Kebiasaan Melewatkan Sarapan Bisa Sebabkan Obesitas
Halodoc, Jakarta - Bagi kamu yang sering melewatkan sarapan pada pagi hari karena alasan tidak sempat karena terburu-buru, kamu harus tahu ini! Ternyata, sarapan merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai manfaat untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian kamu. Selain itu, sarapan juga dapat meningkatkan fungsi otak untuk mengingat, menjaga stamina tetap baik, dan menjaga ketahanan fisik. Bahkan, jika kamu sering melewatkan sarapan, kebiasaan tersebut dapat menjadi penyebab obesitas.
Mengapa demikian? Sarapan selain bermanfaat untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian kamu, sarapan juga bermanfaat dalam membantu mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa darah, dan mencegah dehidrasi setelah berpuasa sepanjang malam.
Tidak sarapan mengakibatkan perubahan ritme, pola, dan siklus waktu makan. Orang akan lebih banyak makan pada siang dan malam hari jika tidak sarapan. Selain itu, makan pada saat sarapan pagi lebih mengenyangkan daripada makanan pada siang dan malam hari, sehingga rasa lapar berkurang.
Perbedaan antara waktu makan malam dan sarapan berlangsung antara 8-10 jam untuk sebagian orang. Jika kamu melewatkan sarapan, perut akan kosong untuk jangka waktu yang cukup lama. Jadi saat langsung makan siang dengan melewatkan sarapan, akhirnya yang terjadi adalah makan secara berlebihan. Dengan begitu, tidak heran bahwa kebiasaan melewatkan sarapan bisa menjadi penyebab obesitas.
Namun, jika kamu tidak melewatkan sarapan, konsumsi makanan pada siang dan malam hari akan lebih sedikit, sehingga bisa mencegah obesitas. Hal ini juga berhubungan dengan produksi hormone ghrelin yang bertugas mengatur rasa kenyang.
Sarapan sering kali dianggap rutinitas tidak wajib oleh sebagian masyarakat, sehingga sering dilewatkan. Pemicu dari perilaku tersebut tidak lain karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat sarapan dan risiko melewatkan sarapan.
Padahal, melewatkan sarapan sangat krusial pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan seseorang salah satunya berkaitan dengan obesitas. Ya, melewatkan sarapan bisa menjadi penyebab obesitas. Dampak obesitas yang paling terlihat yaitu meningkatnya risiko seseorang mengidap kondisi non-communicable disease (CVD) atau penyakit tidak menular. Artinya, melewatkan sarapan tidak hanya menjadi penyebab obesitas, secara tidak langsung juga berkontribusi pada penyakit tidak menular yang menjadi momok saat ini yaitu penyakit jantung dan stroke.
Melewatkan sarapan merupakan salah satu hal terburuk yang bisa dilakukan seseorang. Hal ini juga dapat menyebabkan keasaman lambung dan sejumlah masalah kesehatan lainnya.
Beberapa orang juga melewatkan sarapan pagi dengan alasan sedang diet. Namun ternyata siklus ini juga salah kaprah. Justru melewatkan sarapan dapat mengganggu jam internal tubuh dan menyebabkan kenaikan berat badan, bahkan obesitas.
Sarapan merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan ketahanan tubuh. Ketika akan memulai aktivitas pada pagi hari, tubuh memerlukan energi yang cukup dari asupan sarapan. Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia mengatakan, “start your day with nutritious whole grain breakfast”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan jumlah sampel 20-3500 orang, 20-55 persen di antaranya merupakan orang-orang yang setiap paginya tidak melakukan sarapan. Tidak semua orang yang melakukan sarapan mengonsumsi makanan yang berkualitas. Ditemukan sebanyak 45 persen orang yang melakukan kegiatan sarapan pada pagi hari mengonsumsi makanan yang kurang berkualitas.
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kegiatan ini dapat menjadi penyebab utama mengapa sebagian orang melewatkan kegiatan sarapan di pagi hari. Kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli mengenai masalah kesehatan kamu, seperti penyebab obesitas, di aplikasi Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu kamu juga bisa membeli vitamin atau obat yang kamu butuhkan untuk menunjang kesehatan kamu. Dan pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan