Herpes
DAFTAR ISI
- Apa itu Herpes?
- Gejala Herpes
- Penyebab Penyakit Herpes
- Faktor Risiko Herpes
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes
- Diagnosis Herpes
- Pengobatan Herpes
- Pencegahan Herpes
- Komplikasi Herpes
Apa Itu Herpes?
Herpes adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuhan berwarna kemerahan dan berisi cairan pada kulit. Penyebab penyakit herpes adalah virus.
Penyakit ini tergolong sebagai penyakit jangka panjang, karena virusnya bisa bertahan seumur hidup di dalam tubuh seseorang.
Dua jenis herpes yang umum terjadi, yaitu:
- Herpes simpleks akibat virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2.
- Herpes zoster akibat virus varicella-zoster atau virus yang sama dengan penyebab cacar air.
Gejala Herpes
Gejala herpes biasanya muncul dalam waktu 3-7 hari setelah seseorang terpapar virus. Gejalanya sendiri diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan yang dialami oleh pengidap. Berikut penjelasannya:
1. Infeksi primer
Gejala awal yang dijumpai berupa bintil berwarna putih tampak berisi air atau disebut sebagai vesikel. Bintik ini muncul berkelompok di atas kulit yang sembab dan kemerahan (eritematosa).
Awalnya vesikel tersebut tampak putih, tetapi lama-kelamaan berisi nanah (pus) berwarna hijau.
Terkadang dapat ditemukan juga bintil yang telah pecah, sehingga penampakannya seperti “sariawan” pada kulit. Fase infeksi primer terjadi selama 3 minggu dan sering disertai gejala lainnya.
Contohnya seperti demam, lemas, mual, muntah, dan dapat juga ditemukan pembesaran kelenjar di lipat paha atau di sekitar leher.
Pada tipe I, gejala umumnya muncul pada daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung.
Infeksi tipe I ini sering disebut sebagai cold sores, yang juga dapat menyerang dinding mukosa mulut dan memberikan tampilan seperti sariawan. Infeksi umumnya dijumpai anak-anak.
Nah, Ini Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes Kulit.
2. Fase laten
Saat gejala membaik, bukan berarti virus telah mati. Virus tersebut “beristirahat” di dalam sel saraf tulang belakang manusia. Di fase ini, pelepasan virus masih terus berlangsung, meskipun dalam jumlah sedikit.
Dengan demikian, bisa saja seseorang terkena infeksi herpes dari pasangannya yang terlihat sehat.
3. Fase peluruhan
Pada fase ini, virus mulai berkembang biak di ujung saraf organ tubuh. Apabila ujung saraf yang terinfeksi berada pada organ tubuh yang menghasilkan cairan (misalnya testis atau vagina), virus dapat bercampur dalam cairan tubuh.
Artinya, seseorang dapat memiliki virus herpes di dalam air mani atau lendir vagina. Pada fase ini biasanya pengidap tidak merasakan adanya gejala tertentu
4. Infeksi rekuren
Virus yang beristirahat pada fase laten suatu saat dapat aktif kembali. Faktor-faktor atau kondisi-kondisi yang dapat mengaktifkan infeksi tersebut, antara lain:
- Trauma fisik, seperti demam, infeksi oleh penyakit lain, penyakit HIV/AIDS, hubungan intim, kurang istirahat, menstruasi, dan sebagainya.
- Trauma psikis, seperti gangguan emosional dan depresi.
- Penggunaan obat-obatan dan terapi kanker.
Gejala yang timbul umumnya lebih ringan dibanding infeksi primer dan berlangsung lebih sebentar, yaitu selama 7-10 hari. Kelainan kulit dapat timbul di tempat yang sama (loco) atau di sekitarnya (non-loco).
Sebelum kelainan kulit muncul, pengidap akan mengalami gejala, seperti rasa panas, gatal, dan nyeri.
Selain gejala khas dalam setiap fase di atas, berikut ini beberapa jenis gejala tambahan yang bisa saja dialami pengidap:
- Pada pengidap wanita, gejalanya dapat terjadi disuria atau rasa nyeri saat buang air kecil.
- Keputihan.
- Gejala neuropati, meliputi susah buang air kecil, konstipasi (sembelit), ataupun hilang sensasi pada kulit.
Sementara itu, setiap jenis herpes juga memiliki gejala yang spesifik, tergantung pada virus yang menginfeksi dan area tubuh yang terinfeksi.
Jika kamu merasa ragu terhadap gejala-gejala yang dirasakan, kamu bisa konsultasi dengan dokter Halodoc berpengalaman yang akan memberikan arahan yang tepat mulai dari penanganan di rumah hingga penanganan medis lanjutan.
Gejala HSV-1 atau herpes oral
Herpes oral menyebabkan gejala yang muncul di sekitar mulut atau wajah. Gejalanya dapat berupa:
- Muncul lepuhan di sekitar mulut dan bibir.
- Lebuhan dapat terbentuk di tempat lain, seperti wajah, lidah, dan area kulit lainnya.
- Terasa sakit saat makan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Luka atau lepuhan biasanya berlangsung 2 hingga 3 minggu sebelum sembuh.
Gejala HSV-2 atau herpes genital
Pada herpes genital, gejala dapat berkembang di alat kelamin atau sekitarnya.
- Muncul luka di penis, disekitar atau di dalam vagina, di bokong, atau di anus.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Keputihan abnormal pada wanita.
- Sakit saat berhubungan intim.
- Kulit penis terasa kering, gatal, dan perih.
- Luka dapat berlangsung selama 2 hingga 6 minggu sejak kemunculan.
Gejala herpes zoster
Beberapa gejala yang ditimbulkan yaitu:
- Ruam pada satu sisi tubuh, sesuai dengan saraf yang terinfeksi.
- Nyeri, sensasi panas atau terbakar, serta sensasi tertusuk benda tajam pada ruam.
- Muncul lepuhan berisi cairan yang terasa gatal dan menyerupai bintil cacar air.
- Lepuhan akan mengering dan berubah menjadi koreng dalam beberapa hari.
- Terasa gatal dan mati rasa pada bagian yang terdapat ruam.
- Demam, nyeri kepala, sensitif terhadap cahaya, dan merasa lelah.
- Gejala dapat mereda setelah 14 hingga 28 hari.
Baca lebih lanjut mengenai jenisnya:
Penyebab Penyakit Herpes
Penyebab penyakit herpes adalah virus herpes simpleks tipe I dan II. Kedua virus tersebut tergolong ke dalam virus DNA. Virus ini mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit, seperti berciuman atau bersentuhan.
Sedangkan pada tipe II, melakukan kontak seksual adalah penyebab utama penularan virus.
Berikut ini beberapa jenis herpes dan penyebabnya:
1. HSV-1
Penyebab penyakit herpes yang pertama adalah herpes virus simplex type 1 atau HSV-1. Ini biasanya menular melalui kontak mulut ke mulut.
Kontak tersebut menyebabkan infeksi di dalam atau di sekitar mulut, sehingga sering kali juga disebut sebagai herpes oral.
Namun, terkadang jenis herpes ini dapat menyebabkan herpes genital.
Contoh kontak langsung misalnya:
- Berciuman.
- Seks oral.
- Kontak kulit ke kulit.
Sementara itu, jika kamu menyentuh luka dari pasangan, dan kemudian menyentuh wajah atau alat kelamin kamu sendiri setelah itu, maka kamu dapat tertular virus.
Mungkin yang awalnya infeksi ada di mulut justru menyebar ke alat kelamin, yang menyebabkan herpes genital.
Bahkan, banyak pula kasus anak yang tertular virus herpes setelah dicium atau disentuh wajahnya oleh orang dewasa yang terinfeksi herpes.
Penularan juga dapat terjadi melalui perantara alat, seperti lip balm, pisau cukur, dan peralatan makan, meskipun sangat jarang terjadi.
Jika Mengidap Herpes Simplex, Segera Hubungi Dokter Ini agar mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat.
2. HSV-2
Sama seperti HSV-1, penularan herpes simplex virus type 2 (HSV-2) bisa terjadi melalui kontak langsung dengan luka herpes, air liur, atau cairan lainnya dari tubuh.
Kontak langsung ini contohnya:
- Berciuman.
- Seks oral.
- Berbagi mainan seks (dildo) selama berhubungan seksual.
- Penetrasi seksual.
- Kontak kulit ke kulit lainnya di tempat infeksi.
Meskipun banyak orang yang mengetahui HSV-1 sebagai herpes mulut dan HSV-2 sebagai herpes genital, tapi kedua jenis virus dapat menyebabkan herpes oral ataupun genital.
3. Varicella zoster virus (herpes zoster)
Kebanyakan orang umumnya sudah pernah terkena penyakit cacar di masa kanak-kanak. Virus varicella zoster yang menyebabkan cacar air ini dapat menetap di dasar tulang tengkorak atau tulang belakang.
Aktif atau tertidurnya virus bergantung pada sistem kekebalan tubuh. Namun, suatu saat ketika cacar air sudah sembuh, virus varicella zoster dapat kembali aktif dalam hitungan tahun yang menyebabkan herpes zoster.
Hingga saat ini belum tahu pasti apa penyebab virus varicella zoster aktif kembali. Hanya saja pada kebanyakan kasus, penyebab utama herpes zooster adalah karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Hal tersebut menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi. Namun, tidak semua orang yang pernah terkena cacar air akan mengalami gangguan ini.
Sama seperti jenis herpes sebelumnya, herpes zoster juga dapat menular melalui kontak langsung dengan pengidap cacar air. Infeksi virus ini bercirikan bintil kulit berisi cairan (vesikel).
Herpes zoster juga dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan di dalam vesikel atau percikan air liur yang keluar saat pengidap bersin atau batuk.
Faktor Risiko Herpes
Semua orang memiliki risiko terkena virus, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, dalam kasus HSV-2 yang menyerang kelamin, virus lebih mudah menginfeksi orang-orang melakukan praktik hubungan seksual berisiko.
Berikut ini beberapa faktor risiko HSV-1 dan HSV-2 yang perlu kamu perhatikan:
- Berjenis kelamin perempuan.
- Memiliki pasangan seks lebih dari satu.
- Berhubungan intim di usia yang sangat muda.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Memiliki penyakit kelamin yang lain.
Sementara itu, beberapa faktor risiko seseorang dapat terinfeksi herpes zoster yaitu:
- Anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
- Pernah melakukan kontak langsung dengan pengidap cacar air.
- Bekerja atau beraktivitas di sekolah, tempat penitipan anak (daycare), atau fasilitas lainnya. Terutama jika ada anak yang sedang mengidap cacar air.
- Memiliki sistem imun tubuh yang lemah karena penyakit ataupun efek samping obat-obatan.
Namun ada juga kondisi lainnya yang menempatkan seseorang berisiko tinggi terinfeksi herpes zoster, yaitu:
- Berusia lebih dari 50 tahun.
- Memiliki penyakit tertentu yang melemahkan sistem imun, seperti HIV/AIDS dan kanker.
- Sedang menjalani perawatan kanker, seperti radiasi dan kemoterapi yang dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit.
- Mengonsumsi obat-obatan yang dirancang untuk mencegah penolakan terhadap organ transplantasi, misalnya penggunaan steroid yang berkepanjangan.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes
Segeralah untuk menghubungi dokter di Halodoc segera apabila muncul gejala herpes.
Nah, berikut beberapa dokter kulit yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi untuk pengobatan panu.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin:
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Herpes
Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala dan temuan klinis yang ada. Namun, untuk beberapa kasus yang meragukan, misalnya penampakan klinis sudah tidak khas lagi, maka dapat dokter umumnya menyarankan tes laboratorium.
Dokter umumnya akan mengambil jaringan dan cairan dari vesikel kulit untuk diperiksa melalui mikroskop.
Apabila pemeriksaan laboratorium gagal menemukan virus herpes, maka pemeriksaan lainnya yang bisa dokter lakukan. Contohnya adalah pemeriksaan antibodi virus herpes simpleks.
Virus dapat terdeteksi melalui pemeriksaan fisik, yaitu mengecek bentuk koreng serta menanyakan gejala yang muncul pada pasien.
Tidak hanya itu, agar lebih akurat, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Kultur virus herpes simplex. Pemeriksaan ini dengan cara mengusap area kulit atau genital yang terinfeksi, kemudian mengambil cairan genital atau cairan tubuh lainnya untuk diperiksa di laboratorium.
- Tes antibodi. Pemeriksaan ini dengan mengambil sampel darah dari tubuh, kemudian dianalisis di laboratorium untuk diperiksa keberadaan antibodi spesifik HSV 1 maupun HSV 2.
- Pemeriksaan tzank. Caranya dengan mengambil sampel dari jaringan ruam kulit, yang kemudian diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat menentukan apakah penyebab ruam adalah virus herpes atau bukan. Sayangnya, jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi tidak dapat diidentifikasi dari pemeriksaan tzank.
Pengobatan Herpes
Pengobatan herpes akan berfokus untuk menghilangkan bekas lepuhan dan mencegah penyebaran virus. Meski koreng dan lepuhan dapat hilang dengan sendirinya, pengobatan bisa mengurangi potensi komplikasinya.
Sedangkan untuk mengurangi nyeri akibat virus, kamu bisa melakukan tindakan ini:
- Meminum obat pereda nyeri.
- Mandi dengan menggunakan air suam.
- Kompres dengan air hangat atau atau air dingin pada kulit yang terkena.
- Menggunakan pakaian dalam berbahan katun.
- Menggunakan pakaian longgar.
- Menjaga area koreng tetap kering dan bersih.
Dokter mungkin juga meresepkan obat topikal atau obat oral untuk mengurangi gejala herpes, seperti:
- Asiklovir.
- Famsiklovir.
- Valasiklovir.
Khusus ibu hamil dengan penyakit genital, lakukan pemeriksaan diri untuk mencegah penularan pada bayi selama proses persalinan berlangsung. Dalam beberapa kasus, penularan dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa bayi.
Nah, ini Rekomendasi Dokter yang Bisa Mengobati Herpes Kulit untuk kamu hubungi jika ingin mengetahui pengobatan herpes lebih lanjut.
Rekomendasi Obat Herpes
Berikut ini beberapa obat yang bisa kamu gunakan untuk mengobati penyakit herpes:
- Glizigen Spray 30 ml. Untuk memelihara kondisi kulit tubuh atau organ intim dari virus herpes zoster dan herpes genital.
- Valacyclovir 500 mg 10 Kaplet. Mengobati sejumlah infeksi herpes seperti oral herpes simplex atau herpes labialis (sekitar area bibir), herpes genital, dan herpes zoster.
- Farbion 10 Tablet. Farbion Tablet dapat digunakan untuk pengobatan herpes zoster.
- Zoter 400 mg 4 Tablet. Mengandung Acyclovir yang dapat membantu mengobati herpes simpleks, herpes zoster, dan varicella zoster.
- Hyperoil Vegetal Formulation 5 ml Vial Gel. Obat gel yang dapat digunakan pada berbagai macam luka, termasuk luka akibat infeksi herpes.
- Clinovir 5% Cream 5 g. Untuk pengobatan infeksi herpes simpleks, herpes genital awal & rekuren, dan herpes zoster.
- Zovirax 200 mg 5 Tablet. Mengobati infeksi virus herpes simplek tipe I dan II, infeksi virus varicella zoster, serta genital herpes primer & sekunder.
Kamu bisa mendapatkan obat yang telah dokter resepkan di Toko Kesehatan Halodoc. Tersedia juga produk vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.
Pencegahan Herpes
Satu-satunya cara untuk sepenuhnya menghindari infeksi virus ini adalah menghindari penyebab penyakit herpes yakni dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan pengidapnya.
Jika aktif secara seksual, kamu dapat melakukan hal-hal berikut untuk menurunkan kemungkinan terinfeksi virus:
- Bertahan dalam satu hubungan jangka panjang.
- Menggunakan kondom.
- Jangan berhubungan intim dengan orang yang memiliki luka kelamin.
- Terbuka terhadap pasangan.
- Jangan berciuman atau melakukan sex oral dengan pasangan yang terinfeksi.
- Hindari berbagai barang pribadi, seperti alat makan, lip balm atau lipstik, dan alat perawatan pribadi lainnya.
- Jangan menyentuh kulit di sekitar kulit dan kelamin.
- Lakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) secara rutin, dan selesaikan pengobatan sesuai anjuran dokter.
- Beri tahu pasangan jika mengidap herpes genital, supaya ia juga melakukan pemeriksaan.
- Selalu gunakan kondom selama berhubungan seksual.
- Jaga dan rawat kebersihan mulut dengan baik.
- Sering mencuci tangan dengan benar hingga bersih.
- Jangan biarkan orang lain untuk mencium bayi atau anak.
- Hindari mencium bayi jika orang tua terinfeksi, bila perlu menjaga jarak dengan bayi untuk sementara waktu.
Komplikasi Herpes
Gejala yang tak terobati dapat memicu munculnya komplikasi berupa:
- Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
- Radang otak dan selaputnya.
- Radang paru-paru.
- Hepatitis.
- Esofagitis.
- Kematian jaringan retina mata.
Komplikasi dari infeksi virus varicella-zoster tidak selalu terjadi pada pengidap cacar air. Komplikasi ini lebih rentan menyasar anak-anak, lansia, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Berikut ini beberapa potensi komplikasinya:
- Ruam menyebar ke bagian mata.
- Munculnya ruam yang bersamaan dengan sesak napas dan sakit kepala.
- Ruam dengan infeksi bakteri sekunder pada daerah yang terkena.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera tanyakan pada dokter melalui Halodoc saat mengalami berbagai gejala herpes. Diskusikan juga jika pernah mengalami cacar air, karena kamu berisiko mengalami kekambuhan akibat virus aktif kembali.
Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi langsung dengan ahlinya di Halodoc.