Keratitis Bisa Sebabkan Kebutaan, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Keratitis timbul ketika mata mengalami cedera atau infeksi yang kemudian memengaruhi bagian kornea mata. Kondisi ini rentan dialami oleh individu yang sering memakai lensa kontak. Apabila tidak diobati, keratitis bisa berkembang lebih buruk bahkan berisiko menyebabkan kebutaan.
Gejala keratitis bisa berbeda-beda tergantung pada jenis keratitis yang diidap. Ada dua jenis utama keratitis yang dibedakan menjadi keratitis menular dan tidak menular. Keratitis menular bisa disebabkan oleh hal berikut :
Baca Juga: Ketahui Penyebab Tulang Mata Terasa Nyeri
1. Bakteri
Keratitis bakteri bisa umumnya disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Penularan bakteri ini umumnya melalui pemakaian lensa kontak yang tidak bersih.
2. Jamur
Sedangkan keratitis jamur bisa disebabkan oleh jamur Aspergillus, Candida, atau Fusarium. Seperti halnya keratitis bakteri, keratitis jamur juga ditularkan melalui pemakaian lensa kontak yang tidak bersih.
3. Parasit
Selain bakteri dan jamur, lensa kontak yang tidak bersih juga bisa dihinggapi oleh parasit Acanthamoeba. Keratitis yang disebabkan oleh parasit disebut dengan acanthamoeba keratitis.
4. Virus
Keratitis virus biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks yang berkembang dari konjungtivitis menjadi keratitis.
Selain keratitis menular, ada pula jenis keratitis tidak menular yang kemungkinan penyebab adalah cedera mata akibat tergores, terlalu lama menggunakan lensa kontak, atau lensa kontak yang mulai mengering, paparan sinar matahari, ataupun memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala keratitis pun bisa berbeda-beda tergantung jenis keratitis yang diidap. Namun, pada umumnya gejala keratitis dapat berupa:
-
Rasa sakit pada mata yang mengalami iritasi.
-
Penglihatan menjadi kabur, bahkan tidak mampu melihat.
-
Sensitif terhadap cahaya.
-
Tidak mampu membuka mata.
Baca Juga: 6 Hal yang Dialami ketika Saluran Air Mata Tersumbat
Pengobatan Keratitis
Perawatan keratitis tergantung pada penyebabnya. Karena ini termasuk penyakit mata, maka dokter akan memberikan obat berbentuk tetes mata, obat oral, ataupun keduanya. Apabila penyebabnya bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobatinya. Keratitis yang disebabkan karena parasit biasanya diobati dengan antiparasit.
Pada kasus keratitis akibat infeksi jamur akan diobati dengan obat antijamur. Sedangkan jika penyebabnya infeksi virus, maka akan diobati dengan obat antivirus.
Tidak semua bentuk infeksi keratitis merespons pengobatan dengan cara yang sama. Acanthamoeba keratitis terkadang bisa resisten terhadap antibiotik, jadi dokter mungkin perlu memantau mata agar waspada jika infeksinya tidak sembuh. Obat antivirus mungkin juga tidak sepenuhnya menghilangkan virus yang menyebabkan keratitis.
Maka dari itu, pengidapnya harus tetap waspada terhadap infeksi berulang. Selama masa penyembuhan, pengidap mungkin perlu menggunakan penutup mata untuk melindungi area yang terkena, sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat.
Bagaimana Mencegah Kondisi Keratitis?
Keratitis bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan ras. Oleh sebab itu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya keratitis. Langkah pencegahan ini mungkin lebih diutamakan untuk individu yang sering menggunakan lensa kontak. Pencegahannya dapat meliputi:
-
Jangan lupa untuk melepas lensa kontak sebelum tidur.
-
Hindari menggunakan lensa kontak saat berenang.
-
Pastikan tangan benar-benar bersih sebelum memakai lensa kontak.
-
Cuci lensa kontak dengan pembersih khusus lensa kontak. Jangan membersihkannya dengan air atau larutan lainnya.
-
Jangan pakai lensa kontak lewat dari tanggal kadaluarsanya.
Baca Juga: Air Mata Keluar saat Menguap? Ternyata Ini Sebabnya
Kalau stok pembersih lensa kontak atau tetes mata sudah menipis, beli saja lewat aplikasi Halodoc aja! Klik fitur Buy Medicine yang ada di aplikasi Halodoc untuk membeli cairan lensa kontak yang kamu butuhkan. Lalu, pesanan akan segera diantar ke tempat tujuan kamu. Gampang banget kan? Makanya, yuk segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan