Adenoma Bronkus
Apa Itu Adenoma Bronkus?
Adenoma bronkus adalah jenis kanker langka yang bermula dari kelenjar lendir, saluran udara paru-paru (bronkus) atau tenggorokan (trakea), dan di kelenjar ludah.
Meskipun kata “adenoma” merujuk pada tumor non-kanker, sebagian besar kasus adenoma bronkial yang muncul adalah kanker dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Penyebab Adenoma Bronkus
Hingga saat ini, belum ada yang tahu secara pasti penyebab adenoma bronkus. Namun, ahli mencurigai bahwa genetik mungkin berperan dalam beberapa bentuk kanker ini.
Adenoma bronkus adalah tumor jinak yang tidak biasa, kemunculannya bermulai di kelenjar lendir dan saluran udara paru-paru (bronkus).
Kanker ini berkembang secara lambat dan dapat sembuh jika terdeteksi.
Di sisi lain, kanker juga dapat dengan mudah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti sel dan jaringan yang bersebelahan.
Ada tiga jenis adenoma bronkus, di antaranya:
- Karsinoma kistik adenoid. Jenis kanker ini bermula di kelenjar ludah di mulut. Namun, karsinoma kistik adenoid dapat memengaruhi kelenjar keringat, trakea (batang tenggorokan) dan payudara wanita.
- Tumor karsinoid. Tumor ini dapat merusak fungsi sel saraf dan sel yang memproduksi hormon. Mereka biasanya berkembang di perut dan paru-paru.
- Karsinoma mukoepidermoid. Jenis adenoma bronkus ini berkembang di kelenjar ludah. Namun, kelenjar parotis di dekat telinga biasanya juga terpengaruh.
Faktor Risiko Adenoma Bronkus
Ada beberapa faktor pemicu yang meningkatkan risiko terjadinya adenoma bronkus pada seseorang, di antaranya:
- Faktor genetik. Genetik cukup berperan dalam pembentukan beberapa jenis adenoma bronkus. Risiko mengidap adenoma karsinoid lebih tinggi dialami oleh pengidap penyakit bawaan, seperti multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN-1).
- Terpapar radiasi. Orang yang pernah menjalani prosedur radiasi pada bagian kepala dan leher berisiko tinggi mengalami adenoma bronkus. Terutama yang jenis adenoma karsinoma mukoepidermoid.
Lantas, Benarkah Radiasi Alat Elektronik Bisa Sebabkan Kanker Otak?
Gejala Adenoma Bronkus
Di awal kemunculannya, gejala adenoma bronkus umumnya tidak tampak. Gejalanya sendiri terbagi berdasarkan jenisnya, dan biasanya baru akan muncul saat kondisi sudah masuk ke dalam intensitas parah.
Berikut ini gejala yang tampak pada pengidap adenoma bronkus berdasarkan jenisnya:
1. Tumor karsinoid
Tumor ini memengaruhi sel saraf dan sel yang bertugas untuk memproduksi hormon dalam tubuh. Kondisi tumor karsinoid dapat terbentuk di paru-paru, perut, atau usus, dengan gejala berupa:
- Batuk biasa hingga batuk darah.
- Mengi atau napas yang berbunyi.
- Sesak napas.
- Nyeri pada dada.
- Kemerahan pada wajah.
- Infeksi pada paru, seperti pneumonia.
2. Tumor karsinoma adenoid kistik
Meski bermula di kelenjar ludah pada mulut dan tenggorokan, tumor ini dapat memengaruhi trakea, kelenjar air mata, kelenjar keringat, rahim, vulva, atau payudara wanita.
Pengidap tumor karsinoma adenoid kistik bisa mengalami gejala berupa:
- Benjolan pada langit-langit mulut, di bawah lidah atau bawah mulut.
- Kesulitan menelan.
- Suara serak.
- Rasa kebal pada rahang, langit-langit mulut, wajah atau lidah.
- Muncul benjolan di bawah rahang atau depan telinga.
3. Tumor karsinoma mukoepidermoid
Tumor ini muncul di kelenjar ludah dan umumnya memengaruhi kelenjar parotis di depan telinga.
Pengidap tumor karsinoma mukoepidermoid akan mengalami sejumlah gejala, seperti:
- Pembengkakkan pada kelenjar di dekat telinga, bawah rahang, atau mulut.
- Kebal atau rasa nyeri yang muncul pada wajah.
Diagnosis Adenoma Bronkus
Proses pemeriksaan akan dokter lakukan berdasarkan hasil wawancara dan keluhan yang dialami pengidap.
Kemudian, dokter melanjutkan proses diagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang lain.
Berikut ini beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu kamu lakukan:
- Rontgen dada, yang dilakukan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik untuk menampilkan gambar bagian tubuh yang dibutuhkan.
- Computed Tomography Scan (CT Scan), yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tumor, di mana lokasi kemunculannya, dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang dilakukan ketika hasil dari CT scan tidak menunjukkan hasil pasti.
Saat sudah terdeteksi tetapi belum yakin dengan hasilnya, dokter kerap melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang lain.
Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan:
- Pemindaian nuklir, yang dilakukan untuk untuk mendeteksi tumor karsinoid dan lokasi penyebarannya.
- Bronkoskopi, yang dilakukan untuk memvisualisasikan bagian dalam tenggorokan dan saluran udara besar di paru-paru untuk mengetahui adanya pertumbuhan abnormal.
- Aspirasi jarum halus trans bronkoskopi, yang dilakukan saat menemukan lesi tidak mudah dijangkau, dan berada di dinding saluran pernapasan. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada lesi dengan ukuran kurang dari 2 sentimeter.
- Aspirasi jarum halus yang dibarengi dengan CT scan, yang dilakukan menggunakan jarum melalui dinding dada, di antara tulang rusuk, dan ditempatkan di nodul. Spesimen biopsi dilakukan untuk menentukan apakah nodul tersebut jinak dan bukan kanker, atau ganas.
Pengobatan Adenoma Bronkus
Pengobatan adenoma bronkus yang dilakukan akan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit, usia pasien, kondisi kesehatan menyeluruh, serta pilihan masing-masing.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan yang dilakukan:
1. Operasi
Langkah pertama prosedur operasi yaitu mengangkat kanker dan jaringan, serta kelenjar bening yang sudah terkena untuk mencegah penyebaran.
Sama seperti operasi lainnya, prosedur ini dapat memberikan efek samping berupa:
- Susah buang air kecil.
- Luka atau infeksi di area bekas sayatan.
- Mual dan muntah akibat obat bius.
- Nyeri di area bekas sayatan.
- Terjadi penggumpalan pembuluh darah.
Untuk informasi lebih mendalam, kamu bisa baca artikel ini: Berbagai Efek Samping Operasi Kanker yang Perlu Diketahui.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi akan dokter lakukan menggunakan gelombang elektromagnetik berkekuatan tinggi untuk membunuh sel-sel abnormal.
Meski dapat mengurangi gejala dan mengecilkan bentuk tumor, tapi ada beberapa efek samping yang bisa saja terjadi, di antaranya:
- Lemas.
- Kulit yang memerah.
- Sakit tenggorokan.
- Batuk-batuk.
- Napas terengah-engah.
3. Kemoterapi
Prosedur kemoterapi dengan menggunakan obat minum atau suntikan intravena untuk membunuh sel-sel abnormal.
Kemoterapi biasanya dilakukan saat sel abnormal tersebut sudah bermetastasis ke area tubuh lainnya.
Berikut ini beberapa efek samping yang dapat dialami:
- Lemas.
- Mual dan muntah.
- Kerontokan rambut.
- Penurunan nafsu makan.
- Diare.
- Rentan terkena infeksi.
4. Imunoterapi
Selain beberapa pilihan pengobatan di atas, imunoterapi jadi pengobatan lain yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh, terutama untuk menghancurkan sel-sel abnormal.
Selain menghancurkannya, imunoterapi dapat mencegah sel-sel abnormal bermetastasis ke area sekitarnya.
Setelah selesai menjalani serangkaian pengobatan, pengidap tetap harus menjalani pemeriksaan rutin.
Tujuannya agar gejala dan masalah baru yang muncul dapat segera mendapat penanganan dengan baik.
Pemeriksaan rutin juga bertujuan untuk mencegah penyebaran atau munculnya sel-sel abnormal di area lainnya.
5. Terapi yang ditargetkan
Perawatan ini bisa kamu lakukan dengan mencari protein atau gen yang unik di kanker. Kemudian terapi akan menargetkan zat-zat tersebut untuk menghentikan penyebaran kanker.
Komplikasi Adenoma Bronkus
Adenoma bronkus yang tidak atasi dengan baik dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya.
Jika sudah begitu, kehilangan nyawa menjadi komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi.
Berikut ini beberapa komplikasi lainnya, jika gejala yang muncul tidak segera mendapat penanganan:
- Perdarahan.
- Kebocoran pada saluran pernapasan.
- Gangguan pembekuan darah.
- Berkurangnya pasokan oksigen ke organ jantung.
- Atelektasis, yang terjadi akibat paru-paru tidak mampu mengembang sempurna.
- Pneumonia, yang terjadi akibat adanya peradangan pada organ paru-paru.
- Gagal napas, yang dapat berujung pada kematian.
Pencegahan Adenoma Bronkus
Bronkus adalah cabang dari batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan dan sebelum paru-paru.
Bronkus adalah bagian dari saluran udara yang bertugas untuk memastikan udara masuk ke alveolus.
Jika menurun melalui riwayat genetik, tidak ada metode pencegahan khusus yang dilakukan.
Namun, pemeriksaan kesehatan rutin (medical check-up) dapat membantu menemukan penyakit ini lebih awal sehingga dapat menerima terapi dengan segera.
Selagi menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, berikut ini pola hidup sehat yang dapat kamu lakukan guna menjaga kesehatan organ paru-paru:
- Berhenti merokok.
- Jauhi asap rokok.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air.
- Menghindari polusi udara.
- Menjaga kebersihan udara dalam rumah.
- Rutin berolahraga.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila memiliki faktor risiko adenoma bronkus atau mengalami batuk dalam jangka waktu yang lama, kamu bisa tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai gejala yang yang kamu rasakan.
Dokter mungkin akan merujuk ke dokter spesialis atau rumah sakit tertentu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!