Awas, Ini 3 Hal yang Meningkatkan Risiko Batu Kandung Kemih
“Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang alami penyakit batu kandung kemih. Salah satu yang paling sering terjadi adalah jarang minum air putih.”
Halodoc, Jakarta - Sudah familiar kan dengan batu ginjal? Bagaimana dengan batu kandung kemih? Batu kandung kemih merupakan batu yang terdiri dari mineral yang ditemukan pada kandung kemih. Kandung kemih sendiri menjadi penampungan urine sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Penyakit ini bisa terjadi akibat terganggunya proses pengosongan kandung kemih, sehingga urine masih tertinggal di dalamnya. Akibatnya, mineral dalam urine saling menempel dan mengeras, lalu membentuk kristal dan batu.
Lantas, hal apa sih yang bisa meningkatkan risiko terjadinya batu kandung kemih?
Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Batu Kandung Kemih
Ada beberapa kebiasaan yang meningkatkan seseorang rentan mengidap batu kandung kemih dan harus kamu ketahui. Berikut ini di antaranya:
1. Jarang Minum Air Putih
Jarang minum air putih bisa menyebabkan urine pekat sehingga meningkatkan risiko terjadinya batu kandung kemih. Maka dari itu, kamu dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dengan perbanyak minum air putih, setidaknya 8 gelas sehari atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine menyebutkan meningkatkan asupan air bisa mengurangi infeksi kandung kemih hingga setengahnya. Alasannya karena, air putih membantu mengeluarkan bakteri pada kandung kemih dan mencegah pembentukan batu kandung kemih.
2. Diet Kurang Sehat
Risiko terbentuknya batu kandung kemih cenderung lebih tinggi ketika diet tinggi lemak, gula atau garam dilakukan. Risiko ini rentan terjadi pada seseorang yang kurang mendapat asupan vitamin A dan B. Maka dari itu, kamu tetap perlu memenuhi nutrisi penting bagi tubuh (seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) meskipun sedang menjalani diet.
3. Penyebab Lainnya
Selain dua kebiasaan tersebut, risiko batu kandung kemih juga meningkat saat seseorang mengalami masalah kesehatan berikut ini:
- Operasi pembesaran kandung kemih.
- Infeksi kandung kemih atau terapi radiasi di area panggul.
- Batu ginjal berukuran kecil karena bisa masuk ke dalam kandung kemih dan menjadi batu kandung kemih.
- Pembesaran prostat karena bisa menekan saluran kemih dan menghalangi aliran normal urine dari kandung kemih.
- Sistokel, yaitu kondisi saat jaringan penyokong antara kandung kemih dan Miss V melemah sehingga sebagian kandung kemih turun dan menonjol ke arah Miss V. Kondisi ini menjebak aliran urine, sehingga urine mengendap dan membentuk kandung kemih.
- Rusaknya saraf kandung kemih sehingga urine tidak sepenuhnya dibuang ke luar tubuh. Kerusakan bisa disebabkan oleh cedera serius pada tulang belakang atau penyakit saraf, seperti spina bifida.
- Divertikel kandung kemih, yaitu terbentuknya kantong pada dinding kandung kemih. Penyakit ini menyebabkan gangguan pengosongan kandung kemih sehingga berisiko terkena batu kandung kemih akibat endapan urine.
- Penggunaan alat medis, seperti kateter. Alasannya karena penggunaan kateter bisa menyebabkan urine mengkristal di permukaan alat medis tersebut.
Dari Nyeri sampai Sulit Berkemih
Berbicara batu kandung kemih sama halnya membicarakan beragam keluhan. Pasalnya, penyakit yang satu ini bisa memunculkan beragam gejala pada pengidapnya.
Gejala batu kandung kemih pada orang dewasa biasanya baru akan terasa apabila batu sudah menyumbat saluran urine atau melukai dinding kandung kemih. Berikut ini gejala yang bisa dialami oleh pengidapnya:
- Rasa nyeri saat buang air kecil.
- Darah dalam urine.
- Buang air kecil tidak lancar atau tersendat-sendat.
- Urine terlihat lebih pekat dan gelap.
- Penis terasa tidak nyaman atau sakit.
- Keinginan buang air kecil semakin sering.
- Perut bagian bawah terasa nyeri.
- Kesulitan buang air kecil.
Sedangkan pada anak-anak, ada dua gejala batu kandung kemih lainnya yang bisa menyertai yaitu ereksi kuat dan menyakitkan yang tidak ada hubungannya dengan rangsangan seksual pada anak laki-laki dan mengompol.
Umumnya, batu kandung kemih yang berukuran cukup kecil bisa keluar dengan sendirinya bersama dengan urine, sehingga gejalanya kadang tidak muncul. Namun, bicarakan dengan dokter apabila ada perubahan frekuensi buang air kecil, darah pada cairan urine, dan rasa sakit yang kuat di bagian perut.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok menggunakan fitur tanya dokter pada aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!