Kenali Lebih Dalam 3 Jenis Hemofilia
Halodoc, Jakarta – Perdarahan adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Biasanya, orang akan mengalami perdarahan ketika cedera atau terluka, seperti tergores, tertusuk, tersayat, ataupun luka lainnya. Bila perdarahan yang terjadi cukup ringan, biasanya kondisi tersebut bisa sembuh dengan sendirinya, karena tubuh kita sebenarnya memiliki sejenis protein dalam darah yang bisa membekukan darah, sehingga darah berhenti keluar dari luka. Namun pada pengidap hemofilia, terdapat gangguan pada darah yang menyebabkan darah sulit membeku, karena kurangnya kadar protein yang berfungsi sebagai pembeku darah tersebut. Akibatnya saat terluka, pengidap hemofilia akan mengalami perdarahan yang lebih lama. Nah, hemofilia sendiri sebenarnya memiliki banyak jenis. Namun, berikut tiga jenis hemofilia yang perlu kamu tahu, yaitu hemofilia A, B, dan C.
Hemofilia A
Jenis hemofilia yang satu ini adalah jenis yang paling banyak terjadi. Dikenal juga dengan sebutan hemofilia klasik, hemofilia A tidak disebabkan oleh faktor genetik. Hemofilia A terjadi karena tubuh kekurangan faktor darah pembeku darah VIII yang biasanya disebabkan oleh kehamilan, kanker, konsumsi obat-obatan, dan penyakit tertentu, seperti lupus dan rematik. Hemofilia A termasuk jenis yang sangat berbahaya. Berdasarkan data dari National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI), 8 dari 10 pengidap hemofilia mengalami hemofilia jenis ini.
Hemofilia B
Jenis hemofilia ini juga cukup sering terjadi. Penyebab hemofilia B adalah kurangnya faktor pembeku darah IX dalam tubuh. Kondisi ini bisa diturunkan oleh ibu, tapi perubahan atau mutasi gen yang menjadi penyebab hemofilia B bisa juga terjadi sebelum bayi dilahirkan. Kebanyakan pengidap hemofilia B adalah anak perempuan.
Baca juga: Ibu Perlu Tahu Cara Pencegahan Pendarahan pada Hemofilia
Hemofilia C
Dibanding dua tipe sebelumnya, gangguan pada darah yang satu ini sangat jarang ditemukan. Hemofilia C disebabkan karena tubuh kekurangan faktor pembeku darah XI. Pengidap hemofilia C, biasanya jarang mengalami perdarahan secara tiba-tiba. Melainkan perdarahan yang terjadi bila pengidap mengalami cedera atau operasi. Selain itu, gangguan pada darah jenis ini juga cukup sulit diketahui. Pasalnya, meskipun perdarahan berlangsung lama, tapi aliran darah yang keluar juga cukup kecil, sehingga sering tidak disadari.
Gejala Hemofilia
Walaupun tiap jenis hemofilia bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tapi umumnya gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung cukup lama atau sulit berhenti. Kondisi tersebut juga berlaku pada perdarahan di hidung (mimisan), otot, gusi, ataupun sendi. Tingkat keparahan perdarahan yang dialami tiap pengidap pun juga berbeda-beda yang tergantung dari jumlah faktor pembeku dalam darah. Semakin rendah kadar protein pembeku darah, semakin parah hemofilia yang dialami pengidap.
Baca juga: Sering Mimisan, Hati-Hati 4 Penyakit Ini
Kondisi hemofilia bisa dikatakan ringan bila jumlah faktor pembekuan darah berkisar antara 5–50 persen. Pengidap hemofilia ringan baru akan mengalami gejala berupa perdarahan berkepanjangan saat ia mengalami luka atau setelah menjalani operasi.
Sedangkan tingkat keparahan hemofilia, termasuk ke dalam kategori sedang bila faktor pembekuan darah berkisar antara 1–2 persen. Pengidap hemofilia tingkat sedang bisa mengalami gejala berupa kulit mudah memar, kesemutan dan nyeri ringan pada lutut, siku, atau pergelangan kaki, serta terjadi perdarahan di area sekitar sendi.
Bila jumlah faktor pembekuan darah kurang dari 1 persen, maka pengidap perlu segera mendapatkan penanganan karena hemofilia sudah mencapai tingkat paling parah. Pengidap biasanya akan sering mengalami perdarahan secara tiba-tiba, misalnya mimisan, gusi berdarah, ataupun perdarahan sendi tanpa sebab. Yang perlu diwaspadai adalah bila pengidap mengalami perdarahan di dalam tengkorak kepala (perdarahan intrakranial). Kondisi tersebut, biasanya ditandai dengan gejala berupa sakit kepala berat, muntah, leher kaku, penglihatan ganda, dan kelumpuhan di sebagian atau seluruh wajah.
Nah, itulah tiga jenis hemofilia beserta gejalanya. Jangan tunggu sampai kondisi sudah parah, segera kunjungi dokter bila kamu mengalami gejala-gejala hemofilia di atas. Pasalnya, bila tidak segera ditangani, hemofilia bisa menimbulkan komplikasi serius. Dengan melakukan pengobatan sedini mungkin, maka kondisi perdarahan yang parah bisa dicegah.
Baca juga: Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia
Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang sedang kamu alami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Dokter Halodoc yang profesional dan terpercaya siap membantumu dengan memberi saran kesehatan dan rekomendasi obat melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan