Gagal Hati
Pengertian Gagal Hati
Gagal hati atau liver failure, adalah sebuah kondisi saat sebagian besar hati menjadi rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. Dengan begitu, hati tidak dapat bekerja lagi dan kondisi ini dapat mengancam nyawa jika tidak segera mendapatkan perawatan medis. Namun, seseorang dapat mengalami kondisi yang lebih jarang terjadi, yaitu gagal hati akut, karena terjadi dengan cepat dan sulit dideteksi di awal.
Ada dua jenis gagal hati, yaitu:
- Akut: Gangguan ini terjadi saat hati berhenti bekerja dalam hitungan hari atau minggu. Seseorang yang mengidap penyakit ini tidak memiliki jenis penyakit hati atau masalah apa pun sebelum kejadian ini.
- Kronis: Kerusakan hati menumpuk dari waktu ke waktu dan menyebabkannya berhenti bekerja.
Penyebab Gagal Hati
Pada kebanyakan kasus, gagal hati yang kronis disebabkan oleh sirosis. Nah, sirosis sendiri adalah jaringan parut pada hati yang terjadi karena cedera berulang atau berlangsung lama. Hal ini bisa terjadi karena konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka waktu lama atau infeksi hepatitis kronis. Sebab, jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat, sehingga fungsinya terganggu dan bahkan hilang.
Beberapa penyebab yang paling umum dari gagal hati adalah:
- Infeksi hepatitis B yang tidak diobati;
- Infeksi hepatitis C yang tidak diobati;
- Perlemakan hati (fatty liver);
- Keracunan zat yang mengandung metal;
- Infeksi parasit, seperti schistosoma;
- Kelainan genetik.
Selain itu, kamu juga perlu tahu beberapa penyebab dari gagal hati akut yang terjadi dengan cepat, yaitu:
- Overdosis asetaminophen.
- Serangan virus, seperti hepatitis A, B, dan E, atau virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, dan virus herpes simpleks.
- Reaksi terhadap resep dan obat-obatan herbal tertentu.
- Mengonsumsi jamur liar yang beracun.
- Mengalami hepatitis autoimun.
- Penyakit Wilson.
- Perlemakan hati akut saat kehamilan.
- Syok septik.
- Sindrom Budd Chiari.
- Terpapar racun industri.
Kamu juga perlu tahu beberapa hal lainnya yang dapat menyebabkan gagal hati kronis, yaitu:
- Hemochromatosis.
- Kolangitis sklerosis primer.
- Oksalosis.
- Penyakit Wilson.
- Defisiensi antitripsin alfa-1.
- Kanker hati.
- Adenoma hati.
- Penyakit hati berlemak.
- Hepatitis alkoholik.
- Sindrom Alagille.
- Galaktosemia.
- Defisiensi lipase asam lisosom (LAL-D).
Faktor Risiko Gagal Hati
Gagal hati bisa disebabkan oleh beberapa faktor risiko, yaitu:
- Memiliki infeksi hati kronis, seperti hepatitis B atau C.
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
- Memiliki kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko gagal hati, seperti hemochromatosis, penyakit hati berlemak non-alkohol, penyakit autoimun, dan penyakit Wilson.
- Penggunaan jarum suntik.
Gejala Gagal Hati
Gagal hati bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Selain itu, gejalanya kerap terlihat layaknya kondisi medis lainnya, sehingga sulit untuk didiagnosis pada tahap awal. Gejalanya semakin terlihat karena kondisi hati semakin parah.
Gejala gagal hati pada tahap awal yang dapat dirasakan adalah:
- Kelelahan.
- Mual.
- Kehilangan selera makan.
- Diare.
- Muntah darah.
- Darah dalam tinja.
Selain itu, beberapa gejala dari gagal hati tahap parah yang dapat timbul, antara lain:
- Badan terlihat kuning, air seni berwarna, seperti teh dan kulit sering gatal akibat gangguan metabolisme bilirubin.
- Kelelahan yang luar biasa.
- Disorientasi (kebingungan dan ketidakpastian).
- Penumpukan cairan di perut dan ekstremitas (lengan dan kaki).
- Terjadinya pendarahan pada saluran pencernaan atau gusi berdarah dikarenakan hati tidak bisa memproduksi zat pembekuan darah.
- Gangguan aliran darah yang menyebabkan pengidap gagal hati mengalami muntah darah, buang air besar hitam, ataupun tampak kelokan pembuluh darah di sekitar pusar.
- Gejala tidak khas seperti mudah lelah, nafsu makan turun, tubuh semakin kurus, ataupun rambut rontok.
- Beberapa bagian tubuh bengkak, seperti tungkai dan kaki. Hal ini dikarenakan hati tidak bisa memproduksi protein lagi.
- Sulit tidur, bicara meracau, bahkan dapat terjadi penurunan kesadaran karena racun amonia yang tidak bisa dinetralkan oleh hati.
- Payudara membesar dan telapak tangan memerah karena penumpukan hormon estrogen.
Selain itu, gagal hati juga dapat terjadi secara tiba-tiba (akut). Beberapa gejala yang dapat timbul saat alami masalah ini adalah:
- Perdarahan.
- Perubahan status mental.
- Bau nafas apek atau manis.
- Masalah gerakan.
- Kehilangan selera makan.
- Perasaan tubuh yang tidak sehat.
- Penyakit kuning.
Diagnosis Gagal Hati
Diperlukan dokter untuk memeriksa adanya kondisi gagal hati, berikut ini beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan:
- Tes darah. Pemeriksaan ini dapat diketahui seberapa efektif hati untuk berfungsi. Kamu mungkin mendapatkan pemeriksaan protrombin, guna mengukur waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Seseorang dengan gagal hati akut, tubuhnya kesulitan untuk membekukan darah dengan cepat. Pemeriksaan lainnya, seperti SGOT dan SGPT dari darah.
- Pemeriksaan hati melalui USG, CT scan, dan MRI untuk melihat bentuk hati, dan memeriksa apakah terbentuk jaringan parut atau tumor di hati.
- Biopsi. Dokter akan mengambil potongan kecil pada jaringan hati menggunakan jarum dan melakukan pemeriksaan di laboratorium. Proses diagnosis ini adalah prosedur khusus yang memungkinkan dokter memasukkan jarum ke pembuluh darah di leher.
Pada tahap lanjut, pengidap gagal hati juga dapat mengalami muntah darah atau buang air besar hitam akibat aliran darah yang terganggu. Bila kondisi ini terjadi, pemeriksaan endoskopi juga dibutuhkan untuk melihat adanya varises di pembuluh darah saluran pencernaan, khususnya di kerongkongan sebagai akibat dari gagal hati.
Pengobatan Gagal Hati
Jika diketahui sejak tahap awal, pengobatan bisa dilakukan dengan cara mengobati penyakit awal yang menyebabkan kondisi gagal hati. Seperti contohnya bila gagal hati disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau hepatitis C, maka infeksi yang terjadi akibat penyakit hepatitis tersebut harus diobati terlebih dahulu. Jika gagal hati terjadi karena kebiasaan meminum alkohol, maka konsumsi alkohol seharusnya dihentikan.
Selain itu, ada beberapa pengobatan lainnya yang perlu dilakukan, seperti:
- Konsumsi obat. Dokter dapat memberikan acetylcysteine untuk membalikkan gagal hati akut yang disebabkan oleh overdosis asetaminophen. Namun, kamu harus mengambil langkah cepat terkait hal ini. Selain itu, ada juga obat yang dapat membalikkan efek jamur atau racun lainnya yang menyebabkan gagal hati.
- Perawatan suportif. Jika penyebab gagal hati adalah virus, rumah sakit dapat mengobati gejalanya hingga virus tersebut benar-benar hilang dengan sendirinya. Untuk hal ini, hati terkadang bisa pulih dengan sendirinya.
- Transplantasi hati. Jika gagal hati disebabkan oleh kerusakan dalam jangka panjang, langkah pertama yang dilakukan adalah menyelamatkan bagian hati yang masih normal. Jika gagal, kamu membutuhkan transplantasi hati dengan kemungkinan berhasil yang tinggi.
Komplikasi Gagal Hati
Gagal hati yang dibiarkan atau terlambat untuk diobati dapat menimbulkan komplikasi. Tentu hal ini dapat menimbulkan dampak buruk saat terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Perdarahan. Kurangnya jumlah faktor pembeku darah yang diproduksi oleh hati, menjadi penyebab terjadinya pendarahan. Pendarahan yang terjadi pada kasus gagal hati akut umumnya terjadi di saluran pencernaan.
- Pembengkakan otak (cerebral edema). Karena adanya penimbunan cairan di otak, sehingga terjadi peningkatan tekanan intrakranial, penekanan pada beberapa bagian otak, dan berkurangnya oksigen di dalam otak.
- Gagal ginjal. Gagal hati dapat mengubah cara kerja ginjal dan menyebabkan kegagalan. Hal ini khususnya disebabkan oleh overdosis parasetamol.
- Infeksi. Pengidap gagal hati berisiko tinggi terkena infeksi, terutama infeksi di dalam darah, saluran pernapasan, dan saluran kemih.
Pencegahan Gagal Hati
Cara terbaik untuk mencegah gagal hati adalah dengan membatasi risiko terkena sirosis atau hepatitis. Berikut beberapa cara untuk mencegah terjadinya masalah ini:
- Menerapkan pola makan dan hidup sehat.
- Dapatkan vaksin hepatitis atau suntikan imunoglobulin untuk mencegah hepatitis A dan B.
- Menggunakan obat penurun demam sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
- Mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol.
- Tidak berbagi perlengkapan mandi dengan orang lain, misalnya sikat gigi dan pisau cukur.
- Menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan atau setelah dari kamar mandi.
- Mendapatkan vaksin hepatitis atau immunoglobulin untuk mencegah hepatitis A atau B.
- Tidak berbagi-pakai alat suntik, untuk menghindari penularan hepatitis B dan hepatitis C.
- Pastikan untuk menggunakan alat kontrasepsi (kondom) saat berhubungan seks.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter atau periksakan diri ke rumah sakit jika alami gejala gagal hati. Semakin cepat masalah ini terdeteksi, semakin efektif penanganan yang dilakukan. Jangan sampai terlambat karena mungkin saja menyebabkan komplikasi berbahaya.
Kamu bisa melakukan pemeriksaan kesehatan di beberapa rumah sakit rekanan Halodoc. Pemesanannya bisa melalui aplikasi Halodoc dan kamu bisa menentukan tempat dan jam yang diinginkan. Maka dari itu, segera download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan!