Degenerasi Makula
DAFTAR ISI
- Apa Itu Degenerasi Makula?
- Penyebab Degenerasi Makula
- Faktor Risiko Degenerasi Makula
- Gejala Degenerasi Makula
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Degenerasi Makula
- Diagnosis Degenerasi Makula
- Pengobatan Degenerasi Makula
- Komplikasi Degenerasi Makula
- Pencegahan Degenerasi Makula
Apa Itu Degenerasi Makula?
Halodoc, Jakarta – Degenerasi Makula alias Age-related macular degeneration adalah gangguan penglihatan yang terjadi seiring berjalannya usia. Penyakit ini sering menyerang orang yang sudah berusia di atas 50 tahun. Gangguan penglihatan ini terjadi karena ada kerusakan pada makula, yaitu titik kecil di dekat pusat retina.
Makula dibutuhkan untuk penglihatan sentral yang tajam, sehingga memungkinkan seseorang untuk melihat benda yang lurus ke depan. Kabar buruknya, kondisi ini seringkali berkembang sangat lambat dan tidak menunjukkan gejala pada awalnya.
Alhasil, degenerasi makula baru terdeteksi saat sudah memicu komplikasi, termasuk hilangnya penglihatan pada satu atau kedua mata. Salah satu gejala yang sering muncul sebagai tanda penyakit ini adalah munculnya area buram di dekat pusat penglihatan.
Penyakit ini bisa memengaruhi penglihatan dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti kemampuan melihat wajah, mengemudi, membaca, menulis, atau melakukan pekerjaan dekat, seperti memasak atau memperbaiki barang-barang di sekitar rumah.
Penyebab Degenerasi Makula
Secara umum, penyakit ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu degenerasi makula kering dan basah. Pada degenerasi makula kering, terdapat endapan kuning pada makula yang dapat bertambah jumlahnya sehingga menyebabkan penglihatan buram.
Sementara pada jenis yang basah, ditandai dengan pertumbuhan pembuluh darah abnormal di lapisan koroid.
Pembuluh darah abnormal ini akan membocorkan darah dan cairan ke retina menyebabkan penglihatan terhadap garis lurus menjadi bergelombang dan hilangnya penglihatan sentral.
Pembuluh darah abnormal ini pada akhirnya membentuk jaringan parut dan menyebabkan hilangnya penglihatan sentral permanen. Kedua jenis degenerasi makula ini disebabkan karena proses penuaan.
Faktor Risiko Degenerasi Makula
Salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini adalah pertambahan usia. Orang yang berusia di atas 50 tahun disebut lebih rentan mengembangkan degenerasi makula.
Kendati begitu, penyakit ini ternyata juga bisa menyerang orang yang berusia lebih muda, terutama jika memiliki faktor risiko, seperti:
- Aktif merokok.
- Faktor genetik atau riwayat kesehatan keluarga.
- Hipertensi.
- Obesitas.
- Sering terpapar sinar matahari.
Gejala Degenerasi Makula
Tidak semua orang mengalami gejala yang sama. Beberapa orang mengalami gejala kehilangan penglihatan lebih lambat dibandingkan dengan orang lain.
Degenerasi maskula merupakan penyakit mata dianggap progresif dan biasanya semakin memburuk seiring waktu.
Dokter dapat mendeteksi adanya degenerasi makula sebelum seseorang mengalami gejala penyakit yang nyata.
1. Gejala Dini
Hilangnya penglihatan pada awal degenerasi makula sangat bertahap sehingga kebanyakan orang bahkan tidak menyadarinya. Saat penyakit berkembang, ada kehilangan penglihatan yang sangat besar pada penglihatan sentral, sementara itu penglihatan tepi tetap tidak berubah sama.
Pada awalnya, gambar yang biasanya tampak jernih dan tajam menjadi kabur. Ketika penyakit ini berkembang mereka bisa menjadi terdistorsi, membesar, berawan, gelap atau tidak terlihat.
Beberapa gangguan penglihatan tahap awal dari degenerasi makula:
- Garis lurus tampak bengkok.
- Pengurangan penglihatan sentral di satu atau kedua mata.
- Kebutuhan cahaya yang lebih terang saat membaca atau melakukan pekerjaan dekat.
- Kesulitan beradaptasi dengan tingkat cahaya rendah, seperti ketika memasuki ruangan yang remang-remang.
- Penglihatan kabur saat membaca.
- Penglihatan terhadap kecerahan warna menurun.
- Kesulitan mengenali wajah.
2. Gejala Lanjut
Ketika gejala berkembang, penglihatan menjadi lebih buruk, memengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca, mengemudi, mengenali wajah, dan menulis.
Dalam beberapa kasus degenerasi makula lanjut, penglihatan dapat benar-benar hilang dari waktu ke waktu dan kebutaan permanen dapat terjadi.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Degenerasi Makula
Degenerasi makula tidak boleh disepelekan karena bisa menyebabkan kebutaan. Jika kamu merasakan gejala di atas, segera konsultasi dengan dokter spesialis mata di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran yang tepat maupun meresepkan obat jika dibutuhkan.
Para ahli ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Febria Restissa Sp.M
- dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M
- dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes
- dr. Kartini Wulan Sp.M
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Degenerasi Makula
Tahap awal degenerasi makula biasanya dimulai tanpa gejala. Hanya dengan pemeriksaan mata yang komprehensif yang dapat mendeteksi degenerasi makula. Pemeriksaan mata dapat meliputi:
- Tes ketajaman visual. Pemeriksaan ini bertujuan mengukur seberapa baik penglihatan dalam melihat jarak.
- Pemeriksaan funduskopi. Pemeriksaan yang awalnya dengan meneteskan tetes mata midriatil untuk memperluas atau melebarkan pupil. Hal tersebut memungkinkan untuk memeriksa bagian belakang mata, seperti melihat retina, makula dan saraf optik, dan juga tanda-tanda degenerasi makula.
- Tes amsler. Pada tes ini pengidap diminta untuk melihat garis-garis vertikal maupun horizontal. Perubahan dalam penglihatan sentral dapat menyebabkan garis-garis menghilang atau tampak bergelombang, pertanda degenerasi makula.
- Angiogram fluorescein. Dalam tes ini, yang dilakukan oleh dokter mata, pewarna fluorescent disuntikkan ke dalam pembuluh darah di lengan. Gambar diambil saat pewarna melewati pembuluh darah di mata. Hal ini memungkinkan untuk melihat pembuluh darah yang bocor, yang terjadi pada degenerasi makula tipe basah yang lebih progresif.
- Tomografi koherensi optik (Optical coherence tomography—OCT). OCT menggunakan gelombang cahaya, dan dapat mencapai gambar dengan resolusi sangat tinggi dari jaringan apa pun yang dapat ditembus oleh cahaya dan dengan pemeriksaan ini dapat melihat makula secara detail.
Pengobatan Degenerasi Makula
Sampai saat ini, tidak ada cara untuk mengobati degenerasi makula. Pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas penglihatan, tetapi tidak dapat menghilangkan penyebabnya, karena penyakit ini merupakan penyakit akibat usia.
Pengobatan degenerasi makula pada tahap awal tidak ada pengobatan spesifik. Pengobatan ditujukan untuk memperlambat kerusakan makula, seperti pemberian beberapa vitamin dan mineral yang merupakan antioksidan, misalnya:
- Vitamin C (500 mg);
- Vitamin E (400 IU);
- Lutein (10 mg); dan
- Seng (80 mg).
Untuk memperlambat kerusakan pada makula, pengidap juga disarankan untuk melakukan gaya hidup sehat, seperti:
- Berhenti merokok.
- Olahraga rutin.
- Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.
Untuk pengobatan degenerasi makula tahap lanjut, didasarkan pada jenis dari degenerasi makula, yaitu kering atau basah. Beberapa pilihan metode pengobatan yang dapat dilakukan:
Penyuntikan obat anti VEGF (anti-vascular endothelial growth factor). Penyuntikan obat ini langsung pada bola mata untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada degenerasi makula tipe basah, sehingga kerusakan makula dapat diperlambat atau berhenti.
Operasi laser pada mata. Metode pengobatan ini juga dilakukan untuk degenerasi makula tipe basah dengan cara melaser atau mematikan pembuluh darah abnormal, sehingga mencegah perburukan pada gangguan penglihatan.
Komplikasi
Kebutaan merupakan komplikasi yang paling ditakutkan dari penyakit degenerasi makula. Seseorang yang tidak dapat melihat beresiko untuk terisolasi dari lingkungan sosial yang dapat mengakibatkan depresi.
Kebutaan akibat degenerasi makula juga bisa menyebabkan pengidap mengalami halusinasi penglihatan (sindrom Charles-Bonnet).
Meskipun degenerasi makula dapat menyebabkan hilangnya penglihatan, tetapi sebenarnya pengidap tidak kehilangan penglihatan secara total, karena degenerasi makula tidak memengaruhi penglihatan di bagian tepi.
Pencegahan Degenerasi Makula
Degenerasi makula merupakan penyakit akibat penuaan, sehingga tidak ada upaya pencegahan khusus agar seseorang tidak mengalami degenerasi makula. Beberapa langkah berikut ini dapat mengurangi risiko seseorang atau memperlambat perburukan dari degenerasi makula, yaitu:
- Pertahankan berat badan ideal
Makanlah makanan bergizi yang mencakup sayuran berdaun hijau, buah kuning dan oranye, ikan, dan biji-bijian yang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan tinggi;
- Berhenti merokok.
- Pertahankan tekanan darah normal.
- Berolahraga secara teratur.
- Kenakan kacamata hitam atau topi saat akan terpapar sinar matahari yang terik dalam waktu lama.
- Pemeriksaan mata rutin pada usia 50 tahun keatas, dan konsultasikan dengan dokter jika mengalami perubahan dalam penglihatan.