Fetal Alcohol Syndrome
DAFTAR ISI
1. Apa itu Fetal Alcohol Syndrome?
2. Penyebab Fetal Alcohol Syndrome
3. Faktor Risiko Fetal Alcohol Syndrome
4. Gejala Fetal Alcohol Syndrome
5. Dampak Fetal Alcohol Syndrome pada Tiap Trimester
6. Cara Mendiagnosis Fetal Alcohol Syndrome
7. Pengobatan Fetal Alcohol Syndrome
8. Komplikasi Fetal Alcohol Syndrome
9. Cara Mencegah Fetal Alcohol Syndrome
Apa itu Fetal Alcohol Syndrome?
Ketika menjalani kehamilan, ibu wajib untuk menghindari mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang mengandung alkohol. Konsumsi alkohol saat hamil dapat memicu gangguan kesehatan pada janin, yaitu fetal alcohol syndrome atau gangguan spektrum alkohol janin.
Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah gangguan perkembangan janin dalam kandungan akibat konsumsi alkohol selama masa kehamilan. Ketika mengonsumsi alkohol, zat ini dapat mengalir menuju plasenta melalui aliran darah janin. Meskipun alkohol yang dikonsumsi tidak memicu efek apa pun pada ibu, tetapi kondisi ini bisa berdampak buruk pada janin.
Sindrom ini menyebabkan munculnya gejala yang terjadi bersamaan sebagai akibat dari kondisi tertentu. Dalam kasus yang parah, gangguan spektrum alkohol janin (FASDs) bisa saja terjadi.
Kondisi tersebut bisa terjadi seumur hidup dan tidak dapat kamu sembuhkan. Namun, ada beberapa cara untuk mencegahnya, terutama dengan menghindari konsumsi alkohol selama masa kehamilan.
Penyebab Fetal Alcohol Syndrome
Penyebab fetal alcohol syndrome yang utama adalah pengonsumsian alkohol selama masa kehamilan. Alkohol sangat berbahaya bagi janin karena alkohol bisa memasuki aliran darah janin melalui plasenta.
Meskipun alkohol yang masuk dalam jumlah sedikit, tetapi kondisi janin belum bisa mengolah alkohol seperti orang dewasa. Hasilnya, alkohol dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada janin.
Alkohol mengganggu asupan oksigen dan nutrisi untuk bayi yang sedang berkembang. Paparan alkohol pada janin juga membahayakan perkembangan jaringan dan organ, serta menyebabkan kerusakan otak permanen.
Semakin banyak ibu hamil mengonsumsi alkohol, semakin tinggi risiko fetal alcohol syndrome. Berapa pun jumlahnya, alkohol dapat membahayakan otak, jantung, dan pembuluh darah bayi yang sedang berkembang di minggu-minggu awal kehamilan.
Faktor Risiko Fetal Alcohol Syndrome
Alkohol dapat membahayakan janin, bahkan sebelum wanita menyadari bahwa sedang hamil. Untuk itu, sebaiknya jangan mengonsumsi alkohol saat sedang merencanakan kehamilan, mengalami perkiraan hamil, hingga menjalani masa kehamilan.
Sebaiknya hindari beberapa faktor risiko fetal alcohol syndrome, seperti:
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol.
- Tidak membaca kandungan pada label kemasan makanan atau minuman yang dikonsumsi.
- Menganggap alkohol dalam jumlah sedikit masih aman dikonsumsi.
- Tidak mengetahui dengan jelas tanda-tanda kehamilan.
Bukan ibu saja, calon ayah yang mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan fetal alcohol syndrome pada janin.
Ada beberapa hal yang perlu ibu lakukan supaya kehamilan tetap sehat dan lancar. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa baca artikel berikut: 5 Nutrisi Penting yang Paling Dibutuhkan saat Hamil.
Gejala Fetal Alcohol Syndrome
Gejalanya bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Tanda-tandanya termasuk cacat fisik, cacat intelektual atau kognitif, dan masalah fungsi fisik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
1. Gejala cacat fisik
Tanda-tandanya, meliputi:
- Ciri-ciri wajah yang khas, termasuk mata kecil, bibir atas sangat tipis, hidung pesek, dan permukaan filtrum yang rata. Filtrum sendiri adalah kulit yang berada di bawah hidung dan di atas bibir bagian atas.
- Kelainan bentuk pada sendi, tungkai, dan jari.
- Pertumbuhan fisik yang lambat sebelum dan sesudah lahir.
- Kesulitan penglihatan atau masalah pendengaran.
- Lingkar kepala dan ukuran otak yang kecil.
- Cacat jantung dan masalah pada organ ginjal dan tulang.
- Masalah otak dan sistem saraf pusat.
2. Gejala intelektual dan kognitif
Masalah dengan otak dan sistem saraf pusat, termasuk:
- Koordinasi atau keseimbangan tubuh yang buruk.
- Cacat intelektual dan gangguan belajar.
- Ingatan buruk.
- Masalah dengan perhatian dan pemrosesan informasi.
- Kesulitan dengan penalaran dan pemecahan masalah.
- Kesulitan mengidentifikasi konsekuensi dari pilihan.
- Keterampilan penilaian yang buruk.
- Kegelisahan atau hiperaktif.
- Suasana hati yang cepat berubah.
3. Masalah sosial dan perilaku
Terkait dengan masalah sosial dan perilaku gejalanya termasuk:
- Kesulitan belajar di sekolah.
- Terkendala saat bergaul dengan orang lain.
- Keterampilan sosial yang buruk.
- Kesulitan beradaptasi dengan perubahan.
- Masalah dengan perilaku dan kontrol impuls.
- Konsep waktu yang buruk.
- Kesulitan merencanakan atau bekerja menuju tujuan.
Selain kondisi di atas FAS juga bisa menyebabkan kondisi yang lebih serius untuk pengidapnya. Simak penjelasan berikut untuk penjelasan lebih lanjut Inilah 4 Bahaya Fetal Alcohol Syndrome pada Bayi.
Dampak Fetal Alcohol Syndrome pada Tiap Trimester
Ada berbagai dampak akibat asupan alkohol selama masa kehamilan. Dampaknya dikategorikan berdasarkan trimester kehamilan. Contohnya:
1. Trimester pertama
Penggunaan alkohol pada trimester pertama dapat menyebabkan gangguan perkembangan yang normal pada wajah dan otak. Kondisi ini bisa memicu kelainan pada wajah, seperti:
- Bukaan mata yang lebih sempit.
- Area yang lebih halus antara bibir dan hidung.
- Bibir atas yang lebih tipis.
2. Trimester kedua
Paparan alkohol pada saat trimester kedua juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pada janin, seperti:
- Otak yang tidak berkembang secara optimal.
- Regulasi suhu tubuh janin menjadi terhambat.
- Gangguan pernapasan saat bayi lahir.
3. Trimester ketiga
Tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti mengonsumsi alkohol. Asupan alkohol secara berlebihan pada trimester ketiga dapat memicu berbagai masalah pada janin, seperti:
- Lahir dengan berat badan rendah dan lingkar kepala kecil.
- Kelahiran prematur.
- Cacat fisik.
Untuk mencegah kondisi ini, pastikan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan melalui artikel Inilah 4 Vitamin Penting yang Dibutuhkan Ibu Hamil.
Cara Mendiagnosis Fetal Alcohol Syndrome
Penyakit ini cukup sulit untuk terdeteksi. Untuk mendiagnosis penyakit ini, tim medis atau dokter kandungan perlu tahu mengenai riwayat pengonsumsian alkohol pada ibu.
Setelah mengetahui riwayat pengonsumsian alkohol, dokter bisa melakukan USG pada ibu hamil untuk melihat kondisi janin. Untuk memastikan tanda-tanda sindrom ini, dokter akan memerhatikan beberapa hal, seperti:
- Adanya tanda kelainan jantung pada janin.
- Adanya kelainan pada fisik yang tidak sesuai dengan usia perkembangan janin.
Jika terlihat adanya kondisi tersebut, maka dokter bisa melakukan langkah-langkah pemeriksaan dan perawatan lainnya. Tujuannya untuk mencegah tanda pada janin semakin memburuk.
Setelah itu, dokter akan melihat tanda-tanda pada fisik setelah anak lahir. Biasanya, tanda fisik yang dapat terlihat pada anak pengidap sindrom ini akan menyerupai penyakit lain. Contohnya seperti gangguan spektrum autisme, ADHD, hingga sindrom Williams.
Adapun beberapa tanda fisik akan menjadi perhatian dokter, yaitu:
- Kondisi wajah dan tulang pada bayi.
- Ukuran kepala bayi.
- Kemampuan penglihatan dan pendengaran.
- Kemampuan bergerak bayi.
- Kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh.
Pengobatan Fetal Alcohol Syndrome
Untuk saat ini, belum tersedia metode pengobatan khusus untuk mengatasi fetal alcohol syndrome. Pengobatan masih sebatas mengatasi gejala yang muncul saja. Sedangkan gejala yang berkaitan dengan kelainan bentuk fisik dan mental, dapat dialami oleh pengidap seumur hidup.
Berikut beberapa pengobatan dan perawatan yang bisa ibu lakukan untuk mengoptimalkan kualitas hidup anak, yaitu:
1. Memberikan pengobatan sesuai saran dokter
Jika muncul gejala hiperaktif, ketidakmampuan fokus, atau kecemasan, dokter biasanya merekomendasikan obat-obatan berikut ini:
- Antidepresan untuk mengobati masalah terkait suasana hati.
- Obat anti kecemasan.
- Stimulan untuk mengobati masalah perilaku anak.
- Neuroleptik untuk mengobati masalah perilaku, agresi, dan kecemasan.
Pengobatan akan dokter sesuaikan dengan kebutuhan dan gejala yang muncul.
2. Terapi dan konseling
Selain menggunakan obat-obatan, ibu juga bisa melakukan berbagai terapi untuk mengatasi gejala pada anak yang mengidap fetal alcohol syndrome. Kegiatan terapi akan sesuai dengan kondisi kesehatan anak.
- Terapi wicara bisa untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara.
- Terapi okupasi bisa meningkatkan kemampuan anak secara fisik, khususnya yang terganggu untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Pada beberapa pengidap, mereka juga menjalani terapi komplementer, seperti pijat, akupunktur, latihan, dan yoga. Tidak hanya pada anak, ibu yang masih kecanduan alkohol pun perlu melakukan pengobatan.
3. Perawatan mandiri
Orang tua dan kerabat juga perlu mendukung keberhasilan anak ketika mengasah kemampuan dirinya, dalam mengatasi dampak dari fetal alcohol syndrome. Pastikan orang tua membantu anak menghadapi dan menjalani proses pengobatan.
Bukan itu saja, orang tua dan kerabat juga wajib mendukung dalam memulihkan kondisi emosional, dan gangguan mental anak selama proses pengobatan.
Komplikasi Fetal Alcohol Syndrome
Komplikasi fetal alcohol syndrome dapat menyebabkan gangguan pada bayi ketika lahir, antara lain:
1. Gangguan tumbuh kembang
Anak yang mengidap fetal alcohol syndrome berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Selain pertumbuhan fisik yang tidak sesuai dengan usia, pertumbuhan kemampuan motorik halus dan kasar anak juga akan berkembang lebih lambat. Bukan hanya itu, anak juga mengalami keterlambatan kemampuan berkomunikasi yang tidak sesuai dengan usianya.
2. Gangguan kesehatan mental
Anak-anak yang mengidap fetal alcohol syndrome berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Mulai dari depresi hingga stres.
3. Gangguan perilaku
Anak dengan kondisi ini berisiko mengalami gangguan perilaku. Mulai dari penggunaan obat-obatan terlarang hingga mengalami gangguan pada lingkungan sekolah dan sosialisasi.
4. Komplikasi lainnya
Ada beberapa komplikasi lainnya yang bisa terjadi pada anak dengan kondisi tersebut, seperti:
- Gangguan fokus pada anak.
- Hiperaktif.
- Mengalami perilaku gangguan seksual.
- Saat anak bertumbuh, dapat memicu perilaku sosial yang tidak pantas dan penyalahgunaan narkoba.
Tak hanya itu, sindrom ini juga bisa memengaruhi perkembangan otak bayi. Baca selengkapnya di artikel ini: “Benarkah Sindrom Alkohol Janin Bisa Merusak Otak Bayi?”.
Cara Mencegah Fetal Alcohol Syndrome
Satu-satunya langkah pencegahannya adalah berhenti mengonsumsi alkohol. Berikut ini beberapa langkah yang dapat kamu lakukan:
1. Hindari mengonsumsi alkohol
Untuk menghindari kondisi ini, pastikan kamu menghindari mengonsumsi alkohol saat merencanakan maupun menjalani kehamilan. Sebabm kandungan alkohol dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan fisik janin dalam kandungan.
Kandungan alkohol juga bisa mengganggu perkembangan sel saraf yang bertugas untuk mengoptimalkan bagian dan fungsi otak.
Selain menghindari asupan alkohol, jangan lupa untuk mengonsumsi nutrisi yang diperlukan selama masa kehamilan. Baca di artikel ini: “Ketahui 11 Nutrisi Penting yang Paling Dibutuhkan saat Hamil”.
2. Segera cari penanganan jika kecanduan alkohol
Jika kamu mengalami kecanduan alkohol, sebaiknya segera cari penanganan dan pertolongan saat merencanakan kehamilan. Hal ini bisa membantumu mencegah mengonsumsi alkohol saat hamil, yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan ini pada bayi.
Mengobati kecanduan alkohol pada ibu dapat mencegah sindrom ini selama kehamilan. Minta bantuan medis segera, apabila merasa atau curiga kamu memiliki masalah dengan alkohol atau zat lain.
3. Kenali kandungan makanan dan minuman yang dikonsumsi
Ketika mengonsumsi makanan dan minuman, pastikan kamu mengetahui kandungan yang ada pada makanan dan minuman. Sebaiknya hindari jika mengandung alkohol meskipun dalam jumlah yang sedikit.
Pastikan kamu mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang sehat. Dengan begitu, perkembangan janin akan menjadi lebih optimal.
Mau tahu apa saja camilan yang menyehatkan ibu dan janin? Baca di artikel ini: “Ini 9 Rekomendasi Camilan Ibu Hamil yang Kaya Nutrisi”.
4. Tidak mengonsumsi alkohol saat menyusui
Setelah melahirkan, kamu juga tidak boleh mengonsumsi alkohol. Hal ini karena kandungan pada alkohol dapat masuk ke dalam ASI yang dikonsumsi oleh bayi.
Jika ibu pernah melahirkan anak dengan fetal alcohol syndrome, tanyakan seputar program konseling dan pengobatan penyalahgunaan zat untuk membantu mengatasi penyalahgunaan alkohol atau zat lain.
Kapan Harus ke Dokter?
Diskusikan dengan dokter di Halodoc jika memiliki masalah alkohol. Dapatkan bantuan sebelum sebelum merencanakan kehamilan.
Diagnosis dini dapat membantu mengurangi risiko masalah jangka panjang untuk anak-anak dengan fetal alcohol syndrome. Jangan menunggu masalah muncul baru mencari bantuan.