Digigit Serangga
Pengertian Digigit Serangga
Digigit serangga sangat umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan rata-rata setiap orang mengalami reaksi berbeda setelah digigit serangga. Serangga biasanya menggigit, menyengat, atau mengeluarkan racun untuk digunakan sebagai pertahanan dirinya.
Digigit serangga merupakan salah satu bentuk dermatitis kontak iritan, yaitu reaksi peradangan kulit sebagai respon dari kontak dengan alergen. Dalam hal ini berupa liur, bulu, atau gigitan serangga, atau dalam istilah lain biasa disebut dermatitis venenata.
Gejala yang ditimbulkan dari gigitan atau sengatan serangga merupakan reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi. Kondisi ini timbul setelah kulit tubuh berkontak dengan serangga, racun, atau alergen yang masuk pada kulit akibat gigitan atau sengatan. Jenis reaksi yang ditimbulkan akibat gigitan serangga tergantung jenis serangga dan macam racun yang dikeluarkan sebagai alergennya.
Penyebab Digigit Serangga
Penyebab reaksi yang ditimbulkan dari gigitan serangga adalah reaksi hipersensitivitas atau reaksi alerg. Reaksi ini ditimbulkan oleh tubuh akibat alergen asing dan tubuh berusaha untuk menghilangkan alergen tersebut.
Jenis serangga yang dapat menyebabkan reaksi tersebut secara umum dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Beracun
Serangga yang mengeluarkan racun gigitan atau sengatannya dapat menimbulkan reaksi alergi lokal, seluruh tubuh, atau reaksi alergi berat. Beberapa jenis serangga tersebut, meliputi:
- Lebah. Lebah menyengat hanya sekali, setelah menyengat lebah akan mati. Sengatan lebah sangat beracun, apabila tidak segera dicabut, racun akan semakin banyak masuk kedalam tubuh sehingga dapat memicu reaksi alergi yang berat.
- Tawon. Sengatan tawon juga mengandung racun, tapi tawon dapat menyengat beberapa kali.
- Kalajengking. Sengatan kalajengking mengandung racun, tapi jarang berbahaya. Tanda dan gejalanya berupa nyeri yang dapat terus menerus terjadi, mati rasa, dan bengkak. Namun, sengatan kalajengking pada anak dan lansia dapat menimbulkan reaksi alergi seluruh tubuh sampai reaksi alergi berat.
- Semut api. Semut api dapat menggigit beberapa kali dan gigitannya dapat mengeluarkan racun yang biasanya hanya menimbulkan reaksi lokal. Contohnya seperti nyeri hebat di tempat gigitan, rasa seperti terbakar, bengkak, dan kemerahan. Namun, dapat pula menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh dan reaksi alergi berat.
- Laba-laba. Umumnya laba-laba tidak berbahaya, tapi beberapa jenis laba-laba mempunyai racun yang dapat menimbulkan reaksi lain. Misalnya berupa nyeri, pembengkakan disekitar luka, dan dapat menyebar ke perut, punggung atau dada, kram perut, menggigil, mual, dan keringat dingin.
- Tomcat. Umumnya racun akibat gigitan tomcat atau kumbang Paederus tidak berbahaya dan tidak menyebabkan reaksi seluruh tubuh. Biasanya hanya lokal pada kulit berupa kulit melepuh seperti herpes, kemerahan, rasa panas bercampur gatal, dan nyeri.
2. Tidak Beracun
Serangga yang tidak mengeluarkan racun menimbulkan reaksi akibat kontak bagian tubuh serangga atau liur dengan kulit. Reaksinya ringan dan lokal, hanya pada lokasi dan sekitar tempat gigitan. Serangga tidak beracun seperti nyamuk, lalat, kutu, dan ulat bulu.
Selain reaksi lokal, beberapa jenis serangga ini dapat menyebarkan penyakit lain seperti malaria, demam berdarah, virus Zika, demam chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis tertentu. Penyakit tidur, penyakit kaki gajah, atau penyakit parasit darah dapat ditularkan melalui gigitan lalat jenis tertentu. Sementara itu penyakit Lyme ditularkan melalui gigitan kutu jenis tertentu.
Faktor Risiko Digigit Serangga
Terkena gigitan atau sengatan serangga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- Lingkungan tempat tinggal yang gelap, lembab, atau berdekatan dengan lahan kosong, semak-semak, kebun, atau hutan.
- Riwayat alergi, pada diri sendiri dan riwayat alergi dalam keluarga.
- Pekerjaan, seperti orang yang bekerja di perkebunan.
- Golongan darah O. Menurut penelitian yang dipublikasi dalam the Journal of Medical Entomology, orang-orang bergolongan darah O memiliki risiko dua kali lebih besar digigit serangga penghisap darah dibanding golongan darah lainnya.
Gejala Digigit Serangga
Gejala digigit serangga dapat berupa reaksi lokal, terbatas pada tempat gigitan atau sengatan berupa:
- Gatal.
- Rasa nyeri atau tidak nyaman di tempat gigitan atau sengatan.
- Panas seperti terbakar.
- Bengkak atau kulit melepuh di sekitar tempat gigitan atau sengatan.
Pada beberapa orang tertentu atau jenis serangga yang beracun, gigitan atau sengatan dapat menimbulkan reaksi pada seluruh tubuh seperti:
- Bentol-bentol dan gatal diseluruh tubuh (urtikaria).
- Bengkak pada wajah dan bibir (angioedema).
- Kelemahan tubuh sampai kelumpuhan.
- Demam.
- Gejala sistem pencernaan seperti mual, muntah, atau diare.
- Pusing.
- Pingsan.
Selain reaksi di atas, orang yang digigit serangga juga bisa mengalami reaksi anafilaktik (syok Anafilaktik), yaitu reaksi alergi berat yang dapat mengancam nyawa. Gejala-gejala reaksi anafilaktik yaitu:
- Ruam dan gatal seluruh tubuh.
- Pembengkakan tenggorokan.
- Sesak napas.
- Jantung berdebar.
- Tekanan darah menurun.
- Gelisah.
- Keringat dingin.
- Mual muntah.
- Kesadaran menurun.
Reaksi ini terjadi beberapa detik sampai beberapa menit setelah digigit atau disengat serangga. Racun yang dikeluarkan serangga dan masuk kedalam tubuh sebagai alergen (zat perangsang reaksi alergi). Jika tidak ditangani dengan cepat, reaksi ini dapat menimbulkan kematian.
Diagnosis Digigit Serangga
Dalam mendiagnosis gigitan serangga, dokter akan menanyakan tentang keluhan dan riwayat kontak dengan serangga, kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada tempat yang terkena gigitan. Pemeriksaan penunjang lainnya jarang dibutuhkan.
Pencegahan Digigit Serangga
Upaya pencegahan untuk menghindari gigitan serangga, meliputi:
- Hindari tempat-tempat bersemak.
- Jika melihat adanya sarang tawon atau lebah di sekitar rumah, mintalah pembasmi serangga profesional untuk menyingkirkan sarang tersebut, jangan melakukannya sendiri.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
- Apabila akan pergi ke tempat bersemak, hutan, atau berkebun, kenakan pakaian yang melindungi tubuh seperti baju berlengan panjang, celana panjang, dan sepatu boots.
- Memakai mosquito repellent atau losion anti nyamuk.
- Melakukan 3M secara berkala, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.
- Jika lingkungan rumah terdapat banyak sarang nyamuk atau serangga, lakukan pengasapan insektisida (fogging) secara berkala.
- Menyemprotkan racun serangga atau memasang kasa anti nyamuk pada rumah.
Penanganan Pertama saat Digigit Serangga
Jika kamu mengalami gejala reaksi alergi yang parah setelah digigit serangga, segera dapatkan penanganan medis darurat. Kemudian ikuti langkah-langkah selanjutnya. Jika reaksi gigitan serangga balum/tidak parah, obati area yang digigit dengan langkah berikut:
- Jika sengat serangga masih menempel di kulit, singkirkan dengan benda tumpul secara perlahan dari kulit. Hindari menggunakan pinset untuk mengangkat sengat, karena justru bisa memicu pelepasan racun lebih banyak.
- Cuci area sengatan dengan sabun dan air.
- Letakkan kompres dingin atau kompres es di area sengatan selama sekitar setiap 10 menit untuk membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Bungkus es atau kantong es dengan kain bersih untuk melindungi kulit.
- Oleskan losion kalamin atau pasta soda kue dan air ke area gigitan serangga beberapa kali sehari untuk membantu meredakan gatal dan nyeri. Losion kalamin adalah sejenis krim antihistamin.
Apabila reaksi gigitan serangga parah dan menimbulkan lepuhan, maka jangan memecahkan lepuhan tersebut. Beberapa obat dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang ringan atau bentol kecil kemerahan yang gatal. Contohnya campuran menthol atau camphor berbentuk lotion atau gel dapat membantu mengurangi gejala.
Apabila terdapat lepuhan kulit yang panas dan nyeri, gunakan salep kortikosteroid untuk mengurangi reaksi alergi yang ditimbulkan. Obat-obatan minum seperti golongan antihistamin (difenhidramin, ctm, cetirizine) dapat membantu mengurangi gatal.
Apabila tergigit atau tersengat serangga beracun yang berbahaya, seperti yang dijelaskan di atas, langkah pertama yang dilakukan adalah cabut sengat yang menempel pada kulit dengan cepat, cuci dengan air mengalir dan sabun, kompres dingin pada area yang tersengat. Apabila lokasi yang tersengat adalah tangan atau kaki, angkat tangan atau kaki yang tersengat.
Salep yang mengandung kortikosteroid dapat membantu meringankan gejala lokal yang terjadi. Namun, apabila tersengat di bagian wajah, leher, atau terdapat gejala-gejala seluruh tubuh sebaiknya langsung ke rumah sakit.
Jika mengalami gejala reaksi alergi hebat atau reaksi anafilaktik, sebaiknya langsung dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Selama perjalanan ke rumah sakit, jika pengidap muntah atau penurunan kesadaran jangan diberi makan. Penanganan cepat tim dokter di UGD berupa pemberian oksigen, pemasangan jalur infus, dan penyuntikan obat epinefrin yang telah diencerkan. Pemberian obat ini tidak dapat dilakukan sendiri dirumah karena efek samping yang berbahaya.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika reaksi lokal ringan, lakukan pengamatan terhadap bekas gigitan atau sengatan serangga tersebut. Biasanya gejala akan hilang dalam 1–2 hari. Apabila reaksi bertambah hebat, misalnya bentol gatal seluruh tubuh, lepuhan kulit bertambah banyak, ataupun terdapat gejala-gejala reaksi seluruh tubuh sebaiknya tanya dokter melalui aplikasi Halodoc meski belum 24 jam.
Jika terdapat gejala reaksi anafilaktik jangan tunda untuk ke UGD. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit yang kamu inginkan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!