Dermatitis Seboroik
DAFTAR ISI
- Apa Itu Dermatitis Seboroik?
- Penyebab Dermatitis Seboroik
- Faktor Risiko Dermatitis Seboroik
- Gejala Dermatitis Seboroik
- Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Dermatitis Seboroik
- Diagnosis Dermatitis Seboroik
- Pengobatan Dermatitis Seboroik
- Komplikasi Dermatitis Seboroik
- Pencegahan Dermatitis Seboroik
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa itu Dermatitis Seboroik?
Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang umumnya mengenai kulit kepala dan area tubuh yang berminyak, seperti punggung, wajah, dahi, ketiak, pangkal paha, serta dada bagian atas.
Pada kulit kepala, penyakit ini menyebabkan kulit berwarna merah, berketombe, dan bersisik. Penyakit ini disebut juga sebagai psoriasis seboroik atau eksim seboroik atau cradle cap pada bayi.
Gangguan kulit ini mungkin terlihat seperti psoriasis, eksim, atau reaksi alergi. Perlu kamu ketahui juga, penyakit ini terkadang bisa hilang tanpa pengobatan.
Meski begitu, gangguan ini dapat menjadi kondisi yang bisa muncul seumur hidup. Pengobatan dilakukan agar masalah ini tidak mudah untuk kambuh.
Perlu diketahui juga bahwa penyakit ini tidak menyebabkan kerusakan serius pada tubuh, termasuk rambut. Hal ini pun umum terjadi dan bukan merupakan penyakit menular.
Untuk informasi secara umum mengenai dermatitis, kamu bisa baca artikel ini: Dermatitis – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatan.
Penyebab Dermatitis Seboroik
Hingga saat ini, penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum diketahui. Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur dan peradangan yang terkait dengan psoriasis.
Reaksi inflamasi dari jamur ini dapat hidup di permukaan kulit. Saat jamur ini semakin besar, sistem kekebalan bereaksi berlebihan, sehingga menimbulkan respons perdagangan yang menyebabkan perubahan pada kulit.
Selain itu, terdapat faktor yang diduga menyebabkan penyakit ini, di antaranya adalah:
- Peningkatan kadar androgen (hormon).
- Peningkatan kadar lipid kulit.
- Reaksi peradangan.
- Riwayat keluarga (dermatitis diturunkan dalam keluarga).
Ada juga faktor lain yang memicu atau memperburuk dermatitis seboroik meliputi:
- Stres.
- Iklim yang dingin dan kering.
- Kulit berminyak.
- Menggunakan losion berbahan dasar alkohol.
- Riwayat kelainan kulit lainnya, termasuk rosacea, psoriasis, dan jerawat.
Sementara itu, jika kamu mengidap eksim atopik, Ini Daftar Dokter Kulit yang Bisa Obati Dermatitis Atopik.
Faktor Risiko Dermatitis Seboroik
Beberapa faktor risiko yang dimiliki seseorang sehingga lebih mudah mengidap penyakit ini, antara lain:
- Jenis kulit berminyak.
- Bayi baru lahir.
- Orang dewasa, terutama wanita, berusia 30-60 tahun.
- Gagal jantung.
- Obat-obatan tertentu.
- Penyakit kejiwaan dan gangguan saraf, seperti depresi dan penyakit Parkinson.
- Kebiasaan menggaruk kulit wajah.
- Penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, kanker, penerima transplantasi organ tubuh, dan pankreatitis alkoholik.
- Penyakit endokrin yang dapat menyebabkan obesitas, seperti diabetes.
- Cuaca dingin dan kering.
- Stres.
- Faktor genetik.
- Faktor lingkungan, seperti polusi.
- Adanya masalah kulit lainnya seperti jerawat.
- Penggunaan produk perawatan kulit tertentu yang mengandung alkohol.
- Perubahan hormonal.
- Deterjen keras, sabun, dan bahan kimia.
Gejala Dermatitis Seboroik
Gejala dermatitis seboroik dapat berbeda-beda, seperti pada bayi dan orang dewasa. Perlu diketahui jika bayi dengan usia 3 bulan dan lebih muda lebih rentan alami cradle cap.
Meski dapat hilang sebelum usianya satu tahun, kekambuhan bisa terjadi saat anak memasuki masa pubertas.
Beberapa gejalanya yang dapat terjadi pada bayi tersebut adalah sisik kuning atau cokelat berkerak pada kulit kepala.
Banyak orang tua mungkin salah mengira dermatitis seboroik sebagai ruam popok. Maka dari itu, pastikan untuk memeriksakan kulit kepala anak jika dirasa ada sisik atau berwarna merah.
Lalu, untuk orang dewasa gejalanya bisa berbeda dari dermatitis seboroik yang terjadi pada bayi.
Beberapa gejala penyakit ini, antara lain:
- Kulit terasa gatal atau seperti terbakar.
- Kulit kepala berwarna merah dan berketombe.
- Kelupasan kulit atau ketombe yang terjadi di kumis, jenggot, atau alis.
- Kelopak mata berkerak atau berwarna kemerahan (blefaritis).
- Kulit bersisik berwarna putih atau kuning, yang terjadi di area kulit yang berminyak selain kulit kepala, seperti wajah, ketiak, telinga, dan dada.
Meski terlihat sama, ketahuilah bedanya antara ketombe dan dermatitis seboroik di sini: Ketombe atau Dermatitis Seboroik? Ketahui Bedanya.
Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Dermatitis Seboroik
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala dermatitis seboroik, seperti kulit yang terasa gatal atau kulit kepala yang berubah menjadi warna merah, segera hubungi dokter spesialis kulit di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Nah, itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu atasi dermatitis seboroik. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter spesialis kulit agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Dermatitis Seboroik
Diagnosis dilakukan berdasarkan lokasi, penampilan, dan perilaku lesi.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan memulainya dengan melakukan wawancara medis dengan berbicara tentang gejala yang kamu alami, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti biopsi atau pemeriksaan kelupasan sel kulit untuk memastikan dermatitis seboroik.
Dalam tes ini, sebagian kecil dari kulit kamu akan diangkat untuk diperiksa di laboratorium.
Dokter kulit juga perlu mengesampingkan kondisi lain yang bisa memengaruhi kulit, seperti psoriasis, rosacea, reaksi alergi, dan lupus eritematosus sistemik.
Tes biopsi yang mungkin akan dilakukan dapat membantu menyingkirkan kondisi ini.
Jika diagnosisnya tidak pasti, biopsi dapat dilakukan. Hal ini biasanya menunjukan parakeratosis pada epidermis, ostia folikular tersumbat, dan spongiosis pada kasus dermatitis seboroik.
Pengobatan Dermatitis Seboroik
Penyakit ini terkadang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, gangguan ini bisa menjadi masalah seumur hidup.
Cara mengontrolnya adalah dengan melakukan perawatan kulit. Lalu, ada beberapa hal yang dianjurkan dokter untuk mengatasi penyakit ini, antara lain:
- Mengoleskan kulit dengan krim khusus sebanyak 1-2 kali dalam sehari yang berfungsi untuk melawan bakteri.
- Menggunakan sampo antijamur sebanyak 2-3 kali seminggu.
- Losion atau krim yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Terapi sinar.
- Kepala bayi dengan cradle cap dapat dibersihkan setiap hari menggunakan sampo bayi, setelah itu bersihkan sisa-sisa kelupasan kulit menggunakan sikat halus.
Apabila kamu mengalami dermatitis seboroik di wajah dan tubuh, jagalah kebersihan area yang terinfeksi. Cuci dengan sabun dan air setiap hari.
Perlu diketahui juga bahwa sinar matahari dapat menghentikan pertumbuhan organisme ragi yang menyebabkan masalah ini, sehingga berada di luar ruangan dapat membantu menghilangkan ruam. Namun, pastikan untuk tetap memakai tabir surya.
Terdapat juga perawatan lainnya, meliputi:
- Produk antijamur.
- Losion kortikosteroid.
- Produk belerang.
Obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping, terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Selain dermatitis seboroik, ketahui jenis dermatitis lainnya sekaligus cara mengatasinya di sini: Kenali 4 Jenis Dermatitis dan Cara Mengatasinya
Komplikasi Dermatitis Seboroik
Walaupun komplikasi pada penyakit ini jarang sekali terjadi, namun dalam beberapa kasus kamu mungkin akan mengalami kondisi berikut:
- Infeksi bakteri atau jamur sekunder di area tubuh yang terkena dermatitis seboroik. Ini termasuk kelopak mata pada orang biasa dan area pada popok bayi.
- Sedikit kerontokan rambut. Namun, hal ini terjadi disebabkan karena gatal dan gesekan pada kulit kepala serta area lain yang terkena dermatitis seboroik, bukan oleh kondisi itu sendiri. Rasa gatal yang hebat bisa merusak folikel rambut, sehingga mengganggu pertumbuhan alami rambut dan menyebabkan rambut rontok.
- Penipisan kulit, pembuluh darah melebar, dan telangiektasia akibat steroid.
- Dampak psikososial akibat penampilan kulit
Pencegahan Dermatitis Seboroik
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dermatitis seboroik, antara lain:
- Hindari rangsangan gesekan, terutama ketika menggunakan sabun dan handuk.
- Usahakan untuk menghindari menggunakan sabun yang beraroma menyengat karena diduga mengandung alkohol.
- Gunakan jenis sabun yang memiliki kadar minyak tinggi.
- Batasi makanan yang dapat memicu rasa gatal, seperti makanan yang kaya protein.
- Mandi dengan air hangat dengan suhu yang cenderung ke dingin.
- Usahakan untuk tidak menggosok kulit menggunakan alkohol.
- Hindari kontak atau sentuhan langsung dengan benda atau objek yang dapat menyebabkan alergi.
- Gunakan krim pelembap sesering mungkin.
- Atasi gatal dengan menghindari garukan untuk menghindari eksim dan infeksi sekunder.
Sementara pada anak-anak, dapat dilakukan:
- Alihkan perhatian anak ketika hendak menggaruk.
- Hindari kondisi yang terlalu hangat atau panas.
- Kenakan sarung tangan pada anak ketika tidur.
- Jaga kuku anak dalam kondisi selalu pendek.
Selain dermatitis seboroik, yuk ketahui bagaimana cara mengatasi infeksi kulit kepala lainnya di sini: 4 Tips Mengatasi Infeksi Kulit Kepala Berdasarkan Penyebabnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu perlu ke dokter apabila kamu mengalami gejala yang parah atau gejala yang lebih buruk dari biasanya.
Dalam hal ini, dokter kamu bisa membantu dengan mengubah dosis obat atau beralih ke pilihan pengobatan lain.
Selain karena gejala yang memburuk, pergilah ke dokter apabila kamu mengalami kondisi berikut:
- Merasa sangat tidak nyaman sehingga kurang tidur atau terganggu untuk menjalani rutinitas sehari-hari.
- Membuat kamu merasa malu atau cemas.
- Mengira kulit kamu terinfeksi.
- Sudah mencoba langkah-langkah perawatan mandiri, namun gejala yang kamu alami tidak kunjung hilang.
- Memiliki area yang sangat merah.
- Mempunyai area yang sangat sakit.
- Memiliki area yang mengeluarkan nanah, cairan atau mengeras.
Apabila kamu merasakan gejala dari dermatitis seboroik, kamu bisa menghubungi dokter melalui Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!