Kelenjar Saliva Membengkak Bisa Sebabkan Sialolithiasis
Halodoc, Jakarta – Sialolithiasis adalah kelainan paling umum pada kelenjar ludah dan dapat berkisar dari partikel kecil hingga batu yang panjangnya beberapa sentimeter. Gangguan kelenjar ludah termasuk etiologi inflamasi, bakteri, virus, dan neoplastik. Sifatnya bisa akut, berulang, atau kronis.
Kalau kamu punya masalah kesehatan yang sama, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Kamu memiliki tiga kelenjar air liur berpasangan yang disebut kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual. Ketiganya bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Kelenjar saliva yang tersumbat adalah sumber masalah yang paling umum. Kelenjar yang tersumbat ini dapat menyebabkan gejala yang menyakitkan.
Ada beberapa gejala dari sialolithiasis yang perlu diketahui sebelum memutuskan jenis perawatan yang baik untuk dilakukan, yaitu:
-
Benjolan yang menyakitkan di bawah lidah;
-
Rasa sakit yang meningkat saat makan;
-
Benjolan di pipi atau di bawah dagu; dan
-
Demam.
Jika kamu mengidap diabetes atau alkoholisme, kamu mungkin juga mengalami pembengkakan di kelenjar ludah. Jika kamu melihat gejala-gejala berikut, kunjungi dokter:
-
Rasa tidak enak di mulut;
-
Mulut kering;
-
Sakit mulut;
-
Pembengkakan wajah; dan
-
Kesulitan membuka mulut.
Dokter akan merekomendasikan pengujian berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Beberapa kasus cukup jelas dari sejarah dan pemeriksaan fisik saja. Dalam kasus seperti itu, tes diagnostik mungkin tidak diperlukan.
Baca juga: Produksi Air Liur Berlebih Saat Puasa, Ini 7 Cara Mengatasinya
Dokter mungkin ingin melihat penyumbatan untuk mendiagnosis obstruksi kelenjar ludah. Mengambil X-ray gigi dari daerah yang terkena dapat membantu untuk menentukan obstruksi. Seorang ahli bedah kepala dan leher kemudian dapat menggunakan anestesi untuk membasmi pembukaan kelenjar ludah dan membebaskan penyumbatan.
Jika perlu, dokter akan melakukan pemeriksaan melalui MRI atau CT scan untuk dapat memberikan gambar yang lebih mendalam. Biopsi juga dilakukan untuk mengangkat jaringan kelenjar ludah dapat membantu dalam diagnosis, terutama jika dokter mencurigai kamu memiliki gangguan autoimun yang memengaruhi kelenjar ludah.
Perawatan untuk kelainan kelenjar ludah tergantung pada jenis penyakit dan seberapa lanjut penyakit itu. Sebagai contoh, jika kamu memiliki massa di kelenjar ludah, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk mengangkat massa atau kelenjar itu sendiri. Jika massa kanker, kamu mungkin memerlukan perawatan radiasi untuk membunuh sel kanker.
Perawatan ini biasanya tidak akan dimulai sampai tubuh memiliki waktu untuk sembuh. Ini biasanya empat hingga enam minggu setelah operasi. Perawatan radiasi ke leher dapat menyebabkan mulut kering, yang bisa membuat tidak nyaman dan memengaruhi pencernaan.
Baca juga: Penyebab Mulut Terasa Kering Meskipun Sudah Cukup Minum
Dokter dapat merekomendasikan minum lebih banyak cairan dan menghindari makanan yang mengandung banyak sodium. Jika massa kelenjar ludah tidak bersifat kanker, radiasi mungkin tidak diperlukan. Massa yang tidak menyebabkan gejala dapat diobati dengan tindakan konservatif. Ini termasuk obat kumur khusus untuk meredakan mulut kering.
Kamu juga bisa menjaga agar mulut tetap lembap dengan membilasnya dengan 1/2 sendok teh garam dalam 1 gelas air. Pun, antibiotik dapat mengobati infeksi bakteri. Merawat gigi dengan baik sangat penting untuk keberhasilan perawatan kelenjar ludah. Menyikat dan membersihkan gigi setidaknya dua kali sehari dapat membantu mencegah gangguan kelenjar ludah dan kerusakan gigi.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan