Gangguan Depresi Mayor
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gangguan Depresi Mayor?
- Penyebab Gangguan Depresi Mayor
- Faktor Risiko Gangguan Depresi Mayor
- Fase dan Gejala Gangguan Depresi Mayor
- Hubungi Psikiater/Psikolog Jika Mengalami Ganggaun Depresi Mayor
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
- Diagnosis Gangguan Depresi Mayor
- Pengobatan Gangguan Depresi Mayor
- Komplikasi Gangguan Depresi Mayor
- Pencegahan Gangguan Depresi Mayor
Apa Itu Gangguan Depresi Mayor?
Gangguan depresi mayor merupakan jenis depresi yang menyebabkan perasaan sedih, putus asa dan kehilangan minat untuk menjalani aktivitas secara berkelanjutan. Kondisi ini sangat memengaruhi perasaan, cara berpikir dan perilaku pengidapnya.
Akibatnya, pengidap kondisi ini rentan mengalami masalah emosional dan fisik. Mereka mungkin sulit melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan sering merasa seolah-olah sudah tak layak hidup lagi.
Gangguan depresi mayor bukan sekedar rasa sedih sesaat, seseorang yang mengalaminya sulit keluar dari siklus keputus asaan tersebut. Itu mengapa, mereka sangat butuh pengobatan dalam jangka panjang.
Penyebab Gangguan Depresi Mayor
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan gangguan depresi mayor, mulai dari peristiwa traumatis, penyakit kronis bahkan genetis atau menurun dari keluarga.
Bukan itu saja, seseorang yang mengidap masalah kesehatan mental lain juga rentan mengalami kondisi ini.
Berikut beberapa contoh masalah kesehatan mental yang bisa berkembang menjadi gangguan depresi mayor:
1. Gangguan bipolar I dan II
Penyakit mental ini memicu perubahan suasana hati yang tinggi (mania) hingga rendah (depresi). Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gangguan bipolar dan depresi.
2. Gangguan siklotimik
Pada gangguan siklotimik, pengidap akan mengalami perubahan mood yang lebih ringan daripada gangguan bipolar. Meski begitu, mereka juga rentan mengalami depresi mayor.
3. Disruptive mood dysregulation disorder (DMDD)
DMDD merupakan gangguan suasana hati yang dialami pada anak-anak. Kondisi ini bisa membuat mereka mudah rewel bahkan marah secara meledak-ledak dan ekstrem.
Gangguan ini bisa berkembang menjadi gangguan depresi atau gangguan kecemasan saat menginjak remaja atau dewasa.
4. Gangguan depresi persisten
Kondisi yang disebut juga sebagai distimia ini juga merupakan bentuk depresi yang lebih ringan tetapi bersifat kronis. Gangguan depresi persisten dapat menghambat pengidapnya beraktivitas normal.
5. Premenstrual dysphoric disorder
Kondisi ini bisa menimbulkan gejala depresi yang berkaitan dengan perubahan hormon yang dimulai seminggu sebelum menstruasi.
Akan tetapi, kondisinya umumnya membaik setelah beberapa hari usai onset menstruasi terjadi. Lalu gejala hilang usai menstruasi selesai.
6. Gangguan depresi lainnya
Ini termasuk depresi yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan rekreasi, beberapa obat yang diresepkan, atau kondisi medis lainnya.
Selain kondisi di atas, ada juga 5 Penyebab Depresi yang Sering Diabaikan berikut ini.
Faktor Risiko Gangguan Depresi Mayor
Sejumlah faktor yang dapat memicu gangguan depresi mayor, antara lain:
- Riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga.
- Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang.
- Karakteristik kepribadian tertentu, seperti rendah diri, penilaian diri yang keras, sikap pesimis, atau ketergantungan yang berlebihan pada orang lain.
- Mengidap penyakit kronis atau serius, seperti gangguan hormon tiroid, cedera kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur.
- Pengalaman kejadian traumatis, seperti kekerasan seksual, kematian, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keuangan.
Fase dan Gejala Gangguan Depresi Mayor
Pada pengidap gangguan depresi mayor, mereka akan mengalami sejumlah fase atau episode.
Selama episode-episode ini, gejalanya bisa muncul hampir setiap hari. Gejala yang bisa muncul, antara lain:
- Perasaan sedih, mudah menangis, hampa atau putus asa.
- Ledakan kemarahan, mudah tersinggung atau frustrasi, bahkan untuk hal-hal kecil.
- Kehilangan minat atau kesenangan untuk melakukan aktivitas normal, seperti bekerja, hobi, atau olahraga.
- Gangguan tidur, termasuk insomnia atau justru tidur terlalu banyak.
- Kelelahan dan kekurangan energi, sehingga butuh usaha ekstra untuk menyelesaikan tugas-tugas kecil.
- Nafsu makan berkurang sehingga mengalami penurunan berat badan. Sebaliknya, beberapa pengidap justru ingin terus makan sehingga berat badan meningkat.
- Kecemasan, kegelisahan, atau merasa tidak tenang.
- Pikiran, pembicaraan, atau gerakan tubuh yang lambat.
- Perasaan tidak berharga atau bersalah, terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat beragam hal.
- Sering berpikir tentang kematian, pemikiran bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
- Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti nyeri punggung atau sakit kepala
Ada sedikit perbedaan antara gejala gangguan depresi mayor pada anak-anak dan orang dewasa.
Berikut perbedaan yang perlu kamu ketahui:
1. Gejala depresi pada anak-anak dan remaja
Tanda dan gejala umum depresi pada anak-anak dan remaja mirip dengan orang dewasa, tetapi ada sejumlah perbedaannya, yaitu:
- Pada anak-anak yang lebih muda, gejala depresi dapat mencakup kesedihan, mudah marah, khawatir, nyeri dan sakit, menolak untuk pergi ke sekolah, atau kurang berat badan.
- Pada remaja, gejala dapat mencakup kesedihan, mudah marah, dan tidak berharga, kinerja buruk atau absensi buruk di sekolah, merasa tidak dimengerti dan sangat sensitif. Mereka juga bisa melakukan tindakan impulsif, seperti menggunakan obat-obatan rekreasi atau alkohol, makan atau tidur terlalu banyak, melukai diri sendiri, kehilangan minat dalam aktivitas normal, dan menghindari interaksi sosial.
2. Gejala depresi pada orang dewasa
Sayangnya, depresi sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada orang dewasa. Pasalnya, mereka cenderung merasa enggan untuk mencari bantuan.
Gejala depresi mungkin berbeda atau kurang jelas pada orang dewasa. Ciri-cirinya, yaitu:
- Kesulitan mengingat atau perubahan kepribadian.
- Nyeri fisik atau sakit.
- Kelelahan, hilangnya nafsu makan, masalah tidur, atau kehilangan minat dalam seks, bukan disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan.
- Sering ingin tinggal di rumah, daripada pergi keluar untuk bersosialisasi atau melakukan hal-hal baru.
- Berpikir atau merasa ingin bunuh diri.
Sebagai tambahan informasi, ada juga 7 Jenis Depresi yang Perlu Diketahui supaya kamu lebih waspada.
Hubungi Psikiater/Psikolog Jika Mengalami Ganggaun Depresi Mayor
Kamu juga bisa segera menghubungi dokter spesialis jiwa atau psikiater di Halodoc apabila merasakan gejala gangguan depresi mayor.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi psikiater di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dan memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan psikiater lainnya.
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Kamu juga bisa melakukan tes-tes sederhana secara mandiri di Halodoc apabila merasakan tanda-tanda masalah kesehatan mental.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan akibat padanya kegiatan sehari-hari atau karena kondisi lainnya.
Ini adalah tes yang akan mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Tes ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Jangan lakukan self diagnosis terhadap kondisi yang sedang kamu rasakan!
Kamu bisa mencoba tes di atas atau menghubungi rekomendasi psikiater/psikolog di Halodoc untuk mendapat penjelasan yang lebih akurat.
Diagnosis Gangguan Depresi Mayor
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang perlu dokter lakukan untuk mendiagnosis gangguan depresi mayor. Beberapa diantaranya, yaitu:
- Pemeriksaan fisik dan bertanya tentang riwayat kesehatan. Dalam beberapa kasus, depresi dapat terkait dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya.
- Tes laboratorium, seperti hitung darah lengkap atau menguji kelenjar tiroid untuk memastikan bahwa fungsinya berjalan dengan baik.
- Evaluasi psikiatri dengan bertanya tentang gejala, pemikiran, perasaan, dan pola perilaku. Pasien mungkin diminta untuk mengisi kuesioner untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
- Dokter juga akan menggunakan kriteria depresi yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Pengobatan Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor umumnya ditangani dengan pemberian obat-obatan dan psikoterapi. Berikut ini adalah sejumlah opsi perawatannya:
1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah rekomendasi dokter untuk kasus depresi dari ringan hingga berat, seringkali dikombinasikan dengan obat. Terapi ini meliputi:
- Cognitive Behavior Therapy (CBT): membantu mengubah pikiran dan perasaan negatif menjadi respons positif.
- Problem-solving Therapy (PST): meningkatkan kemampuan dalam mengatasi pengalaman yang memicu depresi.
- Interpersonal Therapy (IPT): membantu mengatasi masalah dalam hubungan dengan orang lain.
- Terapi Psikodinamis: membantu pengidap memahami perasaan mereka.
Durasi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan, dengan peningkatan biasanya terjadi dalam 10 hingga 15 sesi.
2. Obat-obatan
Antidepresan dapat diresepkan untuk memperbaiki ketidakseimbangan kimia otak. Meskipun biasanya aman, antidepresan membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk memberikan manfaat penuh.
Pengidap disarankan untuk terus minum obat selama beberapa bulan sampai gejalanya membaik.
3. Terapis stimulasi otak
Untuk kasus yang sulit diobati, terapi stimulasi otak mungkin direkomendasikan, seperti ECT, TMS, atau VNS.
Ini merupakan pilihan bagi mereka yang tidak merespons baik terhadap obat atau memiliki gejala psikosis atau risiko bunuh diri.
Komplikasi Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor berpotensi semakin memburuk tanpa pengobatan yang memadai. Risiko komplikasinya, yaitu:
- Kenaikan berat badan atau obesitas yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
- Penyakit fisik lainnya.
- Penggunaan alkohol atau penyalahgunaan obat-obatan.
- Gangguan kecemasan, serangan panik, atau fobia sosial.
- Konflik dalam hubungan keluarga, masalah dalam hubungan interpersonal, dan kesulitan di tempat kerja atau sekolah.
- Isolasi sosial.
- Munculnya pemikiran atau tindakan bunuh diri.
- Keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
- Risiko kematian dini akibat kondisi medis yang mendasari.
Pencegahan Gangguan Depresi Mayor
Depresi dapat membuat pengidapnya merasa sangat lelah, tidak berharga, tidak berdaya, dan putus asa.
Untuk mencegah kondisi ini atau agar tidak semakin memburuk, sebaiknya lakukan tindakan berikut:
- Jika merasa mungkin mengalami depresi, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.
- Tetapkan tujuan yang realistis dan jangan terlalu membebani diri sendiri.
- Bagi tugas besar menjadi tugas-tugas kecil. Tetapkan prioritas, dan kerjakan yang sesuai dengan kemampuan diri.
- Cobalah untuk bicara kepada seseorang apabila dalam keadaan sulit. Hal ini biasanya lebih baik daripada sendirian dan merahasiakannya.
- Lakukan hal-hal yang membuat diri merasa lebih baik. Misalnya, menonton film, berkebun, atau mengikuti kegiatan keagamaan, sosial, atau kegiatan lainnya mungkin dapat membantu. Melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain juga dapat membantu merasa lebih baik.
- Olahraga secara teratur.
- Konsumsi makanan sehat dan seimbang.
- Hindari alkohol dan obat-obatan karena justru memperburuk depresi.
- Biarkan keluarga dan teman-teman membantu.
Cobalah untuk bersabar dan fokus pada hal-hal positif. Cara ini dapat membantu menggantikan pemikiran negatif yang merupakan bagian dari depresi.
Pikiran negatif akan memudar seiring dengan respons pengobatan yang kamu dapatkan.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Depression (major depressive disorder).
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2024. Major Depression.
National Library of Medicine. Diakses pada 2024. Major Depressive Disorder.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan