Gigi Bungsu
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gigi Bungsu?
- Penyebab Gigi Bungsu
- Faktor Risiko Gigi Bungsu
- Gejala Gigi Bungsu
- Riset Seputar Gigi Bungsu
- Hubungi Dokter Ini untuk Saran Penanganan Masalah Gigi Bungsu
- Diagnosis Gigi Bungsu
- Pengobatan Gigi Bungsu
- Cara Alami Mengatasi Nyeri Gigi Bungsu
- Komplikasi Gigi Bungsu
- Pencegahan Gigi Bungsu
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Gigi Bungsu?
Gigi bungsu adalah gigi yang letaknya ada di paling belakang dari deretan gigi geraham. Seperti namanya, ini adalah gigi yang paling terakhir tumbuh, biasanya pada usia remaja atau dewasa.
Karena tumbuh paling akhir, gigi ini terkadang tidak mendapat ruang yang cukup.
Bahkan, pada beberapa kasus, tidak bisa keluar dari gusi. Kondisi ini bisa menyebabkan impaksi, di mana gigi ini tidak tumbuh dengan sempurna.
Impaksi pada gigi bungsu dapat menyebabkan rasa sakit pada gigi dan gusi.
Itulah sebabnya penanganan harus segera dilakukan, agar tidak menyebabkan masalah lebih lanjut.
Penyebab Gigi Bungsu
Keberadaan gigi bungsu sebenarnya normal. Gigi ini biasanya tumbuh di usia 17–25 tahun.
Nyeri pada gigi ini seringkali terjadi karena rahang terlalu sempit sehingga tidak ada cukup ruang untuk gigi bertumbuh.
Gigi bungsu dapat mengalami impaksi jika:
- Tidak memiliki cukup ruang di rongga mulut.
- Ada hambatan atau halangan di area gigi tumbuh.
- Gigi tumbuh dalam posisi yang tidak normal. Seperti miring ke arah gigi lain.
Gigi yang tumbuh paling akhir ini tentu ada fungsinya. Simak penjelasannya di sini → Ibu Perlu Tahu, Inilah Fungsi Utama Gigi Bungsu
Faktor Risiko Gigi Bungsu
Beberapa faktor risiko nyeri pada gigi ini, yaitu:
- Berusia 17–25 tahun
- Memiliki struktur rahang yang kecil atau sempit. Rahang yang kecil dan sempit menyebabkan gigi ini tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh dengan baik.
Gejala Gigi Bungsu
Gigi bungsu yang tumbuh baru bisa kamu ketahui melalui rontgen gigi. Dokter dapat melakukan pemeriksaan dengan sinar-X panoramik.
Dengan tujuan untuk menangkap gambar seluruh gigi dan rahang, untuk mengetahui posisi gigi ini.
Selain melalui rontgen, tumbuhnya gigi ini juga bisa dikenali melalui gejalanya.
Beberapa gejala yang sering berkaitan dengan tumbuhnya gigi ini, yaitu:
- Pembengkakan gusi, biasanya di belakang gigi geraham kedua.
- Sakit rahang.
- Gusi berdarah atau lunak.
- Kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
- Rasa tidak enak pada mulut.
- Bau mulut.
Nyeri akibat gigi ini bisa berkisar ringan hingga sesekali terasa tajam menusuk. Kamu mungkin juga akan merasa tidak nyaman saat mengunyah.
Jika muncul gejala demikian, biasanya hal tersebut menjadi pertanda impaksi.
Riset Seputar Gigi Bungsu
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Healthcare telah mengidentifikasi faktor risiko infeksi yang muncul setelah pencabutan gigi geraham bungsu, yang biasanya muncul 1-4 minggu setelah pencabutan.
Penelitian ini menganalisis 1400 kasus pencabutan gigi geraham bungsu di Rumah Sakit Universitas Kagawa dari April 2015 hingga Juni 2022.
Hasilnya, infeksi setelah pencabutan gigi terjadi sebanyak 1,1 persen kasus.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi adalah posisi gigi geraham bungsu, hipertensi, dan penggunaan agen hemostatik (untuk menghentikan pendarahan).
Studi ini menyarankan agar pasien dengan faktor risiko tersebut mendapatkan pemantauan jangka panjang agar mencegah infeksi.
Fakta Unik
1. Sekitar 35 persen orang dewasa tidak memiliki gigi bungsu, karena faktor genetik atau evolusi.
2. Gigi bungsu bisa tumbuh miring atau terpendam, menyebabkan masalah jika tidak diekstraksi.
Hubungi Dokter Ini untuk Saran Penanganan Masalah Gigi Bungsu
Jika kamu tanda-tanda gigi bungsu seperti di atas, segeralah memeriksakan diri. Semakin cepat masalah ini ditangani, gejala yang kamu rasakan bisa segera mereda.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter gigi dalam di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Gigi Bungsu
Diagnosis masalah pada gigi bungsu dapat dilakukan dokter gigi atau ahli bedah mulut.
Dokter dapat mengevaluasi kondisi gigi dan mulut, untuk menentukan apakah masih ada ruang untuk gigi ini tumbuh dan apakah terjadi impaksi atau tidak.
Prosedur yang bisa kamu jalani meliputi:
- Menanyakan seputar gejala dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
- Pemeriksaan kondisi gigi dan gusi.
- Rontgen gigi yang dapat mengungkapkan adanya gigi impaksi, serta tanda-tanda kerusakan pada gigi atau tulang.
Pengobatan Gigi Bungsu
Gigi bungsu tidak selalu harus dicabut, terlebih jika rahang memiliki ruang yang cukup untuk gigi tumbuh dengan baik.
Pengobatan baru perlu apabila tidak ada ruang lagi untuk gigi tumbuh dan jika terjadi impaksi gigi.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan untuk gigi yang bermasalah:
1. Mengelola Gigi Bungsu Tanpa Gejala
Jika gigi ini tidak menimbulkan gejala atau masalah gigi lainnya, ini termasuk dalam kategori asimtomatik.
Meski tidak selalu, dokter mungkin tetap menyarankan pencabutan gigi ini untuk mencegah potensi masalah di masa depan.
2. Operasi Pengangkatan
Impaksi yang menyebabkan rasa sakit atau masalah gigi lainnya perlu dicabut melalui prosedur pembedahan.
Tujuan prosedur ini adalah untuk mencegah infeksi, penyakit gusi, kerusakan gigi, dan terbentuknya kista. Prosesnya meliputi:
- Sedasi atau Anestesi. Dokter biasanya akan memberikan anestesi lokal untuk membuat mulut mati rasa. anestesi sedasi yang menurunkan kesadaran atau bahkan memberikan anestesi umum yang dapat menghilangkan kesadaran.
- Pencabutan Gigi. Selama ekstraksi, dokter gigi atau ahli bedah mulut perlu membuat sayatan di gusi dan menghilangkan tulang yang menghalangi akses ke akar gigi yang impaksi.
- Penjahitan. Setelah mencabut gigi, dokter gigi atau ahli bedah mulut biasanya menutup luka dengan jahitan dan membungkus ruang kosong (soket) dengan kain kasa.
Pencabutan gigi bungsu dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan, serta pembengkakan pada lokasi atau rahang.
Kondisi ini bisa membuat kamu kesulitan saat membuka mulut lebar-lebar karena pembengkakan pada otot rahang.
Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena efek samping pembedahan biasanya hanya bertahan sementara.
Dokter akan memberikan instruksi untuk merawat luka dan untuk mengelola rasa sakit dan bengkak.
Seperti minum obat pereda nyeri dan menggunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
Cara Alami Mengatasi Nyeri Gigi Bungsu
Agar nyeri saat gigi tumbuh tidak mengganggu aktivitas, ada beberapa cara alami yang bisa kamu coba, yaitu:
1. Kumur Air Garam
Campur satu sendok teh garam dengan segelas air hangat. Lalu, gunakan larutan ini untuk berkumur selama beberapa menit.
Ulangi beberapa kali, hingga nyeri berkurang.
2. Kompres Es
Kompres area pipi di mana gigi bungsu tumbuh dengan es batu yang dibalut dengan kain.
Lakukan pengompresan selama 15-20 menit, selama beberapa kali hingga nyeri berkurang.
3. Kunyah Bawang Merah
Bawang merah punya sifat antiinflamasi dan antimikroba, yang dapat mengurangi peradangan dan melawan infeksi bakteri.
Karena itulah bawang merah bisa bantu atasi nyeri.
Caranya, potong bawang hingga berukuran cukup kecil, dan kunyah di bagian gigi yang sakit.
Lakukan kunyahan selama beberapa menit, lalu buang sisa bawang, tidak perlu ditelan.
4. Gunakan Cengkeh atau Minyaknya
Selain jadi bumbu masakan, cengkeh juga bisa mengatasi nyeri pada gigi bungsu.
Jika menggunakan cengkeh utuh, kamu hanya perlu meletakkannya di atas gigi yang nyeri, tanpa mengunyahnya.
Sementara itu, jika kamu ingin menggunakan minyak cengkeh, teteskanlah beberapa tetes minyak di kapas, lalu oleskan pada gigi yang sakit.
5. Kompres Kantong Teh
Teh mengandung tanin yang memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Ini membuatnya bisa mengurangi peradangan dan melawan infeksi bakteri pada gigi yang impaksi.
Caranya, taruh kantong teh celup selama beberapa jam di lemari es. Lalu, tempatkan kantong teh di bagian gigi yang nyeri.
Diamkan selama beberapa menit, dan ulangi hingga nyeri hilang.
Komplikasi Gigi Bungsu
Kamu mungkin bertanya-tanya, apa akibat gigi bungsu tidak dicabut?
Jika masih ada cukup ruang untuk gigi ini tumbuh, kemungkinan besar tumbuhnya gigi tidak akan menyebabkan nyeri atau masalah lainnya.
Namun, jika ruang cukup sempit dan terjadi impaksi gigi, ada sejumlah komplikasi yang bisa terjadi bila gigi ini tidak segera ditangani. Risiko komplikasinya yaitu:
1. Kerusakan pada Gigi Lainnya
Jika gigi bungsu menekan gigi geraham kedua, hal itu dapat merusak gigi geraham kedua atau meningkatkan risiko infeksi di daerah tersebut.
Tekanan ini juga dapat menyebabkan masalah dengan gigi yang berjejal atau memerlukan perawatan ortodontik untuk meluruskan gigi lainnya.
2. Kista
Gigi dapat berkembang dalam kantung di dalam tulang rahang.
Kantung tersebut dapat terisi dengan cairan, membentuk kista yang dapat merusak tulang rahang, gigi, dan saraf. Jarang, tumor non-kanker juga bisa berkembang.
Ini mungkin memerlukan pengangkatan jaringan dan tulang.
3. Pembusukan Gigi
Gigi bungsu yang impaksi sebagian berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan gigi (karies) daripada gigi lainnya.
Ini mungkin terjadi karena gigi ini lebih sulit kamu bersihkan dan karena makanan dan bakteri mudah terperangkap di antara gusi dan gigi yang erupsi sebagian.
4. Penyakit Gusi
Kesulitan membersihkan gigi yang impaksi dan erupsi sebagian meningkatkan risiko inflamasi gusi bernama perikoronitis di daerah tersebut.
Pencegahan Gigi Bungsu
Impaksi gigi mungkin tidak bisa kamu cegah. Namun, infeksi dan kerusakan lebih lanjut akibat kondisi ini bisa kamu cegah.
Dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan menjalani pemeriksaan gigi secara rutin, setidaknya 6 bulan sekali.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Impacted wisdom teeth.
Better Health Channel. Diakses pada 2024. Wisdom teeth.
Healthline. Diakses pada 2024. How to Know If Your Wisdom Teeth Are Coming in.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Disease & Conditions. Impacted Wisdom Teeth.
Verywell Health. Diakses pada 2024. Wisdom Teeth Removal Surgery: Everything You Need to Know.
Miyazaki R, et al. Diakses pada 2024. Risk Factors for Delayed-Onset Infection after Mandibular Wisdom Tooth Extractions.
Frequently Asked Questions
1. Gigi bungsu keluar di umur berapa?
Gigi bungsu biasanya tumbuh pada usia 17–25 tahun, karena gigi ini adalah yang terakhir tumbuh dalam deretan gigi geraham.
2. Apa akibat jika gigi bungsu tidak dicabut?
Jika gigi bungsu mengalami impaksi (tidak tumbuh sempurna) dan tidak dicabut, dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Kerusakan pada gigi lainnya, misalnya menekan gigi geraham kedua sehingga meningkatkan risiko infeksi dan pergeseran posisi gigi.
- Kista, yaitu kantung berisi cairan yang dapat merusak tulang rahang, gigi, dan saraf.
- Pembusukan gigi, karena gigi bungsu sulit dibersihkan dan rentan terkena karies.
- Penyakit gusi seperti perikoronitis (inflamasi gusi).
3. Apa dampak dari gigi bungsu?
Dampak dari tumbuhnya gigi bungsu tergantung pada kondisinya:
- Jika tumbuh normal: Tidak menimbulkan masalah.
- Jika impaksi: Dapat menimbulkan rasa sakit, infeksi, kerusakan gigi, atau masalah lainnya yang memerlukan penanganan.
4. Apa ciri-ciri gigi bungsu tumbuh?
Ciri-ciri gigi bungsu yang sedang tumbuh meliputi:
- Pembengkakan gusi di belakang gigi geraham kedua.
- Nyeri rahang.
- Gusi berdarah atau lunak.
- Kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
- Bau mulut dan rasa tidak enak pada mulut.
Apabila muncul gejala tersebut, kemungkinan terjadi impaksi gigi bungsu.