Ini Perbedaan Bronkitis Kronis dan Emfisema
Halodoc, Jakarta – Bronkitis kronis dan emfisema adalah dua gangguan kesehatan yang sering dianggap sama. Pasalnya, penyakit yang masuk kelompok penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ini sering menimbulkan gejala yang tampak mirip. Penyebab utama dari kedua penyakit ini pun sebenarnya sama, yaitu kebiasaan merokok.
Namun perlu diingat, kedua penyakit ini sebenarnya adalah kondisi yang berbeda dan cara penanganannya pun berbeda. Agar lebih jelas, yuk kenali perbedaan bronkitis kronis dan emfisema di bawah ini!
Apa Itu Bronkitis Kronis?
Bronkitis merupakan satu kondisi yang terjadi, karena adanya peradangan pada bronkus. Bagian tersebut merupakan tabung jalur udara bercabang yang menuju paru-paru bagian kanan dan kiri. Dalam sistem pernapasan, bronkus memiliki fungsi untuk menyalurkan udara yang keluar dan masuk paru-paru.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami bronkitis, mulai dari infeksi hingga paparan polusi udara yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Meski begitu, penyebab utama dari kondisi ini adalah kebiasaan merokok.
Baca juga: Kenali Gangguan Pernapasan Bronkitis
Kondisi ini bisa berubah menjadi hal yang harus diwaspadai jika tidak ditangani segera. Bronkitis yang tidak segera diobati bisa berlangsung hingga berbulan-bulan, bahkan menahun. Dalam kondisi yang lebih parah, intensitas munculnya gejala pun lebih parah dibandingkan peradangan akut. Sebab, ada peningkatan produksi lendir pada tabung brokus yang terjadi akibat peradangan.
Perbedaannya dengan Emfisema
Meski sama-sama menyerang paru-paru, tetapi bronkitis dan emfisema sebenarnya berbeda. Emfisema merupakan penyakit yang terjadi akibat pembengkakan yang terjadi pada alveoli secara bertahap. Alveoli merupakan kantung udara yang ada dalam paru-paru.
Saat emfisema terjadi, alveoli secara perlahan akan melemah dan hancur. Seiring berjalannya waktu, hal itu akan menyebabkan paru-paru mengerut yang mengakibatkan terganggunya proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam proses pernapasan.
Alhasil, kondisi ini membuat jumlah oksigen yang seharusnya mencapai aliran darah menjadi sangat terbatas. Terbatasnya jumlah oksigen yang masuk membuat pengidap penyakit ini mengalami kesulitan dalam bernapas, terutama saat sedang berolahraga.
Selain karena kebiasaan merokok, emfisema juga bisa terjadi karena sejumlah faktor lain. Mulai dari kekurangan enzim yang bernama alpha-1-antitrypsin, sering terpapar polusi udara, reaktivitas saluran napas, faktor keturunan, dan usia. Laki-laki dewasa merupakan kelompok yang paling sering mengidap penyakit ini.
Baca juga: Fakta Tentang Emfisema yang Perlu Kamu Ketahui
Meski demikian, sebenarnya bronkitis merupakan penyakit yang bisa berkembang menjadi emfisema. Kedua penyakit ini adalah jenis penyakit yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan mulai menunjukkan gejala nyata. Hal itu yang menjadi alasan banyak orang sering tidak menyadari atau baru mengetahui terserang penyakit paru setelah kondisi semakin buruk.
Gejala dari penyakit ini juga bisa menjadi semakin buruk jika tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Bahkan, kondisi ini bisa berkembang dan memicu penyakit lain jika tidak segera ditangani.
Maka dari itu, sangat penting untuk selalu melakukan pemeriksaan, terutama jika merasa adanya gangguan pada paru-paru dan sistem pernapasan. Hal itu bisa membantu meringankan gejala dan mencegah penyakit paru, baik bronkitis maupun emfisema, berkembang menjadi kondisi yang berbahaya.
Baca juga: Apakah Bronkitis Berkaitan dengan Emfisema?
Cari tahu lebih lanjut seputar perbedaan bronkitis dan emfisema dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!