Kebotakan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Oktober 2018
Kebotakan Bisa Jadi Tanda Masalah KesehatanKebotakan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Rata-rata orang dewasa memiliki 100.000 sampai 150.000 rambut dan mengalami kehilangan sampai 100 helai per hari. Kondisi ini membuat kehilangan rambut beberapa helai belum tentu harus dikhawatirkan. Sebenarnya rambut memiliki siklus hidupnya sendiri yang bisa dipengaruhi oleh usia, penyakit, dan berbagai faktor lainnya. Jadi, memang ada kemungkinan kebotakan bisa menjadi tanda masalah kesehatan.

Sebelum menggali lebih jauh mengenai kerontokan rambut dan hubungannya dengan kesehatan, ada baiknya kamu mengetahui lebih dalam mengenai siklus hidup rambut yang terbagi atas tiga fase, yaitu:

Anagen

Pertumbuhan rambut aktif yang berlangsung antara dua hingga enam tahun.

Catagen

Pertumbuhan rambut transisi yang berlangsung dua hingga tiga minggu

Telogen

Fase istirahat yang berlangsung sekitar dua hingga tiga bulan. Pada akhir fase istirahat, rambut dilepaskan kemudian rambut baru menggantikannya sehingga siklus tumbuh dimulai lagi.

Penyebab kerontokan rambut juga ada banyak macamnya mulai dari kondisi alami dimana rambut bertahap menipis seiring pertambahan usia. Ketika usiamu semakin bertambah akan lebih banyak folikel rambut yang masuk ke fase istirahat (telogen) sehingga sisa rambut menjadi lebih pendek dan sedikit jumlahnya.

Kondisi genetik juga menjadi penyebab kerontokan rambut. Tak jarang kondisi genetik menyebabkan kebotakan di usia pertengahan 20-an. Ini ditandai dengan garis rambut yang surut dan hilangnya helai rambut secara bertahap dan kulit kepala terlihat frontal. Baik pria dan wanita bisa mengalami situasi demikian.

Kerontokan rambut juga bisa terjadi pada anak-anak, tetapi umumnya bisa kembali tumbuh seiring dengan pertambahan usia. Sebuah kondisi yang disebut dengan alopecia universalis menyebabkan semua rambut rontok, termasuk alis, bulu mata, dan rambut kemaluan.

Kondisi kulit yang meradang (selulitis, folikulitis, dan jerawat), dan gangguan kulit lainnya (seperti beberapa bentuk lupus dan lichen planus) sering mengakibatkan bekas luka yang menghancurkan kemampuan rambut untuk beregenerasi. Sisir panas dan rambut yang terlalu dianyam dan ditarik juga dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen.

Kebotakan Akibat Kesehatan

Kerontokan pada rambut yang bisa mengakibatkan kebotakan atau alopecia merupakan sinyal peringatan dini kalau terjadi sejumlah masalah kesehatan. Mulai dari pola diet yang salah sampai kondisi fisik dan psikis yang mengalami stres. Namun, jika kamu laki-laki dan mulai mengalami rambut beruban dan kebotakan sebelum usia 40 tahun, kamu disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung.

Perubahan rambut menjadi beruban dan kebotakan memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Bahkan, menunjukkan risiko sebesar lima kali lebih tinggi ketimbang kemungkinan obesitas.

Menurut penelitian dari BJ Medical College di India, penuaan rambut dan alopecia menunjukkan penuaan vaskular. Karena itu, perubahan pada rambut adalah perwakilan penumpukan plak di dinding arteri yang merupakan penyebab penyakit jantung. Jadi, disarankan mereka yang berusia lebih muda dan mengalami kebotakan awal tetap memperhatikan tanda-tanda kardiovaskular, seperti tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida.

Selain berhubungan dengan kondisi kardiovaskular, kebotakan rambut bisa menjadi tanda-tanda kalau kamu memiliki masalah infeksi pada gigi. Para ahli percaya melemahnya sistem kekebalan tubuh juga dapat membuat folikel rambut lebih cepat memasuki fase istirahat.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai alopecia yang merupakan penanda masalah kesehatan ataupun informasi seputar kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga: