan yang memengaruhi jantung, paru-paru, atau ginjal.
Tahapan Gejala
Kebanyakan kasus herpes zoster atau cacar ular bertahan dari 3 sampai 5 minggu.
Setelah virus varicella-zoster awalnya aktif kembali, kulit pengidapnya mungkin:
- Terasa seperti kesemutan atau mati rasa.
- Kulit terasa terbakar.
- Gatal.
Dalam waktu sekitar 5 hari, pengidapnya mungkin melihat ruam merah pada area yang kerap terserang kondisi.
Kemudian, sekelompok kecil lepuh berisi cairan dapat muncul beberapa hari setelahnya pada area yang sama.
Pengidapnya juga mungkin mengalami gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, atau kelelahan.
Selama sekitar 10 hari berikutnya, lepuh akan mengering dan membentuk koreng. Keropeng akan hilang setelah beberapa minggu.
Setelah koreng hilang, beberapa orang terus mengalami rasa sakit. Kondisi tersebut memiliki nama medis neuralgia postherpetik.
Riset Seputar Herpes Zoster
Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Viruses pada 2022, herpes zoster terbukti lebih sering terjadi pada orang tua, orang dengan daya tahan tubuh lemah, atau mereka yang menjalani pengobatan tertentu, seperti kemoterapi.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit yang menyakitkan, nyeri berkepanjangan setelah ruam sembuh (neuralgia pasca-herpes), dan komplikasi serius seperti masalah saraf, mata, hingga organ dalam.
Pengobatan herpes zoster biasanya menggunakan obat antivirus seperti asiklovir untuk mempercepat penyembuhan, serta obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya penerimaan vaksin herpes zoster yang tersedia untuk mencegah dan mengurangi komplikasi penyakit ini.
Selain itu, ada juga studi lainnya dari Journal of Applied Nursing and Health berjudul Herpes Zoster in Teenagers: Case Reports. Studi ini meneliti bagaimana penyebaran herpes zoster pada anak usia remaja.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa menjaga sistem kekebalan tubuh, mengelola stres, dan menerima vaksin varisela atau vaksin campak dapat menjadi cara efektif untuk mencegah risiko terkena herpes zoster.
Fakta Tentang Herpes Zoster dan Cacar
1. Cacar menjadi penyakit pertama yang berhasil diberantas secara global lewat program vaksinasi intensif yang dimulai pada tahun 1967 oleh WHO.
2. Vaksin cacar pertama kali ditemukan pada tahun 1976 oleh Edward Jenner dan berhasil mengurangi angka kematian yang sangat tinggi.
3. Cacar pernah menjadi wabah mematikan. Pada abad ke 20, diperkirakan sekitar 300 juta kematian terjadi akibat cacar.
4. Cacar sangat menular terutama melalui droplet pernapasan seseorang yang terinfeksi.
5. Walaupun bisa disembuhkan dengan vaksin, cacar bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti kebutaan dan kerusakan pada kulit.
6. Herpes zoster hanya muncul pada orang yang pernah terkena cacar air sebelumnya.
7. Ruam herpes zoster biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf tertentu.
7. Ruam herpes zoster biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf tertentu.
8. Herpes zoster bisa memicu komplikasi langka seperti peradangan otak atau gangguan saraf mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes Zoster (Cacar Api)
Segeralah untuk menghubungi dokter di Halodoc segera apabila muncul gejala yang mirip dengan penyakit herpes zoster.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi untuk pengobatan penyakit cacar apit.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Herpes Zoster (Cacar Api)
Dokter dapat mendiagnosis herpes zoster atau cacar api melalui wawancara mengenai riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik terhadap ruam yang muncul pada kulit pasien.
Sementara itu, pada kasus herpes zoster yang menimbulkan gejala nyeri tetapi tidak menyebabkan ruam, dokter akan melakukan tes laboratorium guna mendukung diagnosis.
Berikut adalah sejumlah pemeriksaan yang dapat dokter lakukan:
- Tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi DNA virus Varicella Zoster pada sampel kulit. Adapun tes ini adalah pemeriksaan yang paling berguna untuk memastikan kasus dugaan herpes zoster yang terjadi tanpa ruam.
- Tes serologi. Tes serologi bertujuan untuk mendeteksi peningkatan antibodi IgM dan IgG dalam darah.
Jika merasakan gejala herpes zoster tetapi bingung harus memeriksakan kondisi ke dokter apa, kamu bisa membaca artikel: Ke Dokter Spesialis Apa untuk Memeriksakan Penyakit Dompo?
Pengobatan Herpes Zoster (Cacar Api)
Hingga saat ini belum ada obat untuk mengatasi herpes zoster. Tetapi, memberikan penanganan segera dapat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihannya.
Perawatan paling baik untuk kamu lakukan yaitu dalam waktu 72 jam setelah gejala berkembang.
Memang, tujuan dari pengobatan penyakit ini adalah untuk mengurangi gejala sampai penyakit ini sembuh dengan sendirinya. Beberapa langkah pengobatan herpes zoster, antara lain:
- Obat antivirus, seperti acyclovir atau valacyclovir, yang umumnya dikonsumsi selama 7-10 hari.
- Obat analgesik, seperti parasetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri yang ringan.
- Penggunaan obat antidepresan trisiklik (TCA), seperti amitriptyline, imipramine, atau nortriptyline, untuk mengatasi nyeri yang berat.
- Obat antikonvulsan, misalnya gabapentin dan pregabalin, untuk pereda nyeri yang berat.
- Mengenakan pakaian longgar dan berbahan lembut seperti katun.
- Menutup ruam agar tetap bersih dan kering guna mengurangi iritasi serta risiko infeksi.
- Menghindari penggunaan plester atau apa pun yang berbahan perekat agar tidak menambah iritasi.
- Menggunakan losion kalamin untuk mengurangi gatal pada ruam.
- Merawat dan membersihkan luka melepuh yang berair dengan memakai kompres air dingin.
Bisakah Mandi saat Mengidap Herpes Zoster?
Salah satu cara untuk mengobati kondisi ini adalah mandi dengan air dingin.
Sebab, berendam dalam bak air dingin selama kurang lebih 15 menit dapat membantu tubuh untuk meredakan sebagian rasa sakit dan gatal akibat kondisi ini.
Pencegahan Herpes Zoster (Cacar Api)
Pencegahan dapat melibatkan vaksinasi herpes zoster, terutama untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun, yang bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan gejala dan mempercepat proses penyembuhan.
Perlu kamu pahami bahwa vaksin herpes zoster hanya bermanfaat sebagai strategi pencegahan. Hal ini tidak dapat mengobati orang yang saat ini sedang terserang penyakit ini.
Bicaralah dengan dokter tentang pilihan vaksin mana yang tepat untuk kamu dapatkan sesuai dengan kondisi kesehatan.
Namun, virus Varicella zoster tetap dapat menyebar ke orang lain yang belum pernah mengidap cacar atau belum menerima vaksin cacar air.
Bagi mereka yang sudah mengidapnya, ada beberapa upaya yang perlu mereka lakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus ke orang lain.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain bagi pengidapnya:
- Menutup luka lepuh agar cairan lepuh tidak mengontaminasi benda yang dapat menjadi media penularan.
- Pastikan untuk tidak menyentuh atau menggaruk luka lepuh.
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik.
- Menghindari kontak langsung dengan sejumlah kelompok rentan. Mulai dari ibu hamil yang belum pernah cacar air, bayi prematur hingga orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah.
Vaksinasi Herpes Zoster (Cacar Api) (Shingrix) Kini Bisa di Rumah Lewat Halodoc
Vaksinasi Shingrix adalah vaksin yang bisa memberikan perlindungan pada orang dewasa terhadap penyakit herpes zoster (cacar ular / cacar api) serta Neuralgia Pasca Herpetik (PHN), yaitu rasa nyeri saraf jangka panjang yang terjadi setelah terkena herpes zoster.
Untungnya, saat ini terdapat layanan Halodoc Home Lab sehingga Vaksinasi Herpes Zoster (Shingrix) dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus keluar rumah (tersedia di Jabodetabek).
Nah, berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Home Lab & Vaksinasi di Halodoc:
- Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Home Lab Halodoc.
- Protokol kesehatan ketat.
- Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
- Partner resmi produsen vaksin internasional sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
- Hemat waktu dan biaya.
- Harga vaksin influenza mulai dari Rp2.850.000,-, kamu bahkan bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Tanpa perlu antre menunggu.
- Tanpa biaya tambahan.
Jika kamu belum pernah mendapatkan vaksin herpes zoster, tunggu apalagi?
Booking Vaksinasi Herpes Zoster (Cacar Api) (Shingrix) Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Yuk, segera pesan layanan Halodoc Home Lab vaksin herpes zoster sekarang!
Komplikasi Herpes Zoster (Cacar Api)
Beberapa komplikasi penyakit ini, antara lain:
- Neuralgia pasca-herpes atau postherpetic neuralgia. Merupakan nyeri yang parah dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah ruam sembuh.
- Kebutaan. Kondisi ini dapat terjadi ketika herpes zoster timbul pada sekitar mata. Virus ini dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata, glaukoma, dan bahkan berujung pada kebutaan.
- Gangguan pada saraf. Misalnya inflamasi pada otak, masalah pada pendengaran, atau bahkan keseimbangan tubuh.
- Infeksi bakteri pada ruam atau lepuhan. Kondisi ini dapat terjadi jika pengidap nya tidak menjaga kebersihan kulit dengan baik.
- Bercak putih pada bekas ruam. Kondisi ini dapat terjadi akibat kerusakan pigmen kulit, yang terlihat seperti bekas luka.
- Masalah pada saraf. Contohnya seperti mati rasa atau gatal.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika kamu mencurigai terserang herpes zoster dan mengalami gejalanya, terutama jika situasinya seperti:
- Rasa sakit dan ruam yang terjadi di dekat mata. Jika masalah ini tidak diobati, infeksi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata.
- Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih karena faktor usia meningkatkan risiko komplikasi secara signifikan.
- Memiliki sistem kekebalan yang lemah.
- Ruam yang terjadi menyebar dan menyakitkan.
Jika kamu merasakan gejala kondisi ini tetapi bingung kapan harus memeriksakan kondisi, kamu bisa membaca artikel: Kapan Pengidap Herpes Zoster Perlu Periksa ke Dokter?
Ingat, penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan.
Jangan ragu untuk langsung menghubungi dokter di Halodoc✔️ dalam membantu proses penyembuhanmu.
Diperbaharui pada 18 Desember 2024
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Shingles.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Shingles.
Healthline. Diakses pada 2024. Shingles: Everything You Should Know.
Healthline. Diakses pada 2024. Can a COVID-19 Vaccine Increase Your Risk of Shingles?
NIH. Diakses pada 2024. Can SARS‐CoV‐2 vaccine increase the risk of reactivation of Varicella zoster? A systematic review.
CDC. Diakses pada 2024. Shingles (Herpes Zoster).
Patil A, Goldust M, Wollina U. Diakses pada 2024. Herpes zoster: A Review of Clinical Manifestations and Management.
Frequently Asked Questions
1. Herpes Zoster disebabkan oleh apa?
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella-zoster, yaitu virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tetap “tertidur” di dalam tubuh dan dapat kembali aktif bertahun-tahun kemudian, menyebabkan herpes zoster.
2. Apakah Herpes Zoster dapat menular?
Herpes zoster tidak langsung menular sebagai herpes zoster.
Namun, cairan dari lepuhan pada ruam dapat menularkan virus Varicella-zoster kepada seseorang yang belum pernah terkena cacar air atau belum mendapatkan vaksin cacar air.
Orang yang terinfeksi virus ini dapat mengembangkan cacar air, bukan herpes zoster.
3. Berapa lama sembuh dari Herpes Zoster?
Sebagian besar kasus herpes zoster sembuh dalam jangka waktu 3 hingga 5 minggu.
Gejala seperti ruam umumnya mereda dalam waktu 14-28 hari, tetapi rasa nyeri dapat berlangsung lebih lama, terutama jika terjadi komplikasi seperti neuralgia pasca-herpes.
4. Di mana letak Herpes Zoster?
Herpes zoster biasanya muncul di satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf yang terinfeksi.
Ruam seringkali terlihat di pinggang, punggung, atau dada, tetapi juga dapat muncul di area wajah, mata, atau leher tergantung saraf mana yang terpengaruh.