Amputasi
Apa itu Amputasi?
Amputasi adalah tindakan untuk menghilangkan bagian tubuh, seperti jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, lengan atau tungkai. Hal ini bisa menjadi pengalaman yang mengubah hidup yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak, bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan mempertahankan kemandirian. Selain itu, rasa sakit yang berkelanjutan, fenomena phantom limb dan trauma emosional dapat mempersulit pemulihan.
Tindakan atau operasi ini sebenarnya bertujuan untuk mengendalikan rasa sakit atau penyakit yang menyerang pada bagian tubuh tertentu. Faktanya, sebagian tubuh juga bisa hilang sebelum lahir, yang disebut amputasi bawaan. Penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi dari amputasi besar akan memerlukan pendekatan multidisiplin.
Kenapa Amputasi Perlu Dilakukan?
Amputasi mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi menyebar melalui anggota tubuh dan mengendalikan rasa sakit. Alasan paling umum untuk melaksanakan amputasi adalah luka yang tidak kunjung sembuh.
Sering kali ini disebabkan karena anggota tubuh tersebut tidak memiliki cukup aliran darah. Amputasi dilakukan dalam dua kondisi yaitu amputasi karena cedera dan karena penyakit. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
1. Amputasi karena cedera
Amputasi karena cedera dilakukan jika seseorang mengalami cedera parah seperti cedera remuk. Amputasi mungkin diperlukan jika ahli bedah sudah tidak dapat memperbaiki anggota tubuh.
Proses amputasi yang disebabkan karena kecelakaan atau cedera disebut dengan amputasi traumatik. Proses ini bisa terjadi karena kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan saat bekerja atau industri, dan cedera saat pertempuran. Cedera traumatis menyumbang sekitar 45 persen dari semua amputasi.
Amputasi traumatik dapat dilakukan jika bagian tubuh terpotong atau terkoyak dalam kecelakaan yang parah, atau mengalami kerusakan serius karena cedera remuk atau luka bakar akut, sehingga anggota tubuh tidak dapat diselamatkan.
2. Amputasi karena penyakit
Amputasi karena penyakit terjadi jika terdapat kerusakan jaringan, infeksi, atau penyakit, yang mempengaruhi bagian tubuh dan sudah tidak dapat diperbaiki, atau bahkan bisa membahayakan nyawa jika dipertahankan.
Selain itu trauma atau penyakit yang memotong aliran darah ke bagian tubuh untuk waktu yang lama juga dapat menyebabkan kematian jaringan yang memerlukan amputasi. Contohnya, radang dingin, yang dapat merusak pembuluh darah di jari tangan dan kaki, yang pada akhirnya harus dihilangkan.
Berikut penyakit yang memerlukan amputasi jika sudah merusak anggota tubuh dan tidak bisa diperbaiki lagi.
- Amputasi terkait diabetes dan penyakit vaskular
Sekitar 54 persen dari semua amputasi bedah terjadi akibat komplikasi penyakit pembuluh darah dan kondisi lain yang mempengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit arteri perifer (PAD).
Masalah vaskular kronis dapat menyebabkan kematian jaringan di jari kaki, kaki, dan tungkai. Dari pasien yang menjalani amputasi karena komplikasi penyakit ini, hampir setengahnya akan meninggal dalam waktu lima tahun setelah prosedur amputasi.
- Amputasi terkait kanker
Untuk mencegah penyebaran jenis kanker tertentu sebenarnya cukup jarang untuk membuat seseorang harus melaksanakan amputasi. Total kasus biasanya hanya 2 persen saja.
Kanker seperti sarkoma dapat memengaruhi tulang dan jaringan lunak di tungkai. Jika kanker terlalu besar atau agresif untuk diangkat, terjadi berulang, atau meluas ke saraf atau pembuluh darah, amputasi mungkin diperlukan.
Kanker stadium lanjut yang memengaruhi kaki bagian atas dapat mengakibatkan prosedur amputasi yang disebut disartikulasi pinggul, yang menghilangkan seluruh tulang paha (tulang paha) dari panggul.
- Amputasi untuk infeksi berat
Sepsis berat juga disebut septikemia atau keracunan darah. Itu terjadi ketika bakteri yang resisten terhadap obat membanjiri tubuh dan menyebar ke seluruh aliran darah. Sepsis dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan jaringan mati terutama pada jari kaki, jari tangan, tangan dan kaki. Sepsis berat bisa mematikan jika obat antibiotik tidak dapat mengendalikan infeksi.
Salah satu penyebab sepsis adalah bakteri meningokokus yang menyebabkan bentuk meningitis yang serius, yakni peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Infeksi bakteri Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA), juga dapat menyebabkan kondisi parah yang disebut infeksi jaringan lunak nekrotikans, atau fasciitis. Untuk infeksi ini dan infeksi berbahaya lainnya yang terjadi di bagian tubuh yang tanpanya pasien dapat bertahan hidup, amputasi mungkin diperlukan untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut.
Kapan Harus Melakukan Amputasi?
Amputasi merupakan pilihan terakhir yang direkomendasikan oleh dokter jika tidak ada jalan keluar lainnya. Namun begitu, ada beberapa pertimbangan khusus dalam pengambilan keputusan tersebut, yaitu:
- Munculnya gangren atau jaringan kulit mati.
- Infeksi yang parah dan tidak kunjung membaik meski sudah ditangani. Contohnya, luka pada kaki pengidap diabetes yang sulit disembuhkan.
- Ditemukan kanker pada bagian tubuh tersebut, misalnya pada tulang atau jaringan otot.
- Rasa sakit tidak tertahankan yang terus berlangsung dan cacat parah sehingga tidak dapat berfungsi.
- Cedera berat, misalnya luka bakar yang parah, luka karena ledakan, atau luka akibat gigitan hewan.
- Frostbite atau radang dingin.
Diagnosis Amputasi
Sebelum melakukan amputasi dokter akan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh. Tujuannya untuk memeriksa kondisi fisik seperti sistem kardiovaskular (jantung, darah, dan pembuluh darah), sistem pernapasan, dan riwayat penyakit yang diidap pasien.
Dokter juga akan memeriksa kondisi dan fungsi anggota tubuh lainnya yang sehat. Pemeriksaan ini dilakukan karena melepaskan salah satu anggota tubuh dapat menambah beban pada anggota tubuh yang tersisa, jadi penting untuk merawat dan memastikan bahwa bagian tubuh yang lain dalam keadaan sehat.
Kemungkinan pasien juga akan dinilai secara psikologis untuk menentukan seberapa kuat pasien mengatasi dampak psikologis dan emosional dari amputasi. Pasien juga akan diperkenalkan dengan fisioterapis yang akan terlibat dalam perawatan pasca operasi.
Komplikasi Amputasi
Sama seperti semua jenis operasi, amputasi juga membawa risiko komplikasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko komplikasi seperti faktor usia, jenis amputasi apa yang dijalankan, dan kondisi kesehatan pasien secara umum.
Namun, pada amputasi yang dijalankan secara terencana, risiko terkena komplikasi yang lebih serius akan lebih rendah dibandingkan amputasi yang dijalankan saat darurat.
Berikut merupakan komplikasi yang terkait dengan amputasi:
- Masalah jantung seperti serangan jantung
- Trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT)
- Penyembuhan luka lambat dan infeksi luka
- Pneumonia
Pada beberapa kasus amputasi, pembedahan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menghindari komplikasi atau membantu menghilangkan rasa sakit.
Kenali juga komplikasi lain akibat prosedur amputasi melalui laman berikut, “6 Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Proses Amputasi”.
Prosedur Operasi Amputasi
Setidaknya ada tiga tahapan proses amputasi, yaitu:
1. Persiapan
Dokter bedah akan memberikan instruksi khusus tentang bagaimana mempersiapkan operasi amputasi. Kemungkinan besar, kamu harus berpuasa setidaknya enam jam sebelum operasi. Dokter bedah juga mungkin akan meresepkan obat untuk diminum pada pagi hari operasi.
Sebelum operasi, kamu akan menerima anestesi (obat agar pasien tidak merasakan sakit). Paling sering, dokter menggunakan anestesi umum atau spinal. Anestesi umum membuat pasien juga harus tetap tertidur selama operasi. Anestesi tulang belakang membuat pasien mati rasa dari pinggang atau anggota tubuh ke bawah.
2. Proses amputasi
Dalam operasi amputasi, ahli bedah akan mengangkat semua jaringan yang sakit. Tim akan menjaga sebanyak mungkin jaringan sehat tetap utuh. Dokter juga akan merencanakan operasi yang membuat pasien siap untuk fungsi terbaik setelah mereka pulih. Itu termasuk rencana untuk penggunaan kaki palsu.
Selama prosedur, ahli bedah akan:
- Menghilangkan jaringan yang rusak dan tulang yang hancur.
- Menghaluskan tulang yang tidak rata.
- Menutup pembuluh darah untuk mencegah pendarahan.
- Membentuk otot sehingga tunggul (ujung tungkai) dapat dipasangi tungkai palsu jika diinginkan.
- Menempatkan pembalut steril (perban) di atas luka.
- Dokter bedah mungkin menggunakan jahitan atau staples untuk menjahit tunggul segera ditutup. Atau ahli bedah mungkin menunggu beberapa hari untuk membiarkan luka mengering.
3. Setelah amputasi
Setelah amputasi, pasien harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, selama satu, atau bahkan dua minggu. Tim medis akan terus memantau proses penyembuhan dan kemajuan pasien. Pasien dapat minum obat pereda nyeri untuk meredakan ketidaknyamanan atau antibiotik untuk mencegah infeksi. Pasien juga akan mulai bertemu dengan ahli terapi fisik dalam beberapa hari pertama setelah operasi.
Banyak pasien pergi ke fasilitas rehabilitasi untuk sementara waktu setelah amputasi. Ini ditujukan supaya mereka dapat belajar melakukan hal-hal secara mandiri.
Setelah amputasi lengan atau kaki, pasien mungkin menjadi kandidat untuk kaki palsu. Anggota badan palsu meniru gerakan anggota badan alami, tetapi mungkin terasa canggung untuk digunakan pada awalnya. Seorang ahli terapi fisik mengajarkan latihan untuk membantu agar kamu terbiasa dengan anggota tubuh buatan.
Biasanya, pemasangan prostetik dilakukan sekitar enam sampai delapan minggu setelah operasi dan ketika sayatan sudah benar-benar sembuh. Saat pasien menerima prostesis, pasien akan mempelajari dasar-dasar penggunaannya, termasuk cara:
- Memasang prostetik.
- Melepaskan prostetiknya.
- Berjalan dan bergerak dengan kaki palsu.
- Merawat prostetik.
Di mana Tempat Melakukan Amputasi?
Operasi amputasi yang dilakukan oleh dokter spesialis bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas yang memadai.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika kamu mengalami memiliki kondisi seperti yang dipaparkan di atas. Ingat, penanganan yang tepat dan cepat dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi. Buat janji dengan dokter spesialis yang kamu butuhkan melalui Halodoc!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Amputation.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. Amputation.
National Health Service UK. Diakses pada 2021. Amputation.
Web MD. Diakses pada 2021. Limb Amputation: Reasons, Procedure, Recovery.
NHS.UK. Diakses pada 2023. Amputation
Diperbarui pada 20 Maret 2023.