Flu

DAFTAR ISI
- Apa Itu Flu atau Influenza?
- Penyebab Flu atau Influenza
- Faktor Risiko Flu atau Influenza
- Pola Penyebaran Influenza
- Sejarah dan Dampak Budaya Influenza
- Gejala Flu atau Influenza
- Rekomendasi Obat Influenza
- Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Bantu Pengobatan Flu
- Diagnosis Flu atau Influenza
- Komplikasi Flu
- Pengobatan Flu atau Influenza
- Pencegahan Flu atau Influenza
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Vaksin Flu Mulai dari Rp 440rb!
Apa Itu Flu atau Influenza?
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Kondisi ini sangat umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu,
Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan pengidapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan.
Gejala influenza akan bertambah parah selama 2 hingga 4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Flu dan pilek adalah dua kondisi yang berbeda. Pilek umumnya muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan, sehingga tidak terlalu berdampak pada rutinitas pengidapnya.
Sedangkan influenza tak seperti itu, penyakit ini cenderung menyebabkan gejala yang lebih berat, sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya. Di samping itu, masa inkubasi flu juga lebih singkat.
Penyebab Flu atau Influenza
Virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur (droplet) ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Kamu dapat menghirup tetesannya secara langsung, atau mendapatkan virus saat memegang benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Orang yang terinfeksi virus kemungkinan dapat menularkan virusnya sejak sekitar satu hari sebelum gejala muncul, sampai sekitar lima hari setelah gejala muncul.
Anak-anak dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin akan menularkannya dalam waktu yang sedikit lebih lama.
Virus influenza terus bermutasi, dengan jenis baru yang muncul secara teratur. Jika kamu pernah mengalami influenza sebelumnya, tubuh telah membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu.
Jika virus influenza di masa depan serupa dengan yang kamu temui sebelumnya (baik dengan penyakit atau vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala.
Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu.
Faktor Risiko Flu atau Influenza
Meski flu bisa menyerang semua orang, tetapi ada beberapa orang yang cukup rentan terserang virus influenza, contohnya:
- Memiliki sistem imun yang lemah.
- Hamil atau baru melahirkan.
- Balita dan lansia.
- Mengidap kondisi medis tertentu, seperti diabetes, asma, penyakit jantung, atau obesitas.
- Bekerja atau tinggal di fasilitas umum.
- Tubuh dalam kondisi yang tidak fit atau kurang beristirahat.
Pola Penyebaran Influenza: Variasi Musiman, Epidemi, dan Pandemi
Influenza, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza, menunjukkan pola penyebaran yang kompleks dan beragam. Memahami pola ini sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, baik pada skala musiman, epidemi, maupun pandemi. Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai aspek pola penyebaran influenza, termasuk variasi musiman, potensi epidemi dan pandemi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dasar-Dasar Penularan Influenza
Penularan influenza terjadi terutama melalui droplet atau percikan air liur yang dihasilkan saat batuk atau bersin oleh individu yang terinfeksi. Virus influenza memiliki patogenesis yang unik, menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan berbagai gejala seperti demam, batuk, pilek, dan nyeri otot. Efektivitas penularan influenza dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
- Kepadatan Populasi: Penularan lebih mudah terjadi di area dengan kepadatan populasi tinggi, seperti sekolah, kantor, dan transportasi umum.
- Perilaku Manusia: Kebiasaan seperti mencuci tangan, etika batuk/bersin, dan praktik menjaga jarak fisik sangat memengaruhi tingkat penularan.
- Kondisi Lingkungan: Suhu dan kelembapan udara dapat memengaruhi stabilitas virus di luar tubuh dan memengaruhi penularan.
Variasi Musiman Influenza
Salah satu ciri khas influenza adalah epidemi musiman. Di daerah beriklim sedang, aktivitas influenza cenderung meningkat selama musim dingin. Beberapa teori menjelaskan fenomena ini:
- Faktor Lingkungan: Udara dingin dan kering di musim dingin dapat meningkatkan stabilitas virus influenza di udara dan mempermudah penularan. Selain itu, udara kering dapat mengurangi kelembapan lapisan mukosa hidung, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi virus.
- Kadar Vitamin D: Beberapa penelitian mengaitkan kadar vitamin D yang lebih rendah di musim dingin (akibat kurangnya paparan sinar matahari) dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi influenza. Vitamin D berperan dalam sistem kekebalan tubuh, dan defisiensinya dapat melemahkan respons imun terhadap virus.
- Model Matematis: Para ilmuwan menggunakan model matematis untuk memahami dan memprediksi dinamika musiman influenza. Model-model ini mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat penularan, kekebalan populasi, dan kondisi lingkungan untuk memproyeksikan waktu dan intensitas puncak musim flu.
Influenza dan Hewan: Potensi Epizootik
Virus influenza tidak hanya menginfeksi manusia, tetapi juga berbagai spesies hewan, termasuk unggas, babi, dan mamalia lainnya. Epizootik, atau wabah penyakit pada hewan, dapat menjadi perhatian serius dalam konteks influenza. Virus influenza avian, seperti H5N1, menjadi sorotan karena potensi patogenisitasnya yang tinggi pada unggas dan kekhawatiran akan penularan zoonosis ke manusia. Meskipun penularan H5N1 dari unggas ke manusia relatif jarang, kasus yang terjadi seringkali memiliki tingkat keparahan yang tinggi. Pemantauan epizootik influenza pada hewan penting untuk mendeteksi dini potensi risiko penularan ke manusia dan mencegah munculnya pandemi baru.
Evolusi Virus dan Proyek Pengurutan Genom Influenza
Virus influenza memiliki tingkat mutasi yang tinggi, terutama pada genom virus RNA mereka. Mutasi ini memungkinkan virus untuk terus berubah dan menghindari sistem kekebalan tubuh, baik kekebalan alami maupun kekebalan yang diinduksi oleh vaksin. Influenza Genome Sequencing Project (Proyek Pengurutan Genom Influenza) merupakan upaya global untuk memantau evolusi virus influenza secara real-time. Dengan mengurutkan genom virus dari sampel influenza yang beredar di seluruh dunia, para ilmuwan dapat melacak kemunculan varian baru, memprediksi potensi resistensi obat antivirus, dan memperbarui formulasi vaksin influenza secara berkala. Konsep resonansi dinamis dalam evolusi virus influenza juga menjadi area penelitian yang menarik. Resonansi dinamis mengacu pada interaksi kompleks antara virus, inang, dan lingkungan yang memengaruhi evolusi virus dan pola penyebarannya.
Pandemi Influenza: Ancaman Global
Pandemi influenza adalah wabah global influenza yang disebabkan oleh munculnya virus influenza baru yang sangat berbeda dari virus yang beredar sebelumnya, sehingga populasi manusia memiliki sedikit atau tidak ada kekebalan terhadapnya. Sepanjang sejarah, telah terjadi beberapa pandemi influenza yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan, seperti pandemi flu Spanyol tahun 1918, flu Asia tahun 1957, flu Hong Kong tahun 1968, dan flu babi tahun 2009 (H1N1pdm09). Potensi pandemi influenza selalu ada, dan kesiapsiagaan global sangat penting. Upaya kesiapsiagaan pandemi meliputi:
- Surveilans Global: Pemantauan terus-menerus terhadap virus influenza yang beredar pada manusia dan hewan.
- Pengembangan Vaksin: Penelitian dan pengembangan vaksin influenza yang cepat dan efektif, termasuk vaksin pandemi yang dapat diproduksi dalam skala besar.
- Persediaan Antivirus: Penyediaan obat antivirus yang efektif untuk pengobatan kasus influenza parah dan untuk profilaksis pada kelompok risiko tinggi.
- Rencana Respons Pandemi: Pengembangan rencana respons pandemi yang komprehensif di tingkat nasional dan global, termasuk langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti pembatasan sosial, karantina, dan komunikasi risiko.
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Influenza
Berbagai strategi pencegahan dan pengendalian penyebaran influenza telah dikembangkan dan diimplementasikan:
- Vaksinasi Influenza: Vaksinasi influenza adalah strategi pencegahan utama influenza musiman. Vaksin influenza dirancang untuk melindungi terhadap subtipe virus influenza A dan garis keturunan virus influenza B yang diperkirakan akan beredar pada musim mendatang. Efektivitas vaksinasi influenza bervariasi tergantung pada kecocokan antara virus vaksin dan virus yang beredar, serta faktor-faktor inang seperti usia dan status kesehatan. Cakupan vaksinasi influenza yang tinggi dalam populasi penting untuk mencapai kekebalan kelompok dan mengurangi penyebaran virus.
- Langkah-langkah Kesehatan Masyarakat: Langkah-langkah kesehatan masyarakat sederhana namun efektif dapat membantu mencegah penyebaran influenza, seperti:
- Mencuci Tangan: Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau hand sanitizer berbasis alkohol.
- Etika Batuk/Bersin: Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam.
- Menghindari Kontak Dekat: Menghindari kontak dekat dengan orang sakit.
- Isolasi Diri: Individu yang sakit sebaiknya tetap di rumah untuk mencegah penularan kepada orang lain.
- Model Matematis dalam Strategi Vaksinasi: Model matematis tidak hanya digunakan untuk memprediksi musim flu, tetapi juga untuk mengoptimalkan strategi vaksinasi influenza. Model-model ini dapat membantu menentukan kelompok usia atau populasi yang paling tepat untuk diprioritaskan dalam program vaksinasi, serta mengevaluasi dampak berbagai strategi vaksinasi terhadap penyebaran influenza
Tentu, berikut adalah artikel pendek mengenai sejarah dan dampak budaya influenza:
Sejarah dan Dampak Budaya Influenza
Influenza, penyakit yang kita kenal sebagai flu, telah menjadi bagian dari sejarah manusia selama berabad-abad. Jejaknya dapat ditelusuri melalui catatan sejarah, dan dampaknya terasa tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada budaya dan masyarakat secara luas.
Asal-Usul Istilah dan Sejarah Awal
Nama “influenza” sendiri berasal dari bahasa Italia, “influenza del freddo“, yang secara harfiah berarti “pengaruh dingin”. Asal-usul nama ini mencerminkan kepercayaan kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh pengaruh astrologis atau udara dingin. Istilah lain yang digunakan di masa lampau untuk menggambarkan penyakit serupa termasuk “grippe” (dari bahasa Prancis) dan “epidemic catarrh“. Bahkan “sweating sickness“, penyakit misterius yang melanda Inggris pada abad ke-15 dan 16, mungkin merupakan bentuk influenza. Beberapa ahli sejarah juga berspekulasi bahwa penyakit yang dibawa oleh pelaut Christopher Columbus ke Amerika mungkin termasuk influenza, yang berkontribusi pada kehancuran populasi penduduk asli.
Pandemi Influenza Sepanjang Sejarah
Sejarah mencatat beberapa pandemi influenza yang dahsyat:
- Pandemi 1830-1833: Pandemi ini adalah salah satu pandemi influenza global pertama yang terdokumentasi dengan baik, menyebar luas di Eropa, Asia, dan Amerika.
- Pandemi Flu 1918 (“Demam Spanyol”): Pandemi Demam Spanyol tahun 1918 adalah pandemi paling mematikan dalam sejarah modern. Diperkirakan menyebabkan kematian puluhan juta orang di seluruh dunia. Pandemi ini terjadi menjelang akhir Perang Dunia I, dan dampaknya sangat besar, tidak hanya secara medis tetapi juga sosial dan ekonomi. Pandemi 1918 disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1.
- Pandemi H1N1 2009: Pada tahun 2009, dunia kembali menghadapi pandemi influenza yang disebabkan oleh virus subtipe H1N1 baru. Meskipun tidak separah tahun 1918, pandemi H1N1 2009 mengingatkan kita akan potensi ancaman pandemi influenza di era modern.
Dampak Budaya dan Masyarakat
Influenza, terutama pandemi, telah meninggalkan jejak budaya yang signifikan:
- Seni dan Sastra: Pandemi influenza, khususnya Flu Spanyol 1918, telah menjadi tema dalam berbagai karya seni dan sastra. Kisah-kisah tentang ketakutan, kehilangan, dan ketahanan selama pandemi telah diabadikan dalam buku, film, dan musik.
- Perubahan dalam Kesehatan Masyarakat: Pandemi influenza telah mendorong perubahan signifikan dalam praktik kesehatan masyarakat. Pandemi 1918, misalnya, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, isolasi, dan penelitian virus. Respons terhadap pandemi H1N1 2009 juga menunjukkan kemajuan dalam surveilans global dan pengembangan vaksin.
- Memori Kolektif: Pandemi influenza membentuk memori kolektif masyarakat. Pengalaman pandemi, baik yang terjadi di masa lalu maupun yang lebih baru, memengaruhi cara masyarakat memandang penyakit menular, sistem kesehatan, dan peran pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Gejala Flu atau Influenza
Pada awalnya, flu mungkin tampak seperti pilek biasa dengan hidung meler, bersin, dan sakit tenggorokan.
Gejala umum flu meliputi:
- Demam.
- Otot sakit.
- Menggigil dan berkeringat.
- Sakit kepala.
- Batuk kering yang berkelanjutan (kronis).
- Sesak napas.
- Kelelahan dan kelemahan.
- Hidung meler atau tersumbat.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit mata.
- Muntah dan diare, tetapi ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Gejala tersebut umumnya muncul 2–3 hari setelah terinfeksi virus. Sebagian besar gejala akan hilang dalam waktu kurang dari 1 minggu.
Meskipun demikian, batuk dan lemas bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Nah, apabila Gejala Flu Makin Mengganggu, Segera Hubungi Dokter Ini agar gejala tersebut segera membaik.
Apa perbedaan pilek dan flu?
Pilek biasa dan flu mungkin tampak serupa pada awalnya. Sebab, keduanya sama-sama penyakit pernapasan dan dapat menyebabkan gejala yang serupa.
Tetapi virus yang berbeda menyebabkan kedua kondisi ini. Pilek dan influenza memiliki beberapa gejala yang sama.
Orang dengan salah satu penyakit sering mengalami:
- Hidung meler atau tersumbat.
- Bersin-bersin.
- Pegal-pegal.
- kelelahan umum.
Namun, gejala batuk pilek berkembang secara perlahan, sedangkan gejala flu menyerang secara tiba-tiba. Selain itu, gejala flu akan lebih parah daripada gejala pilek.
Sebab, pilek jarang menyebabkan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Tetapi influenza dapat menyebabkan:
- Radang dalam selaput lendir.
- Infeksi telinga.
- Radang paru-paru.
- Sepsis.
Jika gejala parah, penting bagi seseorang yang sakit untuk memastikan diagnosis apakah itu pilek atau flu.
Gejala pilek dan flu juga harus ditangani dengan hati-hati karena tumpang tindih dengan gejala COVID-19.
Apa Perbedaan antara Influenza dan COVID-19?
Gejala COVID-19, flu, dan alergi memiliki beberapa kesamaan, tetapi seringkali berbeda. Gejala utama COVID-19 adalah:
- Kelelahan.
- Demam.
- Batuk, khususnya batuk kering.
- Sesak napas.
Gejala flu mirip dengan COVID-19 termasuk demam dan nyeri tubuh. Namun, flu biasanya tidak akan menimbulkan sesak napas sebagai gejalanya.
Jika kamu ingin mengetahui lebih mendalam mengenai perbedaan flu dan COVID-19, kamu bisa membaca artikel: Ini Perbedaan dan Persamaan Antara Flu dan COVID-19.
Rekomendasi Obat Flu
Ada beberapa obat yang bisa kamu gunakan untuk atasi flu. Obat ini bisa dengan mudah kamu dapatkan di Toko Kesehatan Halodoc. Berikut daftarnya:
- Vicks Formula 44 Sirup 100 ml. Kombinasi formula dextromethorphan HBr dan doxylamine succinate untuk meringankan batuk yang tidak berdahak disertai bersin-bersin alergi yang biasanya timbul sebagai gejala flu.
- Rhinos SR 10 Kapsul. Obat ini dapat meredakan gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi misalnya flu, bersin, pilek hidung.
- Intunal F 10 Tablet. Obat ini ampuh digunakan untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk.
- Panadol Cold & Flu 10 Kaplet. Kandungan paracetamol, pseudoephedrine hcl, dan dextromethorphan HBr yang terdapat dalam obat ini ampuh dalam meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan batuk tidak berdahak.
- Nalgestan 4 Tablet. Nalgestan mengandung phenylpropanolamine hcl dan chlorpheniramine maleate dalam bentuk tablet. Obat ini efektif untuk meringankan gejala flu seperti bersin dan hidung tersumbat.
- Anadex 10 Kaplet. Obat ini efektif untuk mengatasi gejala flu seperti demam, sakit kepala, bersin-bersin dan hidung tersumbat yang disertai batuk. Namun perlu diketahui, obat ini dapat menimbulkan rasa kantuk.
- Demacolin 10 Tablet. Mengandung paracetamol, pseudoephedrine HCI, dan chlorpheniramine maleat. Obat ini bekerja sebagai analgesik untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
- Alpara 10 Kaplet. Digunakan untuk mengatasi flu serta gejala yang mungkin timbul seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Bantu Pengobatan Flu
Apabila kamu atau orang terdekat memiliki gejala flu yang tak kunjung membaik, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dokter dapat memberikan resep obat flu yang cocok untuk kamu.
Nah, berikut ini dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
- dr. Nuriati Harahap
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Flu atau Influenza
Untuk mendiagnosis flu, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh dokter.
Pertama, biasanya dokter akan melakukan wawancara medis seputar keluhan atau gejala yang dialami pasien.
Misalnya, gejala seperti hidung tersumbat, bersin, atau suara serak.
Di samping itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik (dapat ditemukan demam).
Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang (tes darah) bila gejala flu sudah berlangsung lebih dari 10 hari.
Komplikasi Flu
Umumnya, seseorang yang mengidap penyakit ini dapat sembuh tanpa terjadinya komplikasi.
Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, ada kemungkinan untuk menyebabkan masalah kesehatan lainnya bahkan komplikasi yang berbahaya.
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh flu, antara lain:
- Gangguan jantung.
- Infeksi telinga.
- Pneumonia.
- Bronkitis.
Jika gejala yang terjadi hilang tapi kembali lagi setelah beberapa hari, mungkin saja kamu mengidap infeksi sekunder.
Jika hal tersebut terjadi, ada baiknya untuk memeriksakan diri guna memastikannya.
Sebab, jika tidak ditangani dan menimbulkan pneumonia, gangguan ini dapat menjadi ancaman nyawa.
Pengobatan Flu atau Influenza
Biasanya, pengidap flu hanya membutuhkan istirahat dan minum banyak cairan untuk mengobati flu. Sebab, secara umum flu dapat sembuh dengan sendirinya.
Selain itu, ada beberapa upaya yang dapat pengidap flu lakukan untuk meredakan gejalanya, yaitu:
- Cuci tangan secara rutin, untuk menghindari penyebaran virus flu ke benda atau orang lain.
- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, lalu buang tisu tersebut.
- Pastikan tubuh terhidrasi dengan minum banyak cairan, seperti air putih, jus buah, atau sup hangat, guna mencegah dehidrasi.
- Konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol, untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot.
Jika mengalami flu yang berkepanjangan, Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Influenza.
Beberapa jenis virus flu, seperti flu burung, bisa menimbulkan gejala berat yang penanganannya tidak dapat pengidap lakukan secara mandiri.
Bila gejala tidak membaik dan muncul gejala yang perlu diwaspadai, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
jika terbukti mengidap flu burung, pengidap akan dirawat di ruang isolasi dan dokter akan memberikan obat antivirus.
Misalnya seperti oseltamivir atau zanamivir. Obat antivirus berguna untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi.
Pencegahan Flu atau Influenza
Salah satu upaya pencegahan flu adalah melalui pemberian vaksin influenza untuk mencegah influenza, dan komplikasinya yang berpotensi serius.
Khususnya bagi orang yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
Adapun beberapa kelompok yang perlu mendapatkan vaksinasi karena berisiko tinggi mengalami komplikasi, adalah:
- Orang yang berusia 65 tahun ke atas atau lansia.
- Bayi yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh optimal.
- Wanita hamil.
- Orang yang tinggal dengan seseorang yang berisiko tinggi mengalami infeksi parah karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya seperti pengidap HIV, orang yang menjalani transplantasi, atau sedang menjalani pengobatan kanker,
- Petugas kesehatan di garda terdepan.
Perlu diingat, vaksin influenza tidak bisa 100 persen mencegah flu. Selain itu, influenza juga merupakan virus yang mudah menular.
Baik melalui bersin (droplet seseorang yang terjangkit) atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus.
Karena itu, cara yang juga dianggap efektif dalam mencegah flu adalah menjaga higienitas sendiri dan lingkungan.
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat kamu lakukan:
- Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun minimal selama 20 detik. Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakanlah hand-sanitizer berbahan dasar alkohol.
- Hindari menyentuh mulut, hidung, dan mata setelah beraktivitas jika belum mencuci tangan.
- Membersihkan permukaan benda yang sering mendapatkan sentuhan, dengan cairan disinfektan.
- Tidak berbagi makanan atau penggunaan benda pribadi, seperti gelas atau botol minum.
Bila sudah terserang flu, kamu dapat meminimalkan penularan ke orang lain dengan upaya berikut ini:
- Menghindari kontak dengan orang lain, setidaknya sampai 24 jam setelah demam turun.
- Memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat bersin atau batuk, lalu buanglah tisu dan cuci tangan sesudahnya.
Vaksin Influenza Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Gejala flu seperti hidung tersumbat, bersin, atau suara serak yang dibiarkan dan tidak diobati, ternyata dapat menyebabkan gangguan yang lebih serius seperti bronkitis dan pneumonia.
Untuk itu, sebaiknya segera lakukan vaksinasi influenza agar mencegah risiko tersebut.
Saat ini, kamu bisa mendapatkan vaksin flu dengan mudah tanpa harus keluar rumah, lho!
Kamu bisa menggunakan layanan Homecare by Halodoc (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar) untuk melakukan Vaksinasi Influenza (Vaxigrip Tetra) dari rumah.
Layanan Homecare by Halodoc akan mendatangkan dokter khusus vaksinasi ke tempat atau di lokasi mana pun yang kamu pilih untuk pemberian vaksin.
Berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Homecare by Halodoc:
- Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
- Protokol kesehatan ketat.
- Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
- Partner resmi produsen vaksin internasional sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
- Hemat waktu dan biaya.
- Harga vaksin influenza mulai dari Rp440.000,-, sementara untuk paket vaksin influenza dan pneumonia adalah Rp1.334.000,-. Kamu juga bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Tanpa perlu antre menunggu.
- Tanpa biaya tambahan.
- Setelah tindakan, kamu akan mendapat gratis voucher senilai 25rb di Halodoc untuk chat dokter.
Kapan saja kamu atau keluarga hendak mendapatkan vaksin ini, cukup pesan langsung melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin Influenza (Vaxigrip Tetra) jadi Rp 365ribu dengan kode promo KEBALFLU2 di Homecare by Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Vaksinasi Influenza (Vaxigrip Tetra) Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order Vaksinasi Influenza (Vaxigrip Tetra) melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Frequently Asked Question
1. Apa yang menyebabkan terkena flu?
Flu disebabkan oleh infeksi virus influenza. Virus ini sangat mudah menular melalui:
- Tetesan air liur (droplet): Ketika pengidap flu batuk atau bersin, virus akan menyebar melalui tetesan air liur yang terhirup oleh orang lain.
- Kontak langsung: Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata.
2. Apa yang harus dilakukan jika terkena flu?
Jika Anda terkena flu, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Istirahat yang cukup karena tubuh membutuhkan waktu untuk melawan infeksi.
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan membantu mengencerkan lendir.
- Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Kompres hangat untuk meredakan demam dan nyeri otot.
- Konsumsi obat pereda gejala, seperti paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri, atau obat batuk dan pilek sesuai anjuran dokter.
- Hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan ke orang lain.
3. Bagaimana cara menghilangkan flu dengan cepat?
Tidak ada cara instan untuk menghilangkan flu sepenuhnya.
Flu adalah penyakit yang umumnya sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu.
Namun, dengan menerapkan tips di atas, kamu dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
4. Pilek berasal dari apa?
Pilek juga disebabkan oleh infeksi virus, namun jenis virusnya berbeda dengan virus influenza.
Virus penyebab pilek biasanya menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Gejala pilek umumnya lebih ringan dibandingkan flu dan tidak disertai demam tinggi.