Disfagia
DAFTAR ISI
- Pengertian Disfagia
- Faktor Risiko Disfagia
- Penyebab Disfagia
- Gejala Disfagia
- Diagnosis Disfagia
- Komplikasi Disfagia
- Pengobatan Disfagia
Pengertian Disfagia
Disfagia merupakan kondisi yang membuat pengidapnya mengalami kesulitan menelan. Kondisi ini bisa membuat pengidapnya membutuhkan waktu lama dan usaha ekstra untuk menelan. Perasaan menyakitkan saat menelan juga bisa dirasakan hingga tidak memungkinkan untuk menelan.
Dalam kebanyakan kasus, disfagia juga bisa membuat nafsu makan seseorang menurun, bahkan malas untuk mengonsumsi makanan. Alhasil, tubuhnya tak mendapatkan nutrisi yang cukup. Jangan sepelekan kondisi ini, sebab jika terjadi berkepanjangan, ia bisa mengindikasikan kondisi medis yang serius dan memerlukan perawatan lanjutan.
Faktor Risiko Disfagia
Setidaknya ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang terjadinya disfagia. Jika kamu memiliki salah satu faktor risiko tersebut atau bahkan lebih, ada baiknya berhati-hati. Beberapa faktor risiko tersebut, antara lain:
- Orang lanjut usia akibat beberapa kondisi seperti stroke atau Parkinson.
- Orang dengan gangguan sistem saraf tertentu.
- Cedera otak, cedera saraf tulang belakang, serta penyakit stroke.
- Gangguan sistem saraf, seperti post-polio syndrome, multiple sclerosis, muscular dystrophy, atau penyakit Parkinson.
- Gangguan sistem imun seperti dermatomyositis yang menyebabkan pembengkakan dan peradangan.
Penyebab Disfagia
Sebagian besar kasus disfagia terjadi pada lansia dan bayi, atau mereka yang memiliki gangguan pada otak dan sistem saraf. Penyebab utama penyakit ini adalah kelainan pada otot dan saraf di daerah tenggorokan atau benda yang menyumbat di daerah kerongkongan. Selain itu, beberapa kondisi berikut juga bisa menyebabkan disfagia:
- Kontraksi atau kejang pada otot kerongkongan yang terjadi secara tiba-tiba.
- Luka-luka atau penyempitan pada kerongkongan akibat asam lambung.
- Peradangan pada kerongkongan karena asam lambung atau infeksi (esofaginitis).
- Scleroderma atau pengerasan dan penyempitan jaringan pada kerongkongan, serta kelemahan otot bawah kerongkongan.
- Divertikula atau kantung-kantung kecil pada dinding kerongkongan atau tenggorokan.
- Tumor kerongkongan baik jinak maupun ganas.
Selain itu, ada dua jenis disfagia yang perlu diketahui disertai dengan penyebabnya, yaitu:
1. Disfagia Esofagus
Jenis disfagia ini diindikasikan dengan sensasi makanan yang menempel atau tersangkut di pangkal tenggorokan atau di dada setelah menelan. Beberapa penyebab dari disfagia esofagus, antara lain:
- Akalasia.
- Spasme difus.
- Striktur esofagus.
- Tumor kerongkongan.
- Adanya benda asing di tenggorokan.
- Penyempitan di kerongkongan.
- GERD.
- Esofagitis eosinofilik.
- Skleroderma.
- Terapi radiasi.
2. Disfagia Orofaringeal
Kondisi ini disebabkan adanya pelemahan pada otot tenggorokan. Sehingga, tubuh sulit untuk memindahkan makanan dari mulut ke tenggorokan dan kerongkongan saat mulai menelan. Kamu mungkin tersedak, muntah, atau bahkan batuk saat menelan makanan atau minuman. Jika dibiarkan, pneumonia bisa terjadi.
Penyebab terjadinya disfagia orofaringeal adalah:
- Kelainan saraf.
- Divertikulum faringoesofagus.
- Kanker.
Gejala Disfagia
Dalam keadaan normal, seseorang jarang tersedak saat makan. Meski makanan bisa tersangkut selama beberapa saat di kerongkongan, setelah itu bisa lancar kembali dengan mudah. Di sisi lain, jika seseorang alami masalah menelan, tentu hal ini bisa berbahaya. Nah, ada beberapa gejala yang timbul jika kamu mengalami disfagia. Beberapa gejalanya, antara lain:
- Sulit menelan makanan dan minuman.
- Nyeri saat menelan.
- Makanan terasa tersangkut pada tenggorokan atau dada.
- Tersedak atau batuk ketika makan dan minum.
- Mengeluarkan air liur terus-menerus.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Makanan yang sudah ditelan dimuntahkan kembali.
- Rasa asam lambung yang naik ke tenggorokan.
- Sering nyeri ulu hati.
- Suara menjadi serak.
- Sulit bernapas pada saat sedang makan.
Diagnosis Disfagia
Dokter akan mendiagnosis penyebab disfagia dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis penyakit ini di antaranya adalah:
- X-ray, untuk melihat ada tidaknya perubahan pada bentuk kerongkongan.
- Dynamic swallowing study untuk mengetahui baik atau tidaknya koordinasi mulut dan otot tenggorokan saat pengidapnya menelan makanan.
- Endoskopi untuk memeriksa lebih jauh kondisi kerongkongan.
- Manometry atau tes otot kerongkongan.
- CT scan untuk mengetahui penyebab disfagia.
Komplikasi Disfagia
Disfagia yang dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya. Salah satu masalah yang paling umum terjadi adalah tersedak makanan karena masuk ke kerongkongan dan menghalangi jalan napas. Jika dibiarkan dapat menyebabkan infeksi dada, seperti pneumonia aspirasi. Gangguan ini perlu mendapatkan perawatan medis segera.
Beberapa gejala terjadinya pneumonia aspirasi adalah:
- Mengeluarkan suara seperti kumur-kumur saat makan atau minum.
- Kerap batuk saat makan atau minum.
- Kesulitan bernapas, bisa jadi pernapasan cepat dan dangkal.
Beberapa komplikasi lainnya yang bisa terjadi adalah:
- Malnutrisi: Masalah ini terjadi pada orang-orang yang tidak sadar jika dirinya mengidap disfagia, sehingga tidak mendapatkan perawatan. Dengan begitu, berbagai nutrisi penting pada tubuh tidak tercukupi dengan baik.
- Dehidrasi: Kesulitan menelan dapat membuat seseorang malas untuk minum. Dengan begitu, cairan di dalam tubuh tidak tercukupi yang akhirnya menyebabkan dehidrasi. Jika dibiarkan, masalah yang lebih besar bisa saja terjadi.
Pengobatan Disfagia
Beberapa upaya untuk mengatasi disfagia, antara lain:
- Mengganti makanan yang dikonsumsi.
- Melebarkan area kerongkongan dengan alat khusus (dilasi).
- Operasi jika terdapat sumbatan pada kerongkongan, seperti tumor atau divertikula.
- Apabila disfagia disebabkan oleh asam lambung, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mencegah naiknya asam lambung.
- Obat-obatan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri pada kerongkongan.
Pengobatan yang dilakukan juga bergantung pada jenis disfagia yang menyerang. Berikut penjelasannya:
1. Disfagia Orofaringeal
Gangguan menelan ini kerap terjadi akibat masalah neurologis. Namun, memberikan pengobatan yang efektif dapat menjadi tantangan tersendiri. Nah, berikut beberapa perawatan yang biasanya dilakukan:
- Terapi menelan: Pengobatan ini biasanya dilakukan dengan terapis bicara dan bahasa. Pengidap masalah ini akan mempelajari cara menelan yang benar agar tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Latihan juga dapat membantu untuk meningkatkan otot dan cara bagian tersebut merespons.
- Diet: Pastikan mengonsumsi beberapa makanan dan cairan yang mudah untuk ditelan. Meski begitu, tetap pastikan juga menerapkan diet yang seimbang.
- Pemberian makan melalui selang: Jika seseorang telah berisiko alami komplikasi, pemberian makan melalui selang perlu dilakukan. Dengan begitu, malnutrisi dan dehidrasi bisa dihindari.
2. Disfagia Esofagus
Untuk atasi masalah ini, intervensi bedah biasanya diperlukan. Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan:
- Dilatasi: Metode ini dilakukan dengan melebarkan kerongkongan. Caranya adalah dengan memasukkan balon kecil, lalu digelembungkan agar kerongkongan lebih lebar.
- Botulinum toxin (Botox): Cara ini dilakukan jika otot-otot pada kerongkongan menjadi kaku. Toksin botulinum mampu melumpuhkan otot kaku, sehingga penyempitan berkurang.
- Operasi: Jika disfagia disebabkan oleh kanker, maka pengobatan yang paling mungkin dilakukan adalah operasi pengangkatan tumor.
Pencegahan Disfagia
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya disfagia, seperti:
- Mengubah pola makan dalam porsi kecil tetapi sering.
- Memotong makanan menjadi kecil-kecil dan makan dengan perlahan.
- Mencoba makanan dengan berbagai tekstur untuk melihat makanan yang menyebabkan disfagia.
- Menghindari alkohol, rokok, dan kafein yang dapat memperparah heartburn.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter untuk mendapatkan saran terbaik jika mengalami gejala kesulitan menelan. Apalagi jika disertai dengan gejala-gejala di atas. Tergantung dari penyebabnya, rujukan yang dilakukan mungkin bisa berbeda-beda. Beberapa penyedia layanan yang bisa ditemui adalah spesialis THT, ahli gastroenterologi, hingga ahli saraf.
Jika kamu ingin melakukan pemeriksaan diri terkait disfagia, pemesanannya bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc. Untuk mendapatkan kemudahan ini, cukup download aplikasi Halodoc dan pemesanan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Maka dari itu, unduh aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2019. Health A-Z. Dysphagia (Swallowing Problems).
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Dysphagia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Dysphagia (Difficulty Swallowing).
Medical News Today. Diakses pada 2022. What causes difficulty swallowing (dysphagia)?
Diperbarui pada 16 Maret 2022