Kebiasaan yang Bisa Sebabkan Syok Kardiogenik
Halodoc, Jakarta - Pastinya banyak orang khawatir bila mesti berhadapan dengan keluhan kesehatan di bagian jantung. Pasalnya, organ yang satu ini perannya amat vital, yaitu memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh. Nah, dari beragamnya gangguan jantung, syok kardiogenik merupakan salah satu penyakit jantung yang bisa terjadi pada tiap orang.
Kata ahli, keluhan ini terjadi ketika jantung mengalami gangguan secara mendadak, sehingga enggak mampu mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Meski jarang terjadi, tapi biasanya kondisi ini merupakan komplikasi dari serangan jantung. Ingat, pengidapnya membutuhkan pertolongan dan pengobatan dengan segara. Sebab, dampaknya acap kali berakhir fatal bila tak segera diobati.
Nah, omong-omong soal syok kardiogenik, kebiasaan seperti apa sih yang bisa memicu masalah medis yang satu ini?
Kenali Gejalanya
Sebelum mengetahui kebiasaan yang bisa memicunya, ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan gejalanya. Kata ahli, gejala syok kardiogenik “sebelas-duabelas” dengan gejala gagal jantung alias hampir mirip. Nah, berikut beberapa gejalanya:
-
Sesak napas berat
-
Pernapasan cepat
-
Nyeri di bagian dada
-
Detak jantung mendadak lebih cepat
-
Tubuh banyak berkeringat
-
Hilang kesadaran
-
Kulit pucat
-
Kulit akan terasa dingin saat disentuh
-
Frekuensi buang air kecil berkurang
-
Gelisah, kebingungan, dan pusing
-
Denyut menjadi lembah atau cepat.
Andaikan dirimu atau anggota keluarga ada yang merasakan gejala-gejala di atas, maka segeralah ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab dan Faktor Risikonya
Dalam kebanyakan kasus, syok kardiogenik ini disebabkan karena kurangnya oksigen ke jantung. Biasanya akibat serangan jantung dan kerusakan ruang pompa utama, yaitu ventrikel kiri. Kata ahli, otot jantung akan melemah dan menyebabkan syok kardiogenik, tanpa darah yang kaya akan oksigen yang beredar ke jantung.
Selain itu, masalah jantung ini juga bisa disebabkan oleh peradangan otot jantung, infeksi katup jantung, overdosis obat, dan keracunan zat-zat tertentu. Namun yang perlu diingat, ada hal-hal yang bisa meningkatkan risiko syok kardiogenik, berikut penjelasannya:
-
Usia tua.
-
Memiliki riwayat serangan jantung atau gagal jantung.
-
Mengidap penyumbatan (penyakit arteri koroner).
-
Mengidap diabetes atau tekanan darah tinggi
Jauhi Kebiasaan yang Memicunya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab keluhan medis ini terjadi karena gangguan di bagian-bagian jantung tertentu. Selain itu, ada juga faktor risiko yang bisa meningkatkannya. Nah, setidaknya ada beberapa kebiasaan atau pola hidup yang berkaitan dengan penyebab dan faktor risiko di atas.
1. Sedentary Lifestyle
Bagi kamu yang menerapkan sedentary lifestyle, ada baiknya berpikir ulang. Pasalnya, tidak aktif secara fisik merupakan biang keladi dari rentetan berbagai macam penyakit jantung. Hal sebaliknya berlaku, rajin berolahraga bisa membuat jantung semakin sehat sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung. Ketika kamu bergerak saat berolahraga, jantung akan memompa lebih banyak darah dengan memompa gerakan lebih cepat. Kamu bisa merasakannya lewat detak jantung yang meningkat. Detak jantung yang meningkatkan ini memasok oksigen dan nutrisi penting lainnya ke otot-otot yang sedang bergerak.
2. Si Manis Sebagai Camilan Utama
Sebenarnya sah-sah saja kok ngemil atau menyeruput minuman manis, tapi tetap ada aturannya. Singkat kata, jangan berlebihan. Menurut World Health Organization (WHO), standar konsumsi gula per hari adalah 25 gram (sendok teh). Nah, yang mesti diingat, 25 gram ini dari seluruh asupan yang masuk ke dalam tubuhmu. Termasuk, makan (3 kali sehari), minuman, camilan, buah-buahan, hingga kue yang kamu makan tiap harinya.
Solusinya, gantilah soda, donat, permen, ataupun makanan minuman manis lainnya dengan yang lebih aman dan menyehatkan. Misalnya, buah, biskuit, ataupun susu rendah gula.
3. Sembarangan Mengonsumsi Makanan
Menyoal makanan ini kamu perlu dengar istilah dari Barat: You are what you eat. Jangan salah, ini bukan sekadar istilah belaka. Pasalnya, apa yang kamu makan akan mewakili dirimu yang sebenarnya, dalam hal ini tentunya kesehatan tubuh. Menjaga kesehatan jantung enggak ampuh hanya lewat olahraga, tapi kamu juga perlu mengasup makanan yang menyehatkan jantung.
Oleh sebab itu, kamu harus cermat dan pintar-pintar memilih makanan, dalam hal ini terkait dengan kesehatan jantung. Misalnya, mengonsumsi makanan rendah kolesterol yang mampu menjaga tekanan darah tetap terkendali. Selain itu, ada juga beberapa makanan yang menurut para ahli baik untuk jantungmu. Oatmeal, misalnya. Makanan ini kaya serat beta-glucan yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh.
4. Mengabaikan Tekanan Darah
Ingat, ada banyak hal yang bisa membuat tekanan darahmu meroket. Misalnya, obesitas. Kondisi ini bisa mengakibatkan peningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa memicunya. Tingginya natrium dalam darah bisa membuat cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
Terakhir merokok. Hal yang ini sih enggak perlu lagi diperdebatkan. Kata ahli, zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, sehingga meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
Mau tahu lebih jauh mengenai hal di atas atau memiliki keluhan kesehatan pada bagian jantung? Kamu bisa lho bertanya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan