Gabapentin
DAFTAR ISI
- Apa itu Gabapentin?
- Manfaat Gabapentin
- Perhatian Sebelum Menggunakan Gabapentin
- Merek Dagang Gabapentin
- Dosis Gabapentin
- Cara Penggunaan Gabapentin
- Efek Samping Gabapentin
- Interaksi Gabapentin dengan Obat Lain
- Kontraindikasi Gabapentin
Apa itu Gabapentin?
Gabapentin merupakan jenis obat resep dalam kategori antikonvulsan yang bermanfaat untuk mengobati epilepsi. Obat ini dapat membantu mengurangi aktivitas abnormal di otak pada orang yang mengalami kejang.
Gabapentin diketahui merangsang produksi asam gamma-aminobutirat (GABA) di otak, sebuah senyawa yang membantu mengurangi aktivitas abnormal dari sel saraf (neuron) di otak.
Selain untuk epilepsi, gabapentin juga berfungsi untuk mengatasi kondisi lain seperti nyeri saraf.
- Golongan: Obat antikejang dan pereda nyeri.
- Kategori: Obat keras (merah).
- Digunakan oleh: Dewasa dan anak di atas 6 tahun.
- Gabapentin untuk ibu hamil: Sejauh ini belum ada studi terkontrol terkait penggunaan gabapentin pada ibu hamil. Untuk alasan keselamatan, gunakan obat ini hanya dengan resep dokter.
- Gabapentin untuk ibu menyusui: Sebaiknya jangan menggunakan obat ini tanpa resep dokter atau saran medis jika kamu sedang menyusui.
- Bentuk obat: Kapsul, tablet, dan cairan.
Manfaat Gabapentin
Secara umum, gabapentin memiliki sejumlah manfaat untuk mengobati kondisi berikut ini:
1. Kejang akibat epilepsi
Salah satu manfaat utama dari gabapentin adalah untuk pengobatan pada pengidap epilepsi.
Gabapentin bermanfaat untuk mencegah dan mengendalikan kejang parsial baik pada orang dewasa maupun anak-anak yang mengalami kondisi ini. Obat ini bekerja dengan mengurangi aktivitas listrik yang tidak normal di otak, yang merupakan penyebab utama dari kejang pada penderita epilepsi.
Selain dengan menggunakan obat gabapentin, pengidap epilepsi juga dapat melakukan terapi. Baca selengkapnya pada artikel berikut ini: “4 Jenis Terapi yang Bisa Dilakukan untuk Pengidap Epilepsi”.
2. Nyeri saraf akibat cacar api
Penyakit cacar api (shingles) seringkali diikuti dengan gejala nyeri saraf neuralgia post herpetika (PHN). Setelah ruam cacar api menghilang, nyeri saraf PHN tetap dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan lebih lama.
Gabapentin terbukti efektif dalam mengatasi PHN yang berkepanjangan pasca-cacar api. Obat ini bekerja dengan mengubah sinyal rasa sakit, yang dikirim melalui tubuh dan otak, sehingga dapat membantu meredakan nyeri saraf PHN.
3. Sindrom kaki gelisah
Gabapentin juga berfungsi mengobati sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome) primer dengan tingkat sedang hingga berat.
Sindrom kaki gelisah dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman atau tidak enak di kaki, serta dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki. Ini biasanya terjadi pada malam hari, yang kemudian dapat menurunkan kualitas tidur.
Kamu dapat membaca artikel berikut untuk mengetahui penangan lainnya: “Ini 2 Pilihan Penanganan untuk Mengatasi Sindrom Kaki Gelisah”.
Selain tiga kondisi tersebut, dokter terkadang meresepkan gabapentin untuk penggunaan lainnya. Contohnya untuk nyeri neuropati pada diabetes, nyeri saraf di leher dan punggung, hingga gangguan kecemasan.
Perhatian Sebelum Menggunakan Gabapentin
Gabapentin umumnya aman untuk kebanyakan orang dewasa dan anak usia 6 tahun ke atas. Sebelum menggunakan obat ini, beritahu dokter jika kamu memiliki salah satu kondisi berikut:
- Masalah pernapasan.
- Diabetes.
- Gangguan suasana hati seperti depresi atau gangguan mood, serta memiliki pikiran atau tindakan bunuh diri.
- Konsumsi alkohol.
- Riwayat kecanduan obat-obatan.
- Gangguan kejang.
- Penyakit ginjal atau sedang menjalani dialisis.
- Memiliki alergi terhadap gabapentin atau obat sejenisnya.
Selain itu, kamu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apabila kamu sedang berusaha untuk hamil, sudah hamil, atau sedang menyusui.
Pastikan kamu memberitahu secara detail riwayat kesehatanmu pada dokter sebelum menggunakan obat.
Merek Dagang Gabapentin
Berikut ini beberapa rekomendasi merek dagang obat gabapentine, yang bisa dengan mudah kamu temui di pasaran, antara lain:
- Gabapentin 300 mg 10 Kapsul. Selain untuk obat kejang, Gabapentin 300 mg juga bisa diberikan untuk pereda nyeri neuropatik, karena memiliki efek analgesik dan antiepileptik.
- Gabapentin 100 mg 10 Kapsul. Ini merupakan obat antikejang yang bisa diberikan untuk pereda nyeri pada pengidap epilepsi.
- Alpentin 100 mg 10 Kapsul. Obat ini memiliki efek analgesik dan antiepileptik, bisa diberikan pada pasien kejang.
- Alpentin 300 mg 10 Kapsul. Ini merupakan obat dengan kandungan gabapentin untuk mengatasi kejang, karena memiliki efek analgesik dan antiepileptik.
Dosis Gabapentin
Dosis penggunaan gabapentin umumnya berbeda-beda tergantung pada kondisi yang kamu alami. Berikut ini dosis yang umum digunakan:
1. Epilepsi
- Dewasa dan anak di atas 12 tahun pengidap epilepsi: dosis awal gabapentin adalah 300 mg pada hari pertama. Pada hari kedua, dosis dapat meningkat menjadi 300 mg dua kali sehari. Berikutnya, pada hari ketiga, dosisnya adalah 300 mg tiga kali sehari.
- Dosis pemeliharaan: 300 hingga 600 mg tiga kali sehari sesuai dengan kondisi kesehatan.
- Dosis maksimum gabapentin untuk pengobatan epilepsi: 3600 mg setiap hari dalam dosis terpisah.
- Anak usia 6 hingga 12 tahun: dosis dapat bervariasi tergantung pada berat badan mereka.
2. Nyeri saraf
- Pengidap nyeri saraf pada orang dewasa: dosis awal gabapentin adalah 300 mg pada hari pertama, 300 mg dua kali sehari pada hari kedua, dan kemudian 300 mg tiga kali sehari pada hari ketiga.
- Dosis maksimum: 1800 mg per hari, atau sekitar 600 mg tiga kali sehari.
Ketahui pula tanda-tanda gangguan saraf dengan membaca artikel berikut ini: “Inilah Tanda saat Seseorang Mengalami Gangguan Saraf”.
3. Sindrom kaki gelisah
- Dewasa: 600 mg sekali sehari, bersama dengan makanan pada sore hari.
Perlu kamu ingat, dosis di atas dapat menyesuaikan kembali dengan kondisi kesehatanmu serta merek obat yang kamu gunakan. Pastikan untuk selalu membaca label kemasan sebelum menggunakan obat.
Untuk lebih amannya, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi gabapentin.
Cara Penggunaan Gabapentin
Umumnya gabapentin dapat kamu konsumsi melalui mulut dalam bentuk kapsul, tablet, dan cairan. Cara penggunaannya bervariasi tergantung jenis formulanya.
Untuk gabapentin berbentuk tablet atau kapsul, kamu sebaiknya menelannya utuh dengan segelas air atau jus. Tablet atau kapsul sebaiknya tidak kamu kunyah, pecah, atau hancurkan.
Obat ini dapat kamu minum bersama dengan makanan ataupun tidak, tergantung pada mereknya. Pastikan juga untuk membagi dosis secara merata sepanjang hari.
Untuk gabapentin berbentuk cair, kamu sebaiknya melakukan pengukuran dosis dengan alat ukur yang tersedia bersama obat. Jangan menggunakan sendok dapur, karena tidak akurat dalam mengukur dosis.
Hindari mengonsumsi alkohol saat menggunakan obat ini. Selain itu, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat sesuai dengan arahan kemasan dan petunjuk dari dokter atau apoteker.
Selain itu, kamu sebaiknya tidak tiba-tiba menghentikan penggunaan gabapentin karena dapat meningkatkan kemungkinan terjadi kejang. Konsultasikan dengan dokter bila ingin menghentikan pemakaian.
Efek Samping Gabapentin
Gabapentin dapat menimbulkan sejumlah efek samping umum, seperti:
- Kantuk atau pusing.
- Sakit kepala atau penglihatan kabur.
- Mual, muntah, diare, sembelit.
- Mulut kering.
- Penambahan berat badan.
- Pembengkakan tangan, kaki, atau pergelangan kaki.
- Nyeri punggung atau sendi.
- Gejala mirip flu seperti demam atau nyeri tubuh.
Meskipun jarang terjadi, gabapentin juga berpotensi menimbulkan efek samping serius, seperti:
- Ruam, gatal, atau kuning pada kulit.
- Pembengkakan wajah dan tenggorokan (angioedema).
- Masalah berbicara atau menelan.
- Perubahan dalam ingatan, kemampuan berkonsentrasi, atau kepribadian.
Beberapa orang juga mungkin berpikiran bunuh diri, mengalami depresi, hingga bertindak agresif saat mengonsumsi gabapentin. Oleh sebab itu, waspadai perubahan perilaku dan mood saat penggunaan obat ini.
Apabila kamu mengalami efek samping serius tersebut, segera hubungi petugas medis untuk mendapatkan penanganan.
Interaksi Gabapentin dengan Obat Lain
Gabapetin dapat berinteraksi dengan sejumlah obat lain. Sebelum memulai pengobatan, pastikan untuk memberitahu dokter tentang obat yang sedang kamu konsumsi.
Berikut ini beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan gabapentin:
- Penghilang nyeri kuat seperti morfin, hydrocodone, dan oxycodone. Penggunaan bersama dengan gabapentin dapat menyebabkan kelelahan dan pusing yang parah.
- Antidepresan seperti amitriptilin dan fluoksetin.
- Obat antipsikotik untuk gangguan kesehatan mental seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.
- Obat untuk mencegah malaria seperti meflokin.
- Obat yang dapat menyebabkan kantuk lainnya, seperti opioid, obat anestesi, obat penenang, obat tidur, dan antihistamin. Penggunaan bersama dengan gabapentin dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Perlu kamu catat bahwa, terdapat banyak jenis obat lain yang dapat memengaruhi gabapentin, baik itu obat resep dan non-resep, vitamin, dan produk herbal. Oleh sebab itu, pastikan untuk menginformasikan pada dokter terkait obat yang sedang kamu gunakan.
Kontraindikasi Gabapentin
Gabapentin tidak cocok untuk beberapa orang tertentu.
Jika kamu pernah mengalami reaksi alergi terhadap gabapentin atau obat lain, segera beritahukan pada dokter agar kamu dapat menggunakan alternatif pengobatan lainnya untuk kondisimu.
Selain itu, beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat penyalahgunaan atau kecanduan obat.
Dokter dapat membantu mengevaluasi kecocokan penggunaan gabapentin berdasarkan kondisi kesehatanmu. Pastikan untuk selalu berkomunikasi dengan dokter secara terbuka dan jujur mengenai riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obatanmu.
Nah, apabila dokter menyarankanmu menggunakan gabapentin, kamu bisa mendapatkannya dengan praktis melalui Toko Kesehatan Halodoc. Tanpa repot, obat akan dikirim dari apotek terpercaya langsung ke lokasimu!
Diperbarui pada 1 Agustus 2024
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses 2024. Gabapentin
NHS. Diakses 2024. Gabapentin.
Drugs.com. Diakses 2024. Gabapentin.
Harvard Health Publishing. Diakses 2024. Gabapentin: Uses, side effects, and what you should know if you’ve been prescribed this medication.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan