Kenali Berbagai Gejala Infeksi Nosokomial
Halodoc, Jakarta - Menjaga kesehatan harus dilakukan di mana pun, sebab virus, bakteri atau kuman bisa dengan mudah ditemukan di mana saja. Tidak terkecuali di rumah sakit. Meskipun kebanyakan lingkungan rumah sakit diciptakan seasri dan sebersih mungkin, namun sayangnya rumah sakit sudah dikenal sejak dulu sebagai sumber penularan penyakit. Salah satu penyakit yang bisa berkembang atau menular dari rumah sakit dalam istilah medis disebut infeksi nosokomial.
Nosokomial adalah istilah yang merujuk pada suatu infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Artinya, seseorang disebut mengalami infeksi ini jika penularannya didapat ketika berada di rumah sakit. Kondisi ini bisa saja menyerang pasien, orang yang menjenguk, atau bahkan petugas rumah sakit.
Baca Juga: Idap Infeksi Nosokomial, Ini Dampaknya pada Tubuh
Apa Saja Gejala dari Infeksi Nosokomial?
Infeksi nosokomial tidak bisa dianggap sepele. Penyakit ini tercatat sebagai salah satu penyakit penyebab terbesar kematian pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Infeksi ini pun bisa terjadi di seluruh dunia dan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan di negara-negara miskin dan berkembang. Beberapa gejala yang terjadi saat seseorang mengalami infeksi nosokomial, yaitu:
-
Infeksi saluran kemih;
-
Infeksi pada area bekas operasi;
-
Gastroenteritis;
-
Pneumonia;
-
Demam;
-
Batuk dan sesak napas;
-
Sensasi terbakar saat kencing
-
Sakit kepala;
-
Diare, muntah-muntah.
Gejala ini bisa terjadi dalam rentang waktu 48 jam setelah masuk ke rumah sakit, 3 hari setelah keluar dari rumah sakit, atau 30 hari setelah operasi. Jaga kesehatan dan jangan sampai infeksi ini terjadi. Pastikan selalu menerapkan langkah pencegahan sedini mungkin. Jika kamu menginginkan informasi lebih lengkap mengenai hal ini, maka kamu bisa menanyakannya langsung kepada dokter ahlinya di Halodoc.
Faktor Risiko Terkena Infeksi Nosokomial
Sementara itu, faktor risiko seseorang bisa terjangkit infeksi ini, antara lain:
-
Usia. Infeksi ini umumnya menyerang orang di atas 70 tahun, walaupun dalam beberapa kasus infeksi ini juga ditemukan pada pasien yang lebih muda.
-
Sistem kekebalan tubuh. Tubuh orang yang memiliki sistem imun tubuh bermasalah lebih rentan terkena infeksi di dalam lingkungan rumah sakit.
-
Jenis Penyakit yang Diderita. Pasien dengan penyakit yang memengaruhi sistem imun, seperti leukemia, tumor, diabetes melitus, dan AIDS memiliki risiko tinggi terkena infeksi ini.
-
Berada di ICU Cukup Lama. Pasien rumah sakit yang tinggal lebih lama dari pasien biasa, seperti misalnya pasien ICU, akan lebih mudah terkena infeksi di rumah sakit.
-
Fasilitas Medis yang Kurang Memadai. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai atau tidak sesuai standar juga bisa menyebabkan infeksi ini mudah menular. Penularan bisa terjadi akibat teknik menyuntik yang salah, pembuangan sampah rumah sakit tidak dikelola dengan baik, dan peralatan medis yang kurang steril.
-
Konsumsi Antibiotik Tidak Sesuai Anjuran Dokter. Konsumsi antibiotik yang terlalu banyak, kurang, atau tidak sesuai dengan resep dokter dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap antibiotik. Hal ini mengakibatkan infeksi lebih mudah terjadi.
Baca Juga: 3 Jenis Infeksi Otak yang Perlu Diketahui
Langkah Pencegahan Infeksi Nosokomial
Untuk mencegah infeksi ini menyebar, dibutuhkan beberapa langkah yang harus dilakukan berbagai pihak di rumah sakit. Mulai dari pasien, petugas, dan juga orang yang berkunjung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
-
Mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang pasien, sebelum melakukan prosedur kepada pasien, setelah terpapar dengan cairan tubuh (misalnya darah, urin, atau feses), dan setelah menyentuh barang-barang di sekitar pasien.
-
Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit.
Baca Juga: Pahami 5 Etika Menjenguk Bayi yang Baru Lahir
-
Penggunaan alat sesuai prosedur.
-
Penempatan pasien di ruang isolasi jika berpotensi untuk menularkan penyakit.
-
Mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit.