Kenali Gejala yang Dirasakan saat Mengalami Leukositosis
Halodoc, Jakarta - Semua yang kurang atau berlebihan itu tidak baik adanya, melainkan semua harus sesuai ukuran, misalnya dalam hal darah. Kelebihan sel darah putih atau leukosit pada darah memicu terjadinya kondisi serius, yaitu leukositosis. Sel darah putih berperan dalam menjaga kekebalan tubuh, dan masing-masing orang memiliki jumlah leukosit dalam tubuh yang berbeda.
Misalnya, bayi yang baru lahir memiliki leukosit antara 9.400 sampai 34.000, balita berusia antara 3 sampai 5 tahun antara 4.000 sampai 12.000. Bagi remaja dengan rentang usia antara 12 sampai 15 tahun, kadar leukosit normalnya antara 3.500 sampai 9.000. Pada dewasa di atas 15 tahun, kadar leukosit normalnya adalah antara 3,500 sampai 10.500. Jika jumlah sel darah putihnya di atas rentang tersebut, maka terjadi leukositosis.
Apa Penyebab dan Gejalanya?
Umumnya, leukositosis pada seseorang terjadi karena beberapa kondisi, di antaranya:
-
Tubuh yang terasa lelah, lemas, dan nyeri;
-
Sakit kepala, sering berkeringat, dan demam;
-
Mudah terjadi memar dan perdarahan;
-
Rasa kesemutan di bagian perut, lengan, dan kaki;
-
Penurunan berat badan karena nafsu makan menurun;
-
Gangguan pada indra penglihatan, organ pernapasan, dan kemampuan berpikir.
Baca juga: Dampak Kelebihan Sel Darah Putih dalam Tubuh
Sementara itu, penyebab yang membuat seseorang memiliki jumlah sel darah putih berlebihan yaitu:
-
Dampak dari mengonsumsi obat yang menambah jumlah sel darah putih dalam tubuh;
-
Meningkatkan produksi leukosit untuk upaya melindungi tubuh dari penyakit;
-
Muncul kelainan pada sistem imunitas tubuh, sehingga produksi sel darah putih menjadi turut meningkat;
-
Kelainan pada produksi sel darah putih sebagai dampak dari masalah yang muncul di bagian sumsum tulang.
Faktor penyebab spesifik terkait leukositosis seperti alergi, terutama alergi yang parah, infeksi yang terjadi karena virus dan bakteri. Penyebab lainnya adalah batuk rejan, tuberkulosis, mudah stres, kebiasaan merokok, konsumsi obat tertentu seperti epinephrine dan obat kortikosteroid. Mereka yang memiliki atau mengidap penyakit leukemia mielogen kronis dan leukemia limfotik kronis maupun akut, serta kondisi myelofibrosis, polisitemia vera, dan arthritis rheumatoid juga rentan alami leukositosis.
Baca juga: 3 Penanganan Leukositosis pada Anak
Jadi, apabila kamu merasakan adanya salah satu gejala di atas, segera periksakan kondisi kesehatanmu ke dokter. Tidak perlu menunggu lama, kamu bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit mana saja atau terdekat dengan rumahmu. Kamu bisa bertanya lebih lanjut melalui kelainan darah satu ini dengan memanfaatkan fitur Tanya Dokter yang ada di aplikasi Halodoc.
Apa Saja Pengobatan yang Bisa Dilakukan?
Sebenarnya, peningkatan jumlah sel darah putih pada tubuh bisa kembali normal tanpa perlu dilakukan pengobatan. Jika diperlukan, ini penanganan leukositosis yang bisa dilakukan, yaitu:
-
Infus pada intravena untuk meningkatkan cairan dan elektrolit dalam tubuh;
-
Penggunaan obat-obatan, yang dilakukan untuk mengurangi infeksi atau peradangan yang terjadi dan kadar asam di dalam tubuh maupun urine;
-
Leukapheresis yang diberikan untuk mengurangi jumlah leukosit di dalam tubuh. Caranya adalah mengambil darah dan memisahkan leukositnya. Kemudian, darah kembali dimasukkan ke dalam tubuh.
Baca juga: Cara Menurunkan Leukosit Tinggi pada Bayi
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Symptoms: High White Blood Cell Count.
Healthline. Diakses pada 2019. WBC (White Blood Cell) Count.
Drugs. Diakses pada 2019. Leukocytosis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan