Alopecia Areata
Pengertian Alopecia Areata
Alopecia adalah istilah medis untuk rambut rontok. Salah satu jenisnya adalah alopecia areata. Ini adalah penyakit autoimun, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat pada tubuh sendiri. Penyakit ini menyerang folikel rambut.
Folikel rambut merupakan struktur tempat rambut akan tumbuh. Penyakit ini menyebabkan folikel rambut yang ada di kepala, wajah, atau tubuh menjadi semakin kecil dan berhenti memproduksi rambut, awalnya menimbulkan rambut rontok hingga mengakibatkan kebotakan jika dibiarkan.
Jenis Alopecia Areata
Ada beberapa jenis alopecia areata. Setiap jenisnya ditandai dengan tingkat kerontokan rambut dan gejala lain yang mungkin dialami. Berikut adalah jenis-jenis alopecia areata:
- Patchy alopecia areata, ciri utama dari jenis ini adalah terdapat area atau bercak kerontokan rambut yang hanya ada di beberapa area tubuh.
- Alopecia totalis, terjadi ketika kerontokan rambut menyerang di seluruh kulit kepala
- Alopecia universalis, adalah kerontokan rambut yang tidak hanya terjadi di area kepala, tapi juga area tubuh lainnya. Contohnya seperti wajah, alis, bahkan bulu mata.
- Diffuse alopecia areata, kondisi ini terjadi ketika rambut mengalami penipisan yang terjadi secara tiba-tiba di seluruh kulit kepala
- Ophiasis alopecia adalah kerontokan yang terjadi di sepanjang sisi dan di area kulit kepala bagian bawah.
Gejala Alopecia Areata
Gejala yang disebabkan alopecia areata, antara lain:
- Kebotakan berpola bulat pada satu atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut, yang bersifat sementara tapi dapat juga permanen.
- Kebotakan yang dapat meluas hingga menyeluruh di kulit kepala (alopecia totalis) dan bahkan di seluruh tubuh (alopecia universalis).
- Gangguan pada kuku jari tangan dan jari kaki, berupa kuku berubah bentuk, memiliki garis putih dengan permukaan yang tipis dan kasar, atau terbelah.
- Kebotakan yang dapat disertai sensasi rasa terbakar atau gatal pada kulit kepala.
Penyebab Alopecia Areata
Alopecia areata adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang bagian tubuh yang lain, dalam hal ini folikel rambut. Ketika ini terjadi pertumbuhan rambut akan menyusut dan melambat, serta rambut mulai mengalami kerontokan yang seringkali berbentuk gumpalan-gumpalan. Semakin banyak folikel rambut yang diserang oleh sistem kekebalan tubuh, maka akan semakin banyak pula frekuensi rambut yang rontok.
Tingkat kerontokan rambut bervariasi. Dalam beberapa kasus, ini terjadi hanya di beberapa tempat. Namun, kerontokan rambut bisa lebih besar. Pada beberapa kasus yang jarang, seseorang bisa kehilangan semua rambut di kepalanya (alopecia areata totalis) atau seluruh tubuh (alopecia areata universalis).
Hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut. Dipercaya bahwa susunan genetika seseorang bisa menjadi pemicu reaksi autoimun alopecia areata. Selain genetik alopecia areata juga bisa dipicu karena adanya gangguan autoimun lain.
Pada sebuah penelitian menemukan bahwa orang dengan riwayat keluarga yang mengidap alopecia areata, ternyata juga memiliki riwayat pribadi atau anggota keluarga lain yang mengidap gangguan autoimun lainnya seperti atopi. Atopi adalah kelainan yang ditandai dengan kecenderungan hipoalergi, tiroiditis, dan vitiligo.
Faktor Risiko Alopecia Areata
Berbagai faktor risiko alopecia areata, antara lain:
- Riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga.
- Pertambahan usia.
- Penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1, rheumatoid arthritis, atau lupus eritematosus.
- Memiliki warna, bentuk, tekstur, atau ketebalan kuku yang abnormal.
- Masalah psikologis, seperti stres, depresi, cemas, atau gangguan paranoid.
Diagnosis Alopecia Areata
Ada berbagai cara untuk mendiagnosis alopecia areata. Cara tersebut meliputi pemeriksaan fisik, wawancara medis, dan jika diperlukan mengambil sampel biopsi kulit dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa area rambut yang rontok dan tingkat kerontokannya. Pada area yang rontok rambut akan dicabut secara perlahan dan akan diamati apakah rambut tersebut mudah lepas. Selanjutnya dokter memeriksa rambut dan folikel untuk melihat bagaimana bentuknya, apakah normal atau tidak. Kemudian dokter akan memeriksa bagian kuku.
Wawancara medis
Seperti menanyakan tentang penyakit yang sedang dialami atau riwayat penyakit keluarga.
Melakukan sampel biopsi kulit kepala
Tujuannya untuk mengetahui penyebab lain yang menimbulkan kerontokan rambut, seperti infeksi jamur tinea capitis misalnya. Selama proses biopsi, sebagian kecil kulit kepala akan diambil untuk kemudian dianalisis di laboratorium dengan menggunakan mikroskop.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan jika pasien diduga mengidap penyakit autoimun. Pemeriksaan darah bertujuan untuk memeriksa antibodi yang tidak normal, kadar C-reactive protein, zat besi, hormon tiroid, hormon testosteron, follicle stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormone (LH).
Untuk mengetahui diagnosis yang lebih lengkap baca juga diagnosis alopecia areata di laman berikut, “Inilah Cara Diagnosis Alopecia Areata”.
Komplikasi Alopecia Areata
Beberapa komplikasi alopecia areata, antara lain:
- Kebotakan menjadi bersifat permanen.
- Memiliki risiko yang lebih besar untuk mengidap atau memiliki keluarga dengan penyakit asma, alergi, dan penyakit autoimun lain, seperti penyakit tiroid dan vitiligo.
- Gangguan psikologis berupa gangguan emosional akibat kepercayaan diri yang hilang, yang dapat berkembang menjadi depresi.
Pengobatan Alopecia Areata
Sampai saat ini, pengobatan yang cocok untuk menyembuhkan penyakit alopecia areata masih belum ditemukan. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan rambut agar kembali tumbuh lebih cepat.
Bentuk pengobatan alopecia areata yang paling umum adalah kortikosteroid dan obat antiinflamasi yang dapat dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sebagian besar pengobatan ini diberikan melalui suntikan lokal, salep, atau obat minum.
Kortikosteroid adalah obat inflamasi untuk mempengaruhi sistem imun tubuh. Obat ini dapat disuntikan melalui kulit kepala atau area lain. Kortikosteroid juga bisa diberikan sebagai pil atau dioleskan pada kulit sebagai salep, krim, atau busa.
Imunoterapi topikal merupakan jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi kebotakan dan merangsang kembali pertumbuhan rambut. Cara pengobatannya adalah dengan mengoleskan bahan kimia ke kulit kepala untuk menghasilkan reaksi alergi. Jika berhasil, reaksi inilah yang dapat membuat rambut tumbuh kembali.
Adapun obat lain yang diresepkan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan menekan sistem kekebalan tubuh seperti minoxidil, anthralin, SADBE, dan DCPC. Meskipun membantu pertumbuhan kembali rambut, namun obat ini tidak dapat mencegah pembentukan area botak baru.
Selain dengan pengobatan tersebut pengidap alopecia areata juga disarankan untuk memberikan proteksi lebih di bagian yang botak. Pengidap alopecia areata bisa menggunakan tabir surya jika beraktifitas di luar ruangan, atau mengenakan kacamata untuk melindungi mata dari sinar matahari dan kotoran.
Selain itu, pengidapnya juga perlu menggunakan pelindung kepala seperti topi, rambut palsu, dan syal agar kulit kepala dapat terlindung dari sinar matahari, atau menjaga kulit kepala tetap hangat saat udara dingin.
Pencegahan Alopecia Areata
Alopecia areata tidak dapat dicegah karena penyebabnya tidak diketahui. Gangguan autoimun ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Termasuk riwayat keluarga, kondisi autoimun lainnya, dan bahkan kondisi kulit lainnya.
Namun, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Membatasi penggunaan perangkat perawatan rambut yang berisiko merusak atau membuat rambut kering.
- Membatasi penggunaan bahan kimia untuk rambut.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami tanda dan gejala alopecia areata, segera bicarakan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. Ayo download Halodoc untuk deteksi penyakit lainnya
Referensi
WebMD. Diakses pada 2021. Alopecia Areata.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Alopecia Areata.
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Alopecia Areata.
Medicalnewstoday. Diakses pada 2023. Alopecia areata: Causes, diagnosis and treatments
Diperbarui pada 16 Maret 2023