Kepribadian Ganda Bisa Muncul karena Trauma?
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Addiction Centers, disebutkan kalau trauma masa kecil menjadi salah satu pemicu terjadinya gangguan kepribadian ganda.
Lebih lanjut disebutkan kalau gangguan identitas disosiatif disebabkan karena pelecehan jangka panjang. Penjelasannya adalah ketika seseorang mengalami trauma untuk jangka waktu yang cukup lama, orang itu mungkin memisahkan diri dari dirinya untuk menghindari tekanan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh trauma. Ingin tahu lebih lanjut? Baca di bawah ini!
Trauma Dalam Jangka Waktu Lama menjadi Pemicu
Tadi sudah disinggung kalau trauma menyebabkan seseorang melakukan tindakan “pemisahan” diri sebagai bentuk coping diri. Disosiasi ini dapat mengakibatkan individu mengamati diri seolah-olah dirinya adalah personal lain yang menghasilkan asal dari berbagai identitas selanjutnya.
Beberapa psikiater percaya bahwa disosiasi lebih mungkin terjadi jika trauma ada di tangan seseorang yang dikenal atau dipercaya oleh individu tersebut. Jika ini masalahnya, maka bisa menjelaskan tingginya persentase orang yang memiliki gangguan identitas disosiatif sebagai akibat dari pelecehan seksual atau fisik sejak usia muda.
Baca juga: Benarkah Trauma pada Anak Bisa Picu Mimpi Buruk?
Pernyataan ini dikuatkan oleh hasil penelitian yang dipublikasikan di Psychology Today. Anak-anak yang mengalami trauma, terutama pada usia yang sangat muda, rentan terhadap gangguan identitas disosiatif.
Ini karena anak-anak belum mampu membentuk coping yang sehat, satu-satunya jalan keluar bagi anak-anak dari “menyelamatkan” diri dari trauma adalah melalui disosiasi. Inilah yang kemudian dapat mengarah pada pengembangan identitas alternatif.
Trauma dan dampaknya akan menjadi semakin besar jika yang menjadi penyebab trauma tersebut adalah orang terdekat. Gangguan identitas disosiatif jarang terjadi dan sulit didiagnosis. Pemahaman tentang disosiasi dan bagaimana identitas-identitas yang lain muncul dan berkembang membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Informasi lebih lengkap mengenai kepribadian ganda dan kaitannya dengan trauma, dapat ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Mengatasi Gangguan Kepribadian Ganda
Gangguan disosiatif adalah gangguan mental yang melibatkan mengalami pemutusan ataupun berkurangnya koneksi antara pikiran, ingatan, lingkungan, tindakan, dan identitas. Orang dengan gangguan disosiatif ataupun mengalami gangguan kepribadian ganda melarikan diri dari kenyataan dengan cara yang tidak disengaja serta tidak sehat, sehingga menyebabkan masalah dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Bagaimana Mendampingi Anak yang Mengalami Trauma atau Depresi
Saat-saat stres biasanya menjadi pemicu gangguan ini muncul. Bila tidak ditangani dengan serius, orang dengan gangguan kepribadian ganda akan melakukan tindakan berisiko. Beberapa tindakan ataupun komplikasi dari gangguan identitas yang tidak ditangani ini adalah:
-
Melukai diri sendiri atau mutilasi.
-
Punya pikiran ataupun melakukan tindakan bunuh diri.
-
Mengalami disfungsi seksual.
-
Alkoholisme dan gangguan penggunaan narkoba.
-
Gangguan depresi dan kecemasan.
-
Stres pasca-trauma.
-
Gangguan tidur, termasuk mimpi buruk, susah tidur, dan tidur sambil berjalan.
-
Mengalami gangguan makan.
-
Gejala fisik, seperti sakit kepala ringan atau kejang non-epilepsi.
-
Mengalami kesulitan dalam menjalin interaksi sosial.
Bagaimana gangguan ini dapat dicegah dan ditangani? Berbicaralah dengan orang yang dipercaya seperti teman ataupun dokter. Segera lakukan pemeriksaan dengan terapis untuk perawatan lebih lanjutnya.
Jika pengalaman traumatis menjadi penyebabnya, kamu membutuhkan bantuan psikolog, psikiater, ataupun profesional kesehatan mental yang dapat membantu untuk pulih dan mendapatkan rekomendasi keterampilan coping yang sehat.