Gastritis
Artikel ini telah di-review oleh dr. Fauzan Azhari SpPD
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gastritis?
- Jenis Gastritis
- Penyebab Gastritis
- Faktor Risiko Gastritis
- Gejala Gastritis
- Riset Seputar Gastritis
- Diagnosis Gastritis
- Pengobatan Gastritis
- Komplikasi Gastritis
- Pencegahan Gastritis
- Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Mengobati Gastritis
Apa Itu Gastritis?
Gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan.
Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan.
Lapisan lambung dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan tersebut. Saat lendir tersebut hilang, iritasi bisa terjadi pada lambung.
Jenis Gastritis
Istilah gastritis juga dikenal sebagai iritasi lambung atau radang lambung yang bisa muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu yang relatif lama.
Meskipun gejala gangguan pencernaan ini mirip mag, tetapi ia berbeda dengan penyakit tersebut.
Gangguan pencernaan ini dibagi menjadi dua berdasarkan jangka waktu perkembangan gejalanya, yaitu:
1. Gastritis Akut
Ini adalah jenis yang berkembang secara cepat dan tiba-tiba.
Dalam kondisi akut, iritasi akan muncul tiba-tiba. Umumnya, akan muncul nyeri ulu hati yang parah walau hanya sementara sebagai gejala yang ditimbulkan.
2. Gastritis Kronis
Pada kondisi kronis, iritasi di lambung berlangsung lambat tetapi akan terjadi dalam kurun waktu yang relatif lebih lama.
Nyeri yang disebabkan dari iritasi lambung yang kronis ini tidak separah dibandingkan dengan gastritis akut tetapi akan terjadi pada waktu yang lama.
Iritasi ini dapat mengubah struktur lapisan lambung dan mempunyai risiko menjadi kanker.
Penyakit ini juga dapat menyebabkan gastritis erosif, atau terjadinya pengikisan lambung.
Pengikisan tersebut bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada lambung.
Meskipun kondisi tersebut terbilang jauh lebih jarang dibandingkan dengan gastritis erosif.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami Sakit Perut Akibat Gastritis? Konsultasi Segera dengan Dokter Ini.
Penyebab Gastritis
Gastritis ditandai dengan kerusakan atau gangguan pada lapisan lendir pelindung dinding lambung, sehingga cairan pencernaan dapat merusak lapisan lambung.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis, di antaranya:
- Infeksi bakteri H. pylori.
- Efek samping konsumsi obat untuk mengurangi gejala peradangan secara berkala.
- Stres.
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Penyalahgunaan obat-obatan.
- Reaksi autoimun.
- Pertambahan usia.
- Infeksi bakteri dan virus.
- Penyakit Crohn.
- Penyakit HIV/AIDS.
- Refluks empedu.
- Anemia pernisiosa.
- Muntah kronis.
Faktor Risiko Gastritis
Penyakit gastritis juga memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang untuk mengalaminya.
Berikut ini adalah faktor risiko gastritis, antara lain:
- Konsumsi makanan dengan kadar pengawet dan garam yang tinggi berlebihan.
- Konsumsi makanan berlemak dan berminyak berlebihan.
- Konsumsi makanan asam dan pedas berlebihan.
- Konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka panjang.
- Kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.
- Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.
- Kebiasaan merokok.
Gejala Gastritis
Ketika gastritis terjadi, ada pengidapnya yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
Jika merasakan gejala, berikut adalah beberapa gejala umum dari gastritis, antara lain:
- Panas dan juga nyeri yang menggerogoti dalam lambung.
- Hilang nafsu makan.
- Cepat merasa kenyang saat makan.
- Perut kembung.
- Cegukan.
- Mual.
- Muntah.
- Sakit perut.
- Gangguan saluran cerna.
- BAB dengan tinja berwarna hitam pekat.
- Muntah darah.
Riset Seputar Gastritis
Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Mathews Journal of Case Reports, faktor utama penyebab gastritis adalah infeksi Helicobacter pylori, stres, pola makan yang tidak teratur dengan pilihan makanan yang kurang sehat, penyalahgunaan obat, serta kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Gastritis dapat didiagnosa melalui pemeriksaan riwayat medis, endoskopi, pengujian infeksi H. pylori, dan pencitraan radiologi seperti X-ray dan USG.
Pengobatan berfokus pada mengurangi keasaman lambung dengan mengonsumsi obat seperti PPI (proton pump inhibitor), penghambat H2, sucralfate, serta terapi antibiotik untuk infeksi H. pylori.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya perubahan gaya hidup, seperti mengadopsi pola makan teratur, menghindari alkohol, makanan berminyak atau manis, menjaga rutinitas tidur, dan menjalani aktivitas fisik teratur untuk mencegah gastritis.
Fakta Unik
1. Gastritis dapat dipicu oleh kondisi stres berat, seperti akibat cedera fisik atau operasi besar.
2. Bukan hanya stres, kopi tanpa kafein juga mampu memicu gastritis, karena asam dalam kopi tetap dapat mengiritasi lambung.
Diagnosis Gastritis
Dalam mendiagnosis gastritis, dokter biasanya memulai dengan menanyakan gejala yang dirasakan pasien serta melakukan evaluasi riwayat kesehatan.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, lalu beberapa tes tambahan untuk memastikan kondisi, di antaranya:
Tes Deteksi Helicobacter pylori
Dokter dapat melakukan prosedur tes darah, tes tinja, atau tes napas (urea breath test) dengan tujuan mendeteksi bakteri Helicobacter pylori.
Tes darah juga digunakan untuk melihat apakah pasien mengalami anemia. Selain itu, analisis tinja membantu memeriksa kemungkinan adanya darah pada tinja, terutama jika dicurigai gastritis erosif.
Gastroskopi
Gastroskopi menggunakan alat berupa selang fleksibel yang dilengkapi kamera kecil, dimasukkan melalui mulut untuk mengamati langsung kondisi lapisan lambung.
Jika ditemukan tanda peradangan, dokter dapat mengambil sampel jaringan lambung (biopsi) untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Biopsi ini juga berfungsi untuk memastikan ada atau tidaknya bakteri H. pylori.
Foto Rontgen dengan Barium
Metode ini digunakan untuk melihat gambaran saluran pencernaan bagian atas.
Sebelum prosedur dilakukan, pasien diminta menelan cairan barium yang membantu memperjelas luka atau gangguan pada lambung saat pemeriksaan dengan sinar-X berlangsung.
Dengan kombinasi langkah-langkah tersebut, dokter dapat mengevaluasi kondisi lambung dan menentukan pengobatan yang paling tepat.
Pengobatan Gastritis
Pengobatan untuk gastritis berfokus pada mengatasi penyebab utamanya sekaligus meredakan gejala yang dirasakan pasien.
Berikut beberapa jenis obat yang bisa diberikan oleh dokter untuk meredakan kondisi ini:
Antasida
Antasida bekerja dengan cepat untuk menetralisir asam lambung sehingga membantu meredakan nyeri dan gejala lain, terutama pada gastritis akut.
Contoh obat antasida meliputi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.
Penghambat Pompa Proton (PPI)
Obat ini berfungsi mengurangi produksi asam lambung dengan cara yang lebih spesifik.
Beberapa contoh PPI yang umum digunakan adalah omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, dan rabeprazole.
Antibiotik
Apabila kondisi gastritis dipicu oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, dokter umumnya akan meresepkan obat antibiotik seperti Amoxicillin, clarithromycin, atau metronidazole untuk membasmi bakteri tersebut.
Obat Pelindung Lambung
Untuk melindungi lapisan lambung dan merangsang produksi lendir pelindung, dokter akan memberikan obat seperti rebamipide, yang juga dapat meningkatkan aliran darah ke lambung.
Selain terapi obat, ada beberapa langkah perubahan gaya hidup yang bisa membantu mempercepat pemulihan dan mencegah gastritis kambuh:
- Terapkan jadwal makan yang teratur dan bagi porsi makanan menjadi lebih kecil tetapi sering.
- Hindari makanan yang pedas, berminyak, dan asam karena bisa memperburuk iritasi lambung.
- Batasi konsumsi minuman berkafein dan alkohol.
- Kelola stres secara efektif melalui teknik relaksasi atau aktivitas yang menyenangkan.
- Hindari kebiasaan merokok.
Jika gejala muncul akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), disarankan untuk berkonsultasi pada dokter.
Dokter biasanya akan mempertimbangkan untuk mengganti obat tersebut dengan jenis lain seperti COX-2 inhibitor, yang lebih aman bagi lambung.
Komplikasi Gastritis
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan sakit mag dan perdarahan lambung.
Pada kasus yang jarang, gastritis kronis juga bahkan dapat meningkatkan risiko kanker perut.
Terutama jika pengidapnya memiliki penipisan yang luas pada lapisan perut dan perubahan pada sel-sel lapisan.
Maka dari itu, penting bagi pengidapnya untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter, meski telah diberikan pengobatan.
Pencegahan Gastritis
Jika seseorang rentan terhadap gejala gangguan pencernaan ini, mulailah mencoba mengubah porsi dan jadwal makan.
Mengubah porsi dan jadwal makan bisa dilakukan dengan mengurangi porsi makan dari yang sebelumnya.
Hal tersebut bertujuan agar jadwal makan jadi lebih sering dari biasanya.
Makanan berminyak, asam, atau pedas juga harus dihindari. Alkohol juga bisa menyebabkan gejala muncul, maka konsumsi minuman beralkohol juga harus dihindari.
Pengendalian stres juga harus dilakukan agar bisa terhindar dari penyakit ini.
Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Mengobati Gastritis
Segeralah hubungi dokter di Halodoc jika merasakan salah satu atau beberapa gejala yang disebutkan.
Tujuannya agar pemeriksaan dapat dilakukan sedari dini, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi untuk pengobatan penyakit prostat.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Ayo pakai Halodoc sekarang!
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2024. What Is Gastritis?
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Gastritis.
Healthline. Diakses pada 2024. Gastritis.
Borah M, Biswas R, Saha A, Pegu AK. Diakses pada 2024. Gastritis in Young Adults, the Evil in Disguise: A Review of Literature.
Frequently Asked Questions
1. Apakah gastritis dan GERD sama?
Tidak, gastritis dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) berbeda.
Gastritis adalah peradangan atau iritasi pada lapisan lambung, sedangkan GERD adalah kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa panas di dada (heartburn).
2. Apa yang dirasakan saat gastritis?
Saat terjadi gastritis, seseorang dapat merasakan berbagai gejala, seperti:
- Nyeri ulu hati
- Rasa panas di lambung
- Mual dan muntah
- Perut kembung
- Rasa cepat kenyang
- Kehilangan nafsu makan.
Dalam kasus berat, biasanya dapat ditandai dengan tinja yang berwarna hitam pekat atau muntah darah.
3. Apa perbedaan gastritis dan maag?
Meskipun dua kondisi ini sering dianggap serupa, gastritis dan maag memiliki perbedaan.
Gastritis adalah peradangan atau iritasi pada lapisan lambung, sementara maag adalah istilah umum untuk berbagai gangguan lambung, termasuk gastritis, GERD, dan tukak lambung.