Henti Jantung
DAFTAR ISI
- Pengertian Henti jantung
- Penyebab Henti jantung
- Faktor Risiko Henti jantung
- Gejala Henti jantung
- Diagnosis Henti jantung
- Pengobatan Henti jantung
- Komplikasi Henti jantung
- Pencegahan Henti jantung
Pengertian Henti jantung
Henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi jantung yang sangat serius. Sebab, ketika henti jantung terjadi, jantung akan berhenti berdetak. Kondisi ini juga dikenal sebagai kematian jantung mendadak.
Perlu diingat bahwa detak jantung manusia dikendalikan oleh impuls listrik. Saat impuls ini berubah pola, detak jantung menjadi tidak teratur dan menyebabkan terjadinya aritmia.
Jika aritmia terlambat mendapat penanganan, kondisi dapat menyebabkan henti jantung yang dapat berujung pada kematian.
Cardiac arrest mungkin sering tertukar dengan istilah medis serangan jantung. Padahal, serangan jantung dan henti jantung merupakan dua kondisi yang berbeda. Penyebab serangan jantung yaitu adanya masalah pada sistem sirkulasi tubuh yang menghalangi aliran darah ke jantung.
Sebagian besar serangan jantung penyebanya oleh penyakit arteri koroner. Selain itu, usia, kebiasaan gaya hidup, seperti diet dan olahraga, dan kondisi medis lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami serangan jantung.
Penyebab Henti jantung
Sejumlah faktor dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Dua yang paling umum adalah fibrilasi ventrikel dan atrium.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Fibrilasi ventrikel
Jantung manusia memiliki empat ruang. Dua bilik bawah adalah ventrikel. Ketika seseorang mengalami fibrilasi ventrikel, bilik tersebut akan bergetar di luar kendali, sehingga ritme detak jantung akan berubah secara dramatis.
Akibatnya, ventrikel mulai memompa darah secara tidak efisien, sehingga akan mengurangi jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh secara signifikan.
Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah berhenti sama sekali. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jantung mendadak.
2. Fibrilasi atrium
Jantung juga dapat berhenti berdetak secara efisien setelah aritmia di bilik atas jantung. Kamar-kamar tersebut bernama atrium. Fibrilasi atrium terjadi ketika simpul sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik yang benar.
Nodus SA manusia terletak di atrium kanan. Bagian jantung ini mengatur seberapa cepat jantung memompa darah.
Ketika impuls listrik masuk ke fibrilasi atrium, ventrikel tidak dapat memompa darah keluar ke tubuh secara efisien.
Faktor Risiko Henti jantung
Kondisi jantung dan faktor kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko cardiac arrest. Berikut adalah penjelasannya:
1. Mengidap penyakit jantung koroner
Jenis penyakit jantung ini bermula di arteri koroner. Jika arteri ini tersumbat, jantung tidak dapat menerima darah dengan benar. Hal ini berisiko membuat jantung berhenti bekerja.
2. Ukuran jantung yang besar
Memiliki jantung besar yang tidak normal menempatkan seseorang pada peningkatan risiko serangan jantung.
Sebab, jantung yang besar rentan untuk berdetak secara tidak benar. Selain itu, otot juga mungkin lebih rentan terhadap kerusakan jika ukuran jantung besar.
3. Katup jantung tidak beraturan
Penyakit katup dapat membuat katup jantung bocor atau menyempit. Hal ini membuat darah yang bersirkulasi melalui jantung membebani bilik dengan darah atau tidak memenuhi kapasitasnya. Akibatnya, bilik-bilik jantung dapat menjadi lemah atau membesar.
4. Mengidap penyakit jantung bawaan
Beberapa orang terlahir dengan kerusakan jantung akibat faktor genetik. Henti jantung mendadak dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan masalah jantung yang serius.
5. Masalah impuls listrik
Adanya masalah dengan sistem kelistrikan jantung dapat meningkatkan risiko kematian jantung mendadak. Masalah ini dikenal sebagai kelainan irama jantung primer.
Sementara itu, ada beberapa faktor risiko lain yang juga dapat memicu kondisi ini meliputi:
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Gaya hidup yang kurang sehat seperti sering begadang.
- Mengidap tekanan darah tinggi.
- Mengalami kegemukan atau obesitas.
- Memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit jantung.
- Adanya riwayat henti jantung sebelumnya.
- Berusia di atas 45 untuk pria, atau di atas 55 untuk wanita.
- Berjenis kelamin laki-laki.
- Pernah atau sedang melakukan penyalahgunaan zat.
- Memiliki kadar potasium atau magnesium rendah pada tubuh.
Selain faktor di atas, masih ada faktor lainnya yang bisa kamu baca di artikel ini: Catat, Ini 5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Henti Jantung
Gejala Henti jantung
Gejala awal kondisi ini sering kali merupakan tanda peringatan. Jika kamu mengalami cardiac arrest, kamu bisa mengalami:
- Merasa pusing secara tiba-tiba.
- Menjadi sesak napas.
- Merasa lelah atau lemah.
- Muntah.
- Merasakan detak jantung yang berdebar.
- Perawatan darurat segera kamu perlukan jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala-gejala berikut:
- Sakit pada dada.
- Tidak bernapas atau kesulitan bernapas secara mendadak.
- Mengalami penurunan kesadaran.
- Pingsan atau kehilangan kesadaran mendadak.
Henti jantung mungkin tidak memiliki gejala sebelum terjadi. Jika kamu atau orang terdekatmu merasakan sejumlah gejala tersebut yang terus berlanjut, segeralah cari perawatan medis.
Cardiac arrest atau henti jantung bisa sangat berbahaya apabila dibiarkan. Kamu bisa hubungi Dokter Spesialis Ini yang Bisa Bantu Penanganan Cardiac Arrest
Diagnosis Henti jantung
Selama terjadinya masalah jantung yang menyebabkan jantung berhenti berdetak secara efisien, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Hal ini bertujuan untuk memastikan diagnosis dan menentukan perawatan medis yang dapat pengidap jalani.
Nantinya, selama pemeriksaan dokter berkemungkinan besar akan melakukan tes yang bernama elektrokardiogram untuk mengidentifikasi jenis ritme abnormal yang dialami jantung kamu.
Bila kamu sedang melakukan pemeriksaan jantung dan ingin mengetahui tes jantung lainnya, maka kamu bisa baca artikel Diagnosis Penyakit Katup Jantung dengan Echocardiografi
Untuk mengobati kondisi tersebut, dokter kemungkinan akan menggunakan defibrillator untuk menyetrum jantung. Sebab, sengatan listrik sering kali dapat mengembalikan jantung ke ritme normal.
Tes lain juga dapat kamu gunakan jika mengalami masalah pada jantung:
- Tes darah dapat dokter gunakan untuk mencari tanda-tanda serangan jantung. Selain itu, tes ini juga dapat mengukur kadar kalium dan magnesium.
- Rontgen dada dapat mencari tanda penyakit lain di jantung.
Pengobatan Henti jantung
Cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah salah satu bentuk perawatan darurat untuk cardiac arrest. Selain itu, perawatan lain seperti defibrilasi jantung juga dapat dokter lakukan untuk membuat jantung kembali berdetak setelah berhenti akibat henti jantung.
Dokter juga mungkin akan menganjurkan satu atau lebih perawatan untuk mengurangi risiko terjadinya henti jantung selanjutnya. Berikut adalah perawatan tersebut:
- Obat dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
- Pembedahan dapat memperbaiki pembuluh darah atau katup jantung yang rusak. Tindakan ini juga dapat memotong atau menghilangkan penyumbatan di arteri.
- Olahraga dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular.
- Perubahan pola makan yang bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol.
Selain pengobatan di atas, kamu juga perlu mengetahui Ini Pertolongan Pertama saat Mengalami Henti Jantung.
Komplikasi Henti jantung
Saat henti jantung tiba-tiba terjadi, kondisi ini dapat membuat aliran darah ke otak berkurang. Berkurangnya aliran darah ke otak seseorang akan menyebabkan ketidaksadaran sehingga orang yang mengalami henti jantung akan pingsan.
Jika irama jantung yang terganggu akibat henti jantung tidak cepat kembali normal, kerusakan otak dapat terjadi. Bahkan, pada kasus yang parah cardiac arrest juga berisiko tinggi mengakibatkan kematian.
Pencegahan Henti jantung
Selayaknya masalah jantung lainnya, cardiac arrest dapat berkurang risikonya dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up secara rutin. Khususnya pemeriksaan terhadap kesehatan jantung dan aliran darah melalui skrining penyakit jantung.
- Berolahraga secara rutin untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mencegah obesitas atau hipertensi.
- Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
- Membatasi asupan minuman beralkohol dan makanan tinggi lemak jenuh.
- Jika kamu merokok, penting untuk segera menghentikan kebiasaan ini.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah memeriksakan kondisi kesehatan apabila kamu atau orang terdekatmu merasakan sejumlah gejala peringatan henti jantung. Apalagi jika gejala tersebut sering kamu rasakan atau tak kunjung membaik.
Sebagai tindakan pencegahan, kamu bisa ketahui level risiko penyakit jantung di dalam tubuh kamu melalui fitur Cek Risiko Jantung di Halodoc✔️ klik gambar di bawah ini.