Hepatitis Akut
Selayaknya hepatitis pada umumnya, hepatitis akut adalah kondisi di mana hati mengalami peradangan. Hanya saja hepatitis akut berbeda dengan hepatitis kronis dalam durasi perkembangannya.
Jika hepatitis kronis biasanya berkembang dalam jangka waktu yang lebih lama, maka hepatitis akut berkembang secara tiba-tiba. Selain itu, hepatitis akut juga dapat berlangsung dalam jangka waktu yang singkat.
Belakangan ini, dunia dihebohkan oleh kemunculan hepatitis akut yang menyerang anak-anak dari bayi usia satu bulan hingga anak 16 tahun.
Sayangnya, penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui hingga saat ini. Alhasil, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut penyakit ini sebagai hepatitis misterius yang bersifat akut.
Penyebab Hepatitis Akut
Hepatitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus (hepatitis akut viral). Namun, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh berbagai penyebab non-infeksi.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa saja penyebab hepatitis akut yang bersifat infeksi dan non-infeksi berikut ini:
1. Infeksi
Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menjadi penyebab hepatitis akut. Virus tersebut akan memengaruhi seberapa parah dan seberapa lama penyakit akan diidap. Berikut ini jenis hepatitis viral:
- Hepatitis A. Kamu biasanya mengalami kondisi ini jika kamu mengonsumsi sesuatu yang terkontaminasi virus. Hepatitis A adalah jenis yang paling tidak berisiko, karena hampir selalu membaik dengan sendirinya. Kondisi ini juga tidak menyebabkan peradangan jangka panjang pada hati.
- Hepatitis B. Jenis hepatitis ini dianggap lebih berbahaya karena dapat menyebar dengan berbagai cara. Misalnya seperti melalui hubungan intim dengan pengidapnya atau berbagi jarum untuk menyuntikkan obat-obatan terlarang. Penularan juga dapat terjadi dari ibu ke bayi ketika proses persalinan atau setelahnya.
- Hepatitis C. Kamu dapat terkena hepatitis jenis ini jika kamu memiliki kontak dengan darah atau jarum yang terkontaminasi.
- Hepatitis D. Kondisi ini hanya terjadi jika kamu telah terinfeksi dengan Hepatitis B. Kondisi ini berisiko membuat gejala penyakit semakin parah.
- Hepatitis E. Merupakan penyakit yang ditularkan melalui air yang dihasilkan dari paparan virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E terutama ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk dan biasanya terjadi akibat mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi kotoran yang mengandung virus.
Selain infeksi virus, hepatitis akut juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, dan parasit.
2. Penyebab Non-Infeksi
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab dari hepatitis akut non-infeksi, yaitu:
- Mengidap Penyakit Autoimun. Sistem imun dapat salah menganggap hati sebagai objek berbahaya dan mulai menyerang dan menghambat fungsi hati. Selain itu, hepatitis akut juga dapat terjadi akibat gangguan fungsi organ tertentu. Misalnya seperti disfungsi saluran empedu, syok, penyakit metastasis, hingga disfungsi kehamilan.
- Konsumsi Minuman Beralkohol secara Berlebihan. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan sekaligus peradangan hati, sehingga menyebabkan hepatitis alkoholik. Selain konsumsi minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan berlebih atau paparan dari racun juga dapat menjadi pemicunya.
Faktor Risiko Hepatitis Akut
Berdasarkan beberapa penyebabnya, beberapa hal dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena hepatitis akut. Nah, berikut adalah beberapa faktor risiko dari kondisi tersebut, antara lain:
- Kontak dengan orang yang terinfeksi.
- Kebersihan dan sanitasi yang buruk, seperti paparan air yang tidak aman untuk minum atau mencuci produk.
- Mengidap penyakit hati lainnya, seperti hepatitis autoimun, hemochromatosis, penyakit Wilson’s, atau alpha-1 antitrypsin deficiency.
- Terlibat dalam kontak seksual yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks atau kerap berganti-ganti pasangan.
- Berbagi jarum suntik atau benda lain yang mungkin terkontaminasi virus hepatitis.
- Konsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
- Tidak divaksinasi terhadap virus hepatitis, khususnya HAV dan HBV7.
- Memiliki infeksi akut atau kronis dengan satu atau lebih virus hepatitis.
- Mengidap gangguan autoimun, seperti autoimun poliendokrinopati kandidiasis ectodermal dystrophy (APECE).
- Terlahir dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis, khususnya hepatitis B.
Gejala Hepatitis Akut
Indikasi atau gejala dari hepatitis akut akan muncul dengan sangat cepat pada pengidapnya. berikut adalah beberapa gejala umum dari kondisi tersebut, antara lain:
- Gejala yang menyerupai flu, seperti mual, muntah, demam, dan lemas.
- Kelelahan.
- Mengalami penurunan nafsu makan.
- Adanya rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati).
- Urine berubah warna menjadi keruh dan kulit mengalami jaundice (penyakit kuning).
- Feses yang berwarna pucat.
- Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Selain tanda-tanda di atas, orang yang mengidap hepatitis akut mungkin juga bisa mengalami demam dan ruam yang tidak menetap selama periode inkubasi. Gata-gatal biasanya tidak ditemukan pada awal kondisi, tapi dapat muncul apabila penyakit kuning berlanjut.
Diagnosis Hepatitis Akut
Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari pengidap. Selanjutnya, beberapa pemeriksaan lainnya juga dapat dilakukan sebagai penatalaksanaan diagnosis hepatitis, seperti:
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mendeteksi kelainan fisik yang muncul pada pengidap hepatitis akut. Dokter biasanya akan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis. Selain itu, pemeriksaan kulit serta mata juga akan dilakukan untuk melihat perubahan warna menjadi kuning atau tidak.
- Biopsi Hati
Saat mendiagnosis hepatitis, dokter juga akan memeriksa hati seseorang untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan. Agar dapat melakukannya, salah satu pemeriksaan yang dapat dijalani adalah biopsi hati.
Biopsi hati adalah prosedur yang melibatkan pengambilan sampel jaringan dari hati melalui kulit menggunakan jarum. Pemeriksaan ini biasanya akan menggunakan pemindaian ultrasound.
- Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati menggunakan sampel darah untuk menentukan seberapa efisien hati seseorang bekerja. Hasil abnormal dari tes ini mungkin merupakan indikasi pertama bahwa ada masalah, terutama jika kamu tidak menunjukkan tanda-tanda pada pemeriksaan fisik penyakit hati. Tingkat enzim hati yang tinggi dapat menunjukkan bahwa hati stres, rusak, atau tidak berfungsi dengan benar.
- Ultrasound
Pemeriksaan ultrasonografi perut menggunakan gelombang ultrasound merupakan salah satu pemeriksaan untuk mendiagnosis hepatitis akut. Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat dari dekat hati dan organ-organ terdekat. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kerusakan atau pembesaran hati, tumor hati, hingga kelainan kandung empedu.
Pengobatan Hepatitis Akut
Hepatitis akut dapat diobati selayaknya hepatitis kronis, yakni berdasarkan jenis yang mendasarinya. Bila dijabarkan secara rinci, berikut adalah penjelasannya:
- Hepatitis A. Penyakit ini mungkin tak memerlukan pengobatan. Namun, jika gejalanya menimbulkan banyak ketidaknyamanan, istirahat di tempat tidur mungkin diperlukan.
- Hepatitis B. Untuk gejala ringan, dokter akan merekomendasikan istirahat, nutrisi yang cukup, dan cairan. Namun, dokter akan merekomendasikan perawatan di rumah sakit jika gejalanya parah.
- Hepatitis C. Obat antivirus dapat mengobati hepatitis C akut dan kronis.
- Hepatitis D. Hepatitis D ditangani dengan obat yang disebut alpha interferon. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk pengidap kerusakan hati sirosis, kondisi kejiwaan, dan penyakit autoimun. Sebab, obat tersebut dapat menimbulkan efek samping yang parah.
- Hepatitis E. Saat ini, tidak ada terapi medis khusus yang tersedia untuk mengobati hepatitis E. Sebab, infeksi seringkali akut, sehingga pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya.
Komplikasi Hepatitis Akut
Meski jarang terjadi, komplikasi yang paling serius dari hepatitis akut adalah perkembangan kondisi gagal hati akut (ALF) pada pengidap hepatitis akut yang tidak mengidap penyakit hati sebelumnya.
Jika sudah sampai tahap gagal hati akut, maka pengidap hepatitis akut harus mempertimbangkan transplantasi hati.
Pencegahan Hepatitis Akut
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya hepatitis akut. Namun, upayanya akan dibedakan berdasarkan jenis hepatitis akut yang menyerang, yaitu:
- Melakukan vaksinasi. Saat ini, vaksin hepatitis A dan B sudah tersedia untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut.
- Mengurangi atau membatasi konsumsi alkohol, agar terhindar dari hepatitis alkoholik.
- Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis E (HEV).
- Tidak meminjamkan dan menggunakan sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik yang sama dengan orang lain. Selain itu, pastikan untuk tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung agar terhindar dari hepatitis C.
- Mencuci bahan makanan yang dikonsumsi dengan bersih, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
- Melakukan hubungan seksual yang aman, agar terhindar dari hepatitis B. Misalnya, menggunakan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekatmu ada yang mengalami beberapa gejala dari hepatitis akut, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sebab, diagnosis dan penanganan yang dilakukan sedari dini tentunya dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa buat janji rumah sakit dengan dokter pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi: