Haloperidol
DAFTAR ISI
- Apa Itu Haloperidol?
- Manfaat Haloperidol
- Peringatan Sebelum Menggunakan Haloperidol
- Dosis dan Aturan Pakai Haloperidol
- Cara Menggunakan Haloperidol dengan Benar
- Efek Samping Haloperidol
- Interaksi Haloperidol
- Kontraindikasi Haloperidol
Apa Itu Haloperidol?
Haloperidol adalah obat antipsikotik yang bermanfaat untuk mengobati gangguan psikotik serta mengatasi gejala seperti kegelisahan, mudah marah, dan delirium. Obat ini bekerja dengan menghambat efek dopamin dan meningkatkan perputarannya dalam otak.
Haloperidol efektif dalam mengelola skizofrenia dan mengurangi tics pada sindrom Tourette. Selain itu, haloperidol juga dapat bermanfaat untuk menangani masalah perilaku pada anak-anak. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet oral yang kamu dapatkan dengan resep dokter.
- Golongan: Obat keras.
- Kategori: Antipsikotik.
- Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
- Haloperidol untuk ibu hamil: Obat ini hanya boleh digunakan jika benar-benar diperlukan selama hamil. Konsultasikan pada dokter jika kamu sedang atau berencana hamil.
- Haloperidol untuk ibu menyusui: Obat ini dapat masuk ke ASI dan menimbulkan efek pada bayi. Konsultasikan pada dokter jika sedang menyusui.
- Bentuk obat: Tablet dan cairan
Manfaat Haloperidol
Konsumsi obat haloperidol dapat membantu mengatasi gejala beberapa penyakit berikut ini:
1. Skizofrenia
Haloperidol bermanfaat untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan mental, terutama yang bersifat psikotik.
Obat ini efektif mengatasi gejala skizofrenia seperti delusi dan halusinasi, yang membuat seseorang melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak ada, mempercayai hal-hal yang tidak benar, merasa curiga secara tidak wajar, atau mengalami pemikiran yang membingungkan.
Ketahui terkait penyakit ini dengan membaca artikel berikut: “Ini 6 Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai”.
2. Gangguan tourette
Selain untuk skizofrenia, haloperidol juga bermanfaat untuk mengontrol gejala gangguan tourette, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Obat ini membantu mengatasi gejala tics motorik (kebutuhan tak terkendali untuk mengulang gerakan tubuh tertentu), dan tics verbal (kebutuhan tak terkendali untuk mengulang suara atau kata) pada individu dengan gangguan tourette.
3. Anak-anak dengan gangguan perilaku
Haloperidol juga bermanfaat untuk menangani masalah perilaku berat pada anak-anak yang menunjukkan perilaku kombatif, ledakan emosi, atau hiperaktivitas.
Pada anak-anak hiperaktif dengan gangguan perilaku seperti impulsivitas, kesulitan mempertahankan perhatian, agresivitas, fluktuasi suasana hati, dan toleransi frustrasi yang buruk, haloperidol dapat menjadi opsi pengobatan jangka pendek setelah terapi psikologis atau pengobatan lain selain antipsikotik tidak memberikan hasil.
Selain beberapa masalah di atas, obat ini juga mungkin dokter resepkan untuk penyakit lainnya.
Peringatan Sebelum Menggunakan Haloperidol
Sebelum menggunakan obat ini, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Obat ini dapat menyebabkan pusing atau kantuk. Hindari mengemudikan kendaraan, menggunakan mesin, atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini.
- Haloperidol dapat mengurangi produksi keringat, meningkatkan risiko terkena heat stroke. Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kepanasan, seperti kerja berat atau olahraga di cuaca panas, dan gunakan pakaian ringan.
- Beri tahu dokter dan apoteker jika kamu alergi terhadap haloperidol atau obat lain.
- Beri tahu dokter jika kamu memiliki atau pernah memiliki penyakit Parkinson. Dokter mungkin akan menyarankan untuk tidak menggunakan haloperidol.
- Informasikan jika kamu memiliki sindrom QT berkepanjangan, kanker payudara, gangguan bipolar, citrullinemia, EEG abnormal, kejang, irama jantung tidak teratur, kadar kalsium atau magnesium rendah, masalah keseimbangan, nyeri dada, atau penyakit jantung atau tiroid.
- Beritahu dokter jika kamu sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui.
- Jika menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa kamu mengonsumsi haloperidol.
- Tanyakan kepada dokter tentang konsumsi alkohol yang aman selama pengobatan dengan haloperidol, karena alkohol dapat memperburuk efek samping obat ini.
Dosis dan Aturan Pakai Haloperidol
Aturan pemakaian dan dosis haloperidol tergantung pada alasan penggunaannya.
- Untuk orang dewasa: dosisnya antara 1 mg hingga 10 mg per hari. Kamu mungkin akan mengonsumsinya dalam beberapa dosis kecil sepanjang hari atau dalam 1 atau 2 dosis besar.
- Untuk anak-anak usia 6 hingga 11 tahun: dosis tergantung pada berat badan anak.
Jika kamu menggunakan haloperidol untuk mengatasi mual, kegelisahan, atau kecemasan, biasanya pemakaiannya hanya untuk waktu yang singkat.
Namun, jika kamu mengonsumsi obat ini untuk kondisi kesehatan mental, kamu mungkin perlu mengonsumsinya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dokter mungkin memberimu dosis rendah terlebih dahulu dan meningkatkannya secara bertahap. Jika kondisi membaik, dosis juga mungkin akan dokter kurangi.
Teruslah minum haloperidol meskipun merasa baik. Jangan hentikan mengonsumsi obat ini tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu. Ikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat ini.
Cara Menggunakan Haloperidol dengan Benar
Haloperidol tersedia dalam bentuk tablet dan cairan. Biasanya, kamu perlu mengonsumsi obat ini dua atau tiga kali sehari pada waktu yang sama. Agar tidak lupa, kamu bisa menyetel alarm agar bisa minum obat tepat waktu.
Ikuti petunjuk pada label resep dan jangan mengubah dosis tanpa konsultasi dokter.
Untuk obat tablet, kamu bisa menelannya langsung dengan air baik dengan atau tanpa makanan.
Sementara itu, gunakan pipet pengukur yang tersedia dengan obat jika kamu menggunakan sediaan berbentuk cairan. Jangan mengukur dosis dengan sendok makan karena tidak akurat.
Selain itu, kamu sebaiknya tidak menghentikan penggunaan obat dengan tiba-tiba tanpa konsultasi pada dokter.
Efek Samping Haloperidol
Obat ini mungkin bisa menyebabkan beberapa efek samping umum, seperti:
- Pusing atau tekanan darah rendah.
- Konstipasi.
- Mulut kering.
- Penglihatan kabur.
- Merasa mengantuk.
- Masalah tidur (insomnia).
Pada beberapa kasus, obat ini juga dapat menimbulkan efek samping serius, seperti:
- Konstipasi parah, kadang disertai nyeri perut berat.
- Kekakuan atau getaran otot.
- Masalah dengan gerakan, seperti merasa gelisah atau kesulitan mengendalikan gerakan tangan atau kaki.
- Gerakan tidak terkendali pada wajah atau lidah.
- Suhu tubuh tiba-tiba tinggi atau mengalami infeksi.
- Detak jantung cepat atau tidak teratur (jantung terasa berdebar).
Segera hubungi dokter apabila kamu mengalami efek samping serius ataupun efek samping umum yang tidak kunjung hilang.
Selain itu, beberapa orang yang mengonsumsi obat ini dalam jangka panjang juga dapat mengalami gangguan gerakan yang menyebabkan gerakan ritmis pada lidah, wajah, mulut, atau rahang. Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala ini.
Selain dengan obat, skizofrenia juga dapat kamu kontrol dengan beberapa cara pada artikel berikut ini: “Perawatan yang Tepat untuk Mengatasi Skizofrenia”.
Interaksi Haloperidol
Beberapa obat yang mungkin berinteraksi dengan haloperidol meliputi:
- Cabergoline.
- Ketoconazole.
- Lithium.
- Methyldopa.
- Paroxetine.
- Pergolide.
- Quinupristin/dalfopristin.
- Saquinavir.
- Obat yang mempengaruhi irama jantung (Amiodarone, Dofetilide, Pimozide, Quinidine, Sotalol, dan Procainamide).
- Antibiotik makrolida (misalnya eritromisin).
- Obat pereda nyeri atau batuk opioid (misalnya kodein, hidrokodon)
- Alkohol.
- Obat tidur atau kecemasan (misalnya alprazolam, lorazepam, zolpidem)
- Relaksan otot (misalnya carisoprodol, siklobenzaprin).
- Antihistamin (misalnya cetirizine, diphenhydramine).
Selain beberapa obat tersebut, masih ada berbagai obat lainnya yang mungkin berinteraksi dengan obat ini. Beri tahu dokter terkait obat-obatan yang sedang kamu konsumsi, termasuk suplemen dan obat herbal.
Kontraindikasi Haloperidol
Haloperidol mungkin tidak cocok untuk semua orang. Hindari penggunaan obat ini jika kamu memiliki riwayat reaksi alergi terhadap haloperidol atau obat lain.
Selain itu, beritahu juga jika kamu memiliki masalah dengan irama jantung (aritmia), kondisi jantung yang disebut sindrom QT berkepanjangan, gagal jantung berat, atau jika kamu baru-baru ini mengalami serangan jantung dalam dua bulan terakhir.
Informasikan juga pada dokter jika kamu menderita penyakit Parkinson.
Pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter terkait penggunaan obat ini. Kamu bisa menggunakan layanan Halodoc untuk memudahkan komunikasi dengan dokter secara online.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat-obatan dan produk kesehatan lainnya dengan mudah dari Toko Kesehatan Halodoc.