Fimosis
DAFTAR ISI
- Pengertian Fimosis
- Gejala Fimosis
- Penyebab Fimosis
- Faktor Risiko Fimosis
- Diagnosis Fimosis
- Pengobatan Fimosis
- Pencegahan Fimosis
- Kapan Harus ke Dokter?
Pengertian Fimosis
Fimosis adalah kondisi pada penis orang yang tidak disunat, sehingga kulup tidak dapat ditarik ke atas karena menempel terlalu erat. Dari tampilan fisiknya, penis terlihat memiliki cincin di ujungnya. Ada dua jenis fimosis, yaitu:
- Fisiologis, yaitu kondisi yang terjadi pada anak-anak dan akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
- Patologis, yaitu kondisi yang umum dikaitkan dengan balanitis xerotica obliterans (BXO). BXO sendiri adalah inflamasi kronis yang melibatkan preputium, glans, dan uretra.
Gejala Fimosis
Fimosis tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala baru akan muncul ketika penyakit sudah masuk dalam kondisi parah dan ditandai dengan kesulitan pengidap untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Fimosis juga dapat memicu peradangan pada penis (balanitis) dan kulup (balanoposthitis).
Kedua kondisi tersebut dipicu oleh kebersihan penis yang tidak terjaga dengan baik. Gejalanya sendiri, meliputi:
- Nyeri, gatal, dan bau.
- Kemerahan dan pembengkakan.
- Penumpukan cairan kental.
- Nyeri saat buang air kecil.
Fimosis akan memicu rasa sakit saat berhubungan intim, kulit kepala penis membelah, atau kurangnya sensasi saat ereksi. Untuk meningkatkan rasa nyaman saat berhubungan intim, pengidap sebaiknya menggunakan kondom dan pelumas.
Nah, untuk lebih jelasnya, kamu juga bisa membaca artikel berikut ini: “Perlu untuk Diketahui, Inilah Gejala Fimosis”.
Penyebab Fimosis
Fimosis adalah kondisi yang hanya dapat terjadi pada laki-laki yang belum sirkumsisi (sunat) saja. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Berikut beberapa penyebab yang perlu kamu waspadai:
- Jaringan parut. Kondisi ini terjadi akibat infeksi daerah sekitar kulup. Jaringan parut akan membuat elastisitas kulit berkurang.
- Penuaan. Pada orang dewasa, penuaan membuat serat kolagen menurun, sehingga elastisitas kulit menurun dan menyebabkan sulitnya kulup ditarik ke belakang.
- Penumpukan smegma. Smegma merupakan cairan putih yang terbentuk dari jaringan kulit mati di bagian kepala dan kulup penis. Penumpukan cairan tersebut akan membuat kulup menempel dan sulit ditarik ke belakang.
Faktor Risiko Fimosis
Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya fimosis pada seorang pria. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Mengalami infeksi saluran kencing berulang.
- Mengalami infeksi pada ujung kulit penis.
- Melakukan gerakan kasar secara berulang saat menarik kulup ke belakang, sehingga menyebabkan lecet atau luka.
- Mengalami cedera pada daerah kulup.
- Mengalami eksim, yaitu kondisi kronis yang menyebabkan kulit menjadi gatal, merah, kering, dan pecah-pecah.
- Mengalami psoriasis, yaitu kondisi yang menyebabkan bercak kulit menjadi merah, bersisik, dan berkerak.
- Mengalami lichen planus, yaitu ruam gatal yang dapat mempengaruhi berbagai area tubuh, tetapi tidak menular.
- Mengalami lichen sclerosus, yaitu kondisi yang menyebabkan jaringan parut pada kulup akibat iritasi saluran kemih.
Diagnosis Fimosis
Dokter melakukan diagnosis fimosis dengan pemeriksaan pada penis pengidap.
Jika menemukan perlengketan pada ujung kulit penis dan tidak dapat ditarik kebelakang, maka dokter sudah dapat memastikan bahwa kondisi tersebut merupakan fimosis.
Sejauh ini tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk mendiagnosis fimosis.
Pengobatan Fimosis
Pengobatan fimosis akan tergantung dari usia dan keparahan kondisi pengidap. Pengobatan dapat berupa penarikan halus secara berkala, krim kortikosteroid, atau prosedur operasi. Berikut ini penjelasannya masing-masing:
1. Pengobatan krim kortikosteroid
Pengobatan ini biasanya efektif pada sebagian besar pengidap. Krim kortikosteroid membantu melunakkan ujung kulit penis, sehingga lebih mudah ditarik ke belakang.
Krim dapat kamu gunakan selama 6-8 minggu, dipakai sebanyak dua kali sehari. Setelah kulit dapat ditarik kebelakang, penggunaan krim kortikosteroid dapat kamu hentikan.
2. Prosedur operasi
Pembedahan mungkin diperlukan jika anak atau orang dewasa mengalami balanitis atau balanopostitis yang parah atau persisten, sehingga menyebabkan kulup menjadi sangat kencang. Prosedur dikenal dengan sebutan sunat, yang dilakukan dengan menghilangkan sebagian atau seluruh kulup
Langkah ini dapat dilakukan jika perawatan lainnya gagal dilakukan. Namun, tindakan ini dapat memicu efek samping berupa pendarahan atau infeksi. Dengan kata lain, operasi hanya sebagai upaya terakhir dan menjadi satu-satunya pilihan pengobatan terbaik.
Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai pengobatan tersebut, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Fimosis.
Pencegahan Fimosis
Satu-satunya langkah pencegahan fimosis yang dapat kamu lakukan adalah dengan menjaga kebersihan area penis, termasuk ujung kulit bagian dalam dengan menggunakan air hangat setiap hari.
Berikut ini langkah-langkah menjaga kebersihan area penis untuk mencegah fimosis:
- Bersihkan penis dengan air hangat setiap hari.
- Cuci dengan lembut bagian di bawah kulup.
- Jika kamu menggunakan sabun, pilih sabun yang lembut atau tanpa pewangi untuk menghindari terjadinya iritasi.
- Hindari pula menarik kulup pada bayi atau anak laki-laki karena dapat menyebabkan rasa sakit atau cedera.
- Hindari penggunaan deodoran dan bedak pada penis karena berpotensi menyebabkan iritasi.
Langkah tersebut dapat membantu mengurangi atau mencegah munculnya gejala. Hal tersebut dapat membantu ujung kulit tetap longgar dan elastis, sehingga infeksi dapat kamu cegah.
Kamu juga bisa membaca penjelasan rincinya melalui artikel ini: “Waspadai Kulup Mr P Ketat, Begini Langkah Pencegahan Fimosis”.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun gejalanya tidak nyaman, fimosis tidak mengancam nyawa pengidapnya. Di awal kemunculan gejala, hal tersebut dapat diatasi dengan membersihkan bagian penis dan kulit dengan air hangat secara berkala.
Jika tidak juga membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika kamu ingin mengakses informasi kesehatan lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!