Acetylcysteine
DAFTAR ISI
- Apa Itu Acetylcysteine?
- Manfaat Acetylcysteine
- Peringatan Sebelum Menggunakan Acetylcysteine
- Merek Dagang Acetylcysteine
- Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine
- Cara Menggunakan Acetylcysteine dengan Benar
- Efek Samping Acetylcysteine
- Interaksi Acetylcysteine
- Kontraindikasi Acetylcysteine
Apa Itu Acetylcysteine?
Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa masalah pada paru-paru dan juga sebagai penangkal overdosis asetaminofen.
Obat ini termasuk dalam kelompok mukolitik, yang bekerja dengan cara mengurangi kekentalan lendir di saluran pernapasan, sehingga lebih mudah dikeluarkan dan membantu pernapasan menjadi lebih lancar.
Selain itu, obat ini juga memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan.
Acetylcysteine tersedia dalam tiga bentuk, yaitu larutan untuk dihirup, larutan untuk suntik, dan tablet effervescent yang larut dalam air.
- Golongan: Obat keras.
- Kategori: Mukolitik.
- Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
- Acetylcysteine untuk ibu hamil: Konsultasikan dengan dokter jika kamu sedang hamil atau berencana hamil. Obat ini hanya boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
- Acetylcysteine untuk ibu menyusui: Acetylcysteine dapat masuk ke dalam ASI dan mungkin menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui. Diskusikan dengan dokter jika kamu menyusui.
- Bentuk obat: Larutan untuk dihirup, larutan untuk suntik, dan tablet effervescent yang larut dalam air.
Manfaat Acetylcysteine
Ada beberapa manfaat dari obat acetylcysteine, antara lain:
1. Gangguan pernapasan
Acetylcystein bermanfaat untuk membantu memecah lendir tebal dan lengket, yang dapat terbentuk di saluran pernapasan.
Oleh karena itu, obat ini sering digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan pernapasan.
Penyakit-penyakit yang dapat diatasi dengan acetylcysteine meliputi bronkitis, pneumonia, emfisema, asma, fibrosis kistik, dan tuberkulosis.
Dengan cara mengencerkan dan memecah lendir yang menumpuk, acetylcysteine mempermudah proses pengeluaran lendir dan membantu membersihkan saluran pernapasan.
Alhasil obat ini dapat meringankan gejala dan meningkatkan kualitas pernapasan bagi pasien dengan kondisi tersebut.
2. Penangkal overdosis paracetamol
Manfaat lainnya dari acetylcysteine adalah untuk membantu mencegah atau mengurangi kerusakan hati akibat konsumsi paracetamol dalam jumlah besar.
Namun, tidak semua bentuk acetylcysteine efektif sebagai penangkal untuk overdosis paracetamol.
Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mencoba mengobati overdosis paracetamol tanpa petunjuk medis yang tepat.
Selain dua manfaat di atas, obat ini juga mungkin dokter resepkan untuk kondisi lain.
Peringatan Sebelum Menggunakan Acetylcysteine
Perhatikan beberapa hal berikut ini sebelum menggunakan acetylcysteine:
- Hindari penggunaan obat ini jika kamu memiliki hipersensitivitas atau alergi terhadap acetylcysteine dan obat sejenisnya.
- Hindari penggunaan pada pasien dengan asma akut.
- Setelah menghirup acetylcysteine, kamu mungkin mengalami peningkatan risiko mengi, rasa tertekan di dada, dan kesulitan bernapas. Pastikan ada seseorang yang menemani saat menggunakan obat ini.
- Beritahu dokter terkait riwayat medis, termasuk jika kamu mengalami tukak lambung, pendarahan lambung atau pendarahan di kerongkongan, tekanan darah tinggi atau sedang menjalani diet rendah garam, gagal jantung kongestif, dan penyakit ginjal.
- Setelah penggunaan, mungkin terjadi peningkatan volume sekret bronkial. Jika batuk tidak efektif, saluran napas mungkin perlu dibuka dengan aspirasi mekanik.
- Jika ada penyumbatan akibat benda asing atau akumulasi, bersihkan saluran napas dengan aspirasi endotrakeal, dengan atau tanpa bronkoskopi.
- Konsultasikan dengan dokter jika kamu berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui.
Fakta Mengenai Obat Acetylcysteine
1. Studi menunjukkan acetylcysteine memiliki potensi dalam mengelola gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan gangguan bipolar.
2. Acetylcysteine dapat mengurangi dampak oksidatif dari asap rokok pada saluran pernapasan.
3. Selain untuk obat, acetylcysteine juga dimanfaatkan dalam produk perawatan kulit karena bersifat antioksidan.
4. Acetylcysteine terutama dalam bentuk larutan dan inhalasi punya bau tidak sedap, mirip seperti sulfur.
Merek Dagang Acetylcysteine
Berikut ini beberapa merek dagang acetylcysteine yang bisa kamu gunakan:
- Sistenol (Acetylcysteine) 10 Kaplet. Mengandung paracetamol dan N-Acetylcysteine untuk membantu meringankan batuk berdahak dan menurunkan demam yang disebabkan oleh flu.
- Memucil 600 mg 2 Tablet Effervescent. Obat dengan kandungan N-Acetylcysteine ini bisa digunakan sebagai mukolitik terapi akut dan kronik penyakit bronkial dan paru dengan mukus yang tebal. Contohnya seperti bronkitis (akut, kronis, berulang), pulmonari emfisema, mukovisidosis, dan bronkiektasis.
- Nalitik 10 Kapsul. Mengandung N-Acetylcysteine yang bisa dikonsumsi bersama makanan untuk mengatasi bronkitis akut dan kronik, emfisema paru, mukovisidosis, dan bronkiektasis.
- Nytex Dry Syrup 100 mg/5 ml 75 ml. Obat sediaan sirup dengan kandungan N-Acetylcysteine untuk mengatasi bronkiektasis, bronkitis akut dan kronik, serta emfisema paru.
- Acetylcysteine 200 mg 10 Kapsul. Merupakan obat kapsul yang bermanfaat sebagai mukolitik (pengencer dahak) dan antidot pada pasien yang overdosis paracetamol.
- Stinopi 10 Kaplet. Mengandung paracetamol dan acetylcysteine sehingga dapat bermanfaat sebagai penurun demam dan pereda batuk pada gejala influenza.
- Fluimucil 200 mg 10 Kapsul. Mengandung zat aktif acetylcysteine yang bekerja dengan mengencerkan dahak dan mengaktifkan sistem silia pembersihan paru.
- Acetin 600 mg 10 Tablet Effervescent. Merupakan tablet effervescent yang mengandung zat aktif acetylcysteine untuk mengatasi penyakit pada saluran pernapasan.
- Fluimucil Dry Syrup 75 ml. Mengandung zat aktif Acetylcysteine yang dapat mengencerkan dahak di saluran pernapasan dan melegakan pernapasan.
Kamu bisa mendapatkan obat-obatan di Toko Kesehatan Halodoc. Tidak perlu repot, produk akan dikirim dari apotek terdekat ke lokasimu.
Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine
Acetylcysteine dapat digunakan untuk pengobatan jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada kondisi kesehatanmu. Berikut adalah dosis umum dan aturan pemakaian acetylcysteine berbentuk larutan hirup untuk penyakit paru-paru:
- Dewasa: 5-10 mL larutan 10% atau 20% melalui nebulisasi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
- Anak-anak:
- Usia 1-11 bulan: 1-2 mL larutan 20% atau 2-4 mL larutan 10% melalui nebulisasi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
- Usia 1-11 tahun: 3-5 mL larutan 20% atau 6-10 mL larutan 10% melalui nebulisasi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
- Usia di atas 12 tahun: 5-10 mL larutan 10% atau 20% melalui nebulisasi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
Untuk overdosis paracetamol, dosis juga disesuaikan berdasarkan berat badan kamu. Tanyakan pada dokter untuk lebih jelasnya.
Cara Menggunakan Acetylcysteine dengan Benar
Berikut cara menggunakan obat ini agar khasiatnya efektif:
- Gunakan acetylcysteine sesuai petunjuk pada label atau resep dari dokter. Dokter akan menentukan berapa lama kamu perlu menggunakan obat ini.
- Jika kamu menggunakan acetylcysteine dalam bentuk larutan inhalasi, kamu perlu menggunakan nebulizer, yaitu mesin yang mengubah obat menjadi kabut yang bisa kamu hirup.
- Sebelum memulai penggunaan, dokter mungkin akan memeriksa fungsi paru-parumu. Tidak semua nebulizer bekerja dengan cara yang sama, jadi pastikan untuk bertanya kepada dokter tentang penggunaan yang benar dan aman.
- Saat pertama kali menghirup obat ini, kamu mungkin akan merasakan bau ringan yang akan hilang dengan cepat. Jangan mencampur acetylcysteine dengan obat inhalasi lain kecuali atas perintah dokter atau apoteker.
- Jika kamu mengonsumsi acetylcysteine secara oral, ikuti petunjuk dokter. Larutan biasanya dicampur dengan cairan lain, seperti cola, untuk mengurangi mual dan muntah.
- Minumlah obat dalam waktu 1 jam setelah pencampuran. Beritahu dokter jika kamu muntah dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi obat, karena kamu mungkin perlu dosis tambahan.
Ketahui lebih lanjut terkait perangkat nebulizer dengan membaca artikel berikut ini: “Ketahui Nebulizer Treatment untuk Mengobati Bronkitis”.
Efek Samping Acetylcysteine
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang umum dari acetylcysteine meliputi:
- Menurunnya kemampuan bernapas.
- Bau tidak menyenangkan dan mual.
- Kantuk.
- Demam dan keringat dingin.
- Peningkatan volume sekret bronkial.
- Iritasi pada saluran trakea atau bronkus.
- Hidung berair atau tersumbat.
- Pembengkakan dan luka di dalam mulut.
- Mengi dan sesak napas.
Selain itu, obat ini juga mungkin menimbulkan efek samping serius meliputi:
- Rasa tertekan di dada.
- Konstriksi bronkus (penyempitan saluran napas).
- Pendarahan.
- Muntah yang parah atau terus-menerus.
- Batuk berdarah atau muntah yang mirip dengan ampas kopi.
Hubungi dokter segera jika efek samping umum tidak kunjung hilang atau apabila kamu mengalami efek samping serius.
Interaksi Acetylcysteine
Beberapa jenis obat mungkin dapat berinteraksi dengan acetylcysteine:
- Azithromycin.
- Bazedoxifene/Conjugated Estrogens
- Chloramphenicol.
- Clarithromycin.
- Demeclocycline.
- Dichlorphenamide.
- Doxycycline.
- Erythromycin Base, Erythromycin Ethylsuccinate, Erythromycin Lactobionate, dan Erythromycin Stearate.
- Minocycline.
- Probenecid.
- Sodium Picosulfate/Magnesium Oxide/Anhydrous Citric Acid.
- Tetracycline.
- Vancomycin.
- Arang aktif.
Selain obat-obatan di atas, terdapat berbagai obat lain yang mungkin berinteraksi dengan obat ini. Beritahu dokter terkait obat-obatan yang sedang kamu konsumsi, termasuk vitamin dan juga obat herbal.
Kontraindikasi Acetylcysteine
Jangan menggunakan acetylcysteine pada pasien dengan hipersensitivitas atau alergi pada obat ini atau kandungan di dalamnya. Selain itu, hindari pula penggunaan obat ini pada pasien dengan asma akut karena dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
Jika kamu hamil atau berencana untuk hamil, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Selain itu, acetylcysteine dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan acetylcysteine.