DVT Deep Vein Thrombosis
Pengertian Deep Vein Thrombosis (DVT)
Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah vena bagian dalam. Kondisi ini umumnya muncul pada pembuluh vena besar yang terdapat di bagian paha dan betis.
Trombosis vena juga dapat muncul di pembuluh darah vena lainnya, seperti lengan, dan dapat menyebar hingga ke paru-paru. DVT yang menyerang paru-paru dapat menyumbat separuh atau seluruh bagian dari arteri paru, sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi berbahaya bernama emboli paru pulmonary embolism (PE) dan venous thromboembolism (VTE).
Faktor Risiko Deep Vein Thrombosis (DVT)
- Riwayat Gangguan Penggumpalan Darah
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan penggumpalan darah lebih mudah mengalami kondisi ini. Kondisi genetik ini biasanya menjadi masalah ketika dikombinasikan dengan satu atau lebih faktor risiko lain.
- Tidur Berkepanjangan
Ini termasuk seperti tinggal di rumah sakit cukup lama atau mengalami kelumpuhan. Ketika kaki tidak bergerak untuk waktu yang lama, otot betis tidak berkontraksi yang dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah.
- Cedera atau Baru Melakukan Pembedahan
Cedera pembuluh darah atau baru-baru ini melakukan suatu operasi dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah.
- Kehamilan
Kehamilan dapat meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah di panggul dan kaki. Wanita dengan gangguan penggumpalan darah karena genetik berisiko mengalami kondisi ini. Risiko penggumpalan darah dari kehamilan dapat terus dialami sampai enam minggu setelah persalinan.
- Pil KB atau Terapi Hormon
Pil KB (kontrasepsi oral) dan terapi penggantian hormon dapat meningkatkan kemampuan darah untuk menggumpal.
- Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Obesitas bisa meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah di panggul dan kaki.
- Merokok
Merokok dapat memengaruhi penggumpalan dan sirkulasi darah, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
- Kanker
Beberapa bentuk kanker dapat meningkatkan jumlah zat dalam darah yang menyebabkan darah menggumpal. Beberapa bentuk pengobatan kanker juga meningkatkan risiko penggumpalan darah.
- Gagal Jantung
Orang yang mengalami gagal jantung memiliki risiko yang lebih besar terkena DVT dan emboli paru. Sebabnya, gagal jantung membuat pengidapnya memiliki fungsi paru-paru dan hati yang terbatas.
- Penyakit Radang Usus
Penyakit usus, seperti kolitis ulserativa ataupun penyakit Crohn dapat meningkatkan risiko DVT.
- Usia
Memiliki usia di atas 60 tahun meningkatkan risiko DVT, meskipun dapat terjadi pada semua golongan usia.
- Duduk dalam Waktu yang Lama
Gumpalan darah dapat terbentuk di betis kaki ketika otot betis tidak bergerak untuk waktu yang lama.
Penyebab Deep Vein Thrombosis (DVT)
Apapun yang mencegah darah mengalir atau membeku secara normal dapat menyebabkan pembekuan darah. Namun, bisa dibilang penyebab utama DVT adalah kerusakan vena akibat pembedahan atau trauma dan peradangan akibat infeksi atau cedera.
Gejala Deep Vein Thrombosis (DVT)
Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam dapat menyerang area tungkai dan lengan. Pengidapnya akan merasakan sakit, pembengkakan, sekaligus nyeri pada area tersebut. Warna kulit yang kemerahan serta rasa hangat dapat terasa, seperti di area belakang lutut disertai rasa sakit yang makin menjadi-jadi saat menekuk kaki mendekati lutut. Gejala yang muncul juga dapat terlihat dari pembuluh darah di sekitar area yang terjangkit tampak lebih besar dari biasanya.
Diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT)
Selain pemeriksaan fisik dan pertanyaan mengenai gejala, tes yang biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis Deep Vein Thrombosis adalah:
- Sonogram (USG) pada kaki yang bengkak atau bagian lain untuk mengukur aliran darah.
- Tes darah (D-Dimeer) untuk mengukur zat dalam darah yang dilepaskan ketika gumpalan darah melarut. Jika tes menunjukkan kandungan tinggi substansi tersebut, pasien mungkin memiliki gumpalan darah.
Komplikasi Deep Vein Thrombosis (DVT)
Komplikasi DVT dapat meliputi:
- Emboli Paru
Emboli paru adalah komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa terkait dengan DVT. Ini terjadi ketika pembuluh darah di paru-paru tersumbat oleh bekuan darah (trombus) yang mengalir ke paru-paru dari bagian lain dari tubuh, biasanya kaki.
Sangat penting untuk mendapatkan bantuan medis segera jika kamu memiliki tanda dan gejala emboli paru seperti sesak napas yang datang tiba-tiba, nyeri dada saat menghirup atau batuk, napas cepat, denyut nadi cepat, merasa pingsan atau ingin pingsan, serta batuk darah.
- Sindrom Pasca-phlebitis
Kerusakan pembuluh darah dari bekuan darah mengurangi aliran darah di daerah yang terkena, menyebabkan nyeri kaki dan bengkak, perubahan warna kulit dan luka kulit.
- Komplikasi Pengobatan
Komplikasi dapat terjadi akibat obat pengencer darah yang digunakan untuk mengobati DVT. Pendarahan (hemorrhage) adalah efek samping yang mengkhawatirkan dari pengencer darah. Sangat penting untuk melakukan tes darah secara teratur saat menggunakan obat-obatan tersebut.
Pengobatan Deep Vein Thrombosis (DVT)
Pengobatan Deep Vein Thrombosis (DVT) dapat berbeda-beda sesuai dengan kondisi kesehatan pengidapnya. Beberapa jenis pengobatan ataupun penanganan yang diberikan adalah:
- Obat tipe antikoagulan (pencegah pembekuan darah).
- Stocking medis atau stocking kompresi untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
- Latihan fisik (berjalan).
- Beristirahat dengan tungkai yang terangkat, dimana kaki ditempatkan lebih tinggi dari pinggang untuk mengembalikan aliran darah ke betis.
Pencegahan Deep Vein Thrombosis (DVT)
Langkah-langkah untuk mencegah DVT dapat dilakukan dengan:
- Hindari Duduk Diam
Jika kamu baru menjalani operasi, jangan duduk diam ataupun terus-menerus berbaring. Cobalah untuk bergerak sesegera mungkin. Jika kamu sedang duduk, jangan menyilangkan kaki yang dapat menghalangi aliran darah.
Jika bepergian jarak jauh dengan mobil, berhentilah setiap sekitar satu jam kemudian berjalan-jalanlah. Kalau kamu duduk di dalam pesawat, jangan lupa untuk berdiri dan berjalan sesekali. Latihlah kaki bagian bawah dengan menaikkan dan menurunkan tumit sambil menjaga jari-jari kaki di lantai, lalu angkat jari-jari kaki dengan tumit di lantai.
- Jangan Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena DVT.
- Berolahraga dan Mengelola Berat Badan
Obesitas merupakan faktor risiko DVT. Olahraga teratur menurunkan risiko pembekuan darah, yang sangat penting bagi orang yang banyak duduk atau sering bepergian.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala yang sudah diuraikan sebelumnya. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Kalau kamu ingin melakukan pemeriksaan, kamu bisa membuat janji di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu repot antre, kamu hanya perlu datang pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Tunggu apa lagi? Download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!