Enuresis
Pengertian Enuresis
Enuresis adalah istilah medis dari mengompol. Kondisi ini terjadi saat seseorang buang air kecil di malam hari saat tertidur di atas kasur (enuresis nokturnal). Namun, gangguan ini juga bisa terjadi pada siang hari pada anak-anak maupun orang dewasa (enuresis diurnal).
Seseorang yang mengalami kondisi ini tidak dengan sengaja melakukan buang air kecil. Enuresis sulit terdiagnosis kecuali anak-anak sudah berusia di atas 5 tahun.
Penyebab Enuresis
Kondisi ini dapat terjadi akibat kandung kemih yang tidak merespons sinyal alami saat butuh dikosongkan. Sehingga, seseorang tidak sadar sudah buang air kecil selama tertidur. Beberapa kondisi yang menjadi penyebabnya, yaitu:
- Kandung kemih yang kecil.
- Ketidakmampuan untuk menahan kencing.
- Mengalami gangguan tidur.
- Mengonsumsi obat yang mempengaruhi kualitas tidur.
Faktor Risiko Enuresis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:
- Mengidap ensefalitis (infeksi otak).
- Mengalami psikogenik, seperti kecemasan dan emosi bawah sadar.
- Mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kontrol kandung kemih.
- Mengalami obstruksi di sepanjang saluran kemih.
- Mengidap masalah neurologis yang mengganggu kontrol kandung kemih.
Gejala Enuresis
Ada beberapa gejala utama dari enuresis, antara lain:
- Kerap mengompol di malam hari.
- Bangun dengan pakaian yang basah akibat mengompol.
- Mengompol setidaknya dua kali seminggu selama kurang lebih tiga bulan.
Enuresis dapat menyebabkan rasa malu dan cemas pada anak-anak yang mengalaminya. Hal ini bisa menjadi bahan kelakar bagi teman-temannya. Jika terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kecemasan atau depresi dalam jangka panjang.
Diagnosis Enuresis
Langkah awalnya, dokter akan melihat riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik, guna memastikan gangguan medis yang menjadi penyebab enuresis. Tes laboratorium juga bisa dilakukan untuk pemeriksaan beberapa kondisi penyebab kondisi mengompol ini.
Enuresis juga kerap dikaitkan dengan efek samping dari obat-obatan tertentu. Jika penyebab fisik tidak ditemukan, dokter akan melihat gejala dan perilaku anak-anak pada saat itu.
Komplikasi Enuresis
Seseorang bisa merasa frustrasi akibat kondisi ini akibat tidak ditemukan penyebab utamanya. Jika kondisi ini terus terjadi, beberapa komplikasi bisa terjadi, seperti:
- Merasa bersalah dan malu, sehingga menyebabkan menurunnya harga diri.
- Ketidakinginan untuk melakukan kegiatan sosial, seperti menginap di rumah teman.
- Mengalami ruam di pantat dan area kelamin.
Pengobatan Enuresis
Pada kebanyakan kasus, enuresis dapat menghilang sendirinya tanpa melakukan pengobatan, tetapi dibutuhkan waktu rata-rata tiga tahun. Untuk tindakan medis, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Selain itu, ada juga obat-obatan yang dapat mengurangi produksi urine saat tidur, sehingga risiko untuk mengompol bisa berkurang. Beberapa contohnya, yaitu:
- Semprotan hidung desmopressin asetat atau bentuk pol.
- Sirup klorfeniramin maleat.
- Tablet oxybutynin.
Pencegahan Enuresis
Tidak semua kasus enuresis bisa dicegah, terutama yang terkait masalah anatomi. Dengan memeriksakan anak ke dokter setelah diagnosisnya dipastikan dapat membantu dalam mengurangi masalah yang terkait kondisi tersebut.
Sebagai orangtua, cobalah untuk bersikap positif dan sabar selama anak melakukan toilet training. Cara ini dapat membantu dalam mencegah berkembangnya masalah terkait enuresis saat anak sudah terbiasa.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ingin mendapatkan melakukan pemeriksaan terkait gangguan enuresis, pemesanan bisa dilakukan melalui fitur janji medis dari aplikasi Halodoc. Dengan download aplikasi Halodoc, pemesanan ini bisa dilakukan kapan dan dimana saja sesuai keinginan. Makanya, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!