Abses Otak
Pengertian Abses Otak
Abses otak atau abses serebri merupakan kumpulan cairan nanah yang berkembang pada otak dikarenakan adanya infeksi fokal di dalam parenkim otak. Awalnya infeksi terlokalisir pada area selebritis, tetapi lama-kelamaan menjadi kumpulan nanah di dalam kapsul yang tervaskularisasi dengan baik. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan pada otak, sehingga mengganggu beberapa fungsi otak.
Penyebab Abses Otak
Penyebab abses otak biasanya adalah infeksi bakteri atau jamur. Jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu membunuh infeksi, ia akan membatasi penyebaran infeksi dengan menggunakan jaringan sehat untuk menghentikan nanah menginfeksi jaringan lain. Namun hal tersebut justru menyebabkan terbentuknya abses.
Infeksi otak jarang terjadi karena tubuh telah mengembangkan sistem pertahan untuk melindungi otak. Salah satunya adalah penghalang darah dan otak, berupa selaput tebal yang menyaring kotoran dari darah sebelum membiarkannya masuk ke dalam otak.
Meskipun lokasi pasti dari infeksi tidak selalu dapat diidentifikasi, tapi umumnya sumber infeksi ada di tengkorang, aliran darah, atau setelah mengalami cedera kepala.
1. Infeksi di tengkorak
Abses otak dapat terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di sekitar tengkorak, seperti:
- Infeksi telinga tengah yang persisten (otitis media).
- Sinusitis, yaitu infeksi pada sinus, rongga berisi udara di dalam tulang pipi dan dahi.
- Mastoiditis, infeksi tulang di belakang telinga.
Dulunya, hal tersebut merupakan penyebab utama abses otak. Tapi karena pengobatan semakin baik untuk mengatasi infeksi, abses otak menjadi komplikasi yang jarang terjadi.
2. Infeksi melalui aliran darah
Infeksi dapat menyebar melalui darah, sehingga menyebabkan abses otak. Orang dengan sistem kekebalan yang lemak memiliki risiko tinggi terkena abses otak akibat infeksi yang ditularkan melalui darah. Sebab, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak mampu melawan infeksi pada saat awal.
Seseorang mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah jika:
- Memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan, seperti HIV/AIDS.
- Menjalani perawatan medis yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi.
- Melakukan transplantasi organ dan minum obat imunosupresan untuk mencegah tubuh menolak organ baru.
Sementara itu, infeksi dan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan abses otak yaitu:
- Penyakit jantung sianotik, sejenis penyakit jantung bawaan sejak lahir, di mana jantung tidak mampu membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan pasokan oksigen, maka tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
- Fistula arteriovenosa paru, kondisi langka di mana adanya koneksi abnormal yang berkembang antara pembuluh darah di dalam paru-paru. Hal tersebut memungkinkan bakteri masuk ke dalam darah hingga akhirnya ke otak.
- Abses gigi atau pengobatan untuk kerusakan gigi.
- Infeksi paru-paru, seperti pneumonia atau bronkiektasis.
- Mengalami infeksi jantung, seperti endokarditis.
- Infeksi kulit
- Adanya infeksi pada perut, seperti peritonitis (infeksi pada lapisan usus).
- Mengalami infeksi panggul, seperti infeksi pada lapisan kandung kemih (sistitis).
3. Infeksi setelah cedera kepala
Trauma langsung pada tengkorak juga dapat menyebabkan abses otak. Penyebab yang paling sering ditemukan yaitu:
- Fraktur tengkorak yang disebabkan oleh cedera kepala penetrasi.
- Luka tembak atau pecahan peluru pada otak.
- Komplikasi setelah menjalani bedah saraf, tetapi hal tersebut jarang terjadi.
Faktor Risiko Abses Otak
Hampir seluruh orang dapat mengidapnya, tetapi ada beberapa orang yang memiliki risiko yang lebih besar daripada orang lain.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko abses otak, yaitu:
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat mengidap HIV/AIDS, menjalani kemoterapi, atau mengonsumsi obat imunosupresan.
- Mengidap endokarditis, pneumonia, bronkiektasis, dan infeksi atau kondisi paru-paru lainnya, infeksi perut, sistitis, dan infeksi panggul lainnya.
- Mengalami cedera kepala berat atau tulang tengkorak retak.
- Mengalami infeksi sinus, infeksi telinga tengah kronis, meningitis, abses gigi.
Gejala Abses Otak
Biasanya gejala muncul perlahan selama beberapa minggu, tetapi bisa juga muncul secara tiba-tiba. Gejala yang bisa muncul, yaitu:
- Perubahan kesadaran, seperti menjadi tidak sadar, kebingungan, dan tidak respons terhadap perintah.
- Penurunan fungsi bicara.
- Sensasi berkurang.
- Penurunan gerak dan fungsi otot.
- Penurunan tajam penglihatan.
- Muntah.
- Demam.
- Kekakuan pada leher.
Diagnosis Abses Otak
Diagnosis ditegakkan dengan menggali lebih dalam dari gejala yang dirasakan pengidap. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan neurologi lengkap. Pemeriksaan tersebut menggambarkan ada tidaknya penekanan otak akibat abses. Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, yaitu:
- Pencitraan CT Scan dan MRI, digunakan untuk melihat adanya pembentukan abses di dalam otak.
- Pungsi lumbal, digunakan untuk mengambil sampel cairan otak dari tulang belakang. Cairan otak ini kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk memastikan penyebab abses otak.
Pengobatan Abses Otak
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Terutama pada abses kurang dari 2,5 sentimeter dari kepala. Pembedahan dilakukan apabila terapi menggunakan antibiotik gagal. Hal ini dapat pula dilakukan apabila terdapat risiko pecahnya kantung abses di otak.
Pencegahan Abses Otak
Abses otak adalah kondisi yang serius. Kondisi kesehatan ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar tidak terkena abses. Beberapa cara untuk mengurangi risiko abses otak, antara lain:
- Prosedur tindakan medis, seperti pencabutan gigi atau tindakan kedokteran gigi yang lainnya perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi infeksi yang memicu abses otak.
- Perawatan pasca prosedur atau tindakan kedokteran, perawatan setelah tindakan yang dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan aspek sterilitas.
- Pemeriksaan rutin terhadap penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes.
Komplikasi Abses Otak
Komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:
- Abses yang berulang. Ini lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau penyakit jantung sianotik
- Kerusakan otak. Kerusakan otak yang ringan hingga sedang bisa membaik seiring waktu, tetapi kerusakan otak yang parah cenderung permanen. Komplikasi abses otak ini lebih berisiko jika diagnosis dan pengobatan tertunda.
- Epilepsi, yang menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang.
- Meningitis, infeksi selaput pelindung di sekitar otak yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan segera. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila terdapat gejala yang mengarah ke abses otak, seperti demam tinggi yang diikuti dengan gejala terkait gangguan neurologi lainnya, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan dan diagnosis segera atas kondisinya tersebut. Kamu bisa berobat ke dokter dengan buat janji medis melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Journal of Neurosciences in Rural Practice. Diakses pada 2023. Brain abscess: Current management.
Medical News Today. Diakses pada 2023. Brain abscess: All you need to know.
National Health Service. Diakses pada 2023. Brain abscess
NHS. Diakses pada 2023. Causes Brain abscess
Diperbarui pada 8 Februari 2023.