Kaum Hawa Perlu Tahu 2 Gangguan Ovarium
Halodoc, Jakarta – Gangguan pada sistem reproduksi wanita enggak hanya soal jamur, bakteri, virus, infeksi Miss V, dan gangguan menstruasi saja. Pasalnya, ada juga gangguan lainnya yang bisa terjadi, seperti gangguan pada ovarium yang enggak kalah meresahkan. Yuk, simak gangguan ovarium yang bisa terjadi pada tiap wanita.
1. Kista Ovarium
Ovarium atau indung telur pada wanita terletak di bagian kanan dan kiri rahim. Organ yang ukurannya sebesar biji kenari ini menjadi bagian dari sistem reproduksi wanita. Sel telur yang dihasilkan tiap bulannya, mulai dari masa pubertas hingga menopause, dihasilkan oleh organ yang satu ini. Nah, kebayang kan, betapa pentingnya fungsi ovarium bagi sistem reproduksi wanita?
Sayangnya, fungsi ovarium kadang kala juga bisa mengalami gangguan. Misalnya, kista yang bisa saja terjadi pada tiap wanita. Gangguan kista ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu kista fungsional dan patologis. Kista fungsi ini muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi. Untungnya, jenis kista yang satu ini tergolong umum dan enggak berbahaya serta dapat menghilang dengan sendirinya.
Baca juga: Kenali Gejala Kista Ovarium
Nah, kista patologislah yang menimbulkan rasa cemas bagi pengidapnya. Pasalnya, kista jenis ini mengandung sel abnormal. Meski hanya sedikit kasusnya, sel-sel abnormal ini bisa saja bersifat kanker.
Perhatikan Gejalanya
Kata ahli, enggak sedikit wanita yang pernah memiliki kista ovarium. Kista ini umumnya enggak menyebabkan gejala dan bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Namun, kista yang berukuran besar atau pecah, bisa mengakibatkan gejala yang serius sehingga memerlukan tindakan operasi untuk menanganinya. Lalu, apa saja gejala dari gangguan ovarium ini?
Kata ahli, gejala kista ovarium yang mesti diwaspadai yaitu, siklus menstruasi tidak teratur, nyeri pada tulang panggul, perdarahan yang lebih banyak daripada biasanya ketika menstruasi, sulit hamil, kesulitan buang air besar atau buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan intim.
Perlu Diangkat atau Tidak?
Meski biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan, terkadang tindakan operasi dibutuhkan untuk mengangkat kista tersebut. Tim dokter biasanya akan memastikan dengan melakukan pemeriksaan USG. Nah, berikut faktor yang menentukan perlu atau tidaknya pengangkatan kista.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Miom dan Kista
- Ukuran dan kandungan kista. Andaikan kista yang ada berukuran besar dan mengandung sel abnormal, maka tim dokter akan menyarankan pengangkatan melalui tindakan operasi.
-Ada atau tak adanya gejala. Kata ahli, sekitar empat persen kista akan menyebabkan gejala. Ketika gejala telah terjadi, operasi untuk mengangkat kista akan dianjurkan.
- Kista pada masa menopause. Bila kista tak hilang dalam waktu dekat, pengidap kista yang telah menopause dianjurkan untuk menjalani operasi pengangkatan. Pasalnya, wanita yang mengidap kista di saat masa menopause, berisiko lebih tinggi untuk menderita kanker ovarium yang berkembang dari kista.
2. Kanker Ovarium
Berdasarkan data yang dihimpun para ahli, setidaknya ada 250.000 kasus kanker ovarium di seluruh dunia tiap tahunnya. Yang mesti diketahui, angka kematiannya pun juga cukup tinggi, yaitu 140.000 kematian per tahun. Para wanita harus ekstra waspada, sebab kanker ini bisa muncul pada segala kelompok usia. Namun, kata ahli umumnya kanker ovarium terjadi pada wanita yang sudah masuk masa menopause, atau berusia di atas 50 tahun.
Gangguan ovarium berupa kanker ovarium ini terbagi menjadi tiga jenis. Pengelompokannya berdasarkan lokasi awal perkembangan kanker. Pertama ada tumor epitelial yang sel kankernya akan muncul pada jaringan pembungkus ovarium. Kata ahli, yang satu ini merupakan jenis kanker ovarium yang paling banyak terjadi.
Baca juga: Datang Diam-diam 4 Jenis Kanker Ini Sulit Dideteksi
Kedua, ada tumor stromal yang sel kankernya bisa muncul pada lapisan di mana terletak sel-sel penghasil hormon. Berdasarkan data para ahli, sekitar 7 di antara 100 kanker ovarium yang masuk ke dalam jenis ini.
Terakhir yaitu tumor sel germinal. Pada kasus ini kanker akan berkembang pada sel-sel penghasil telur. Kata ahli, jenis kanker ovarium yang satu ini lebih cenderung dialami oleh wanita usia muda.
Awasi Gejalanya
Sama halnya dengan kista, kanker ovarium juga jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Andaikan menimbulkan gejala, paling tidak hanya menyerupai konstipasi atau gejala pada iritasi usus. Kanker ovarium ini umumnya baru akan terdeteksi ketika kanker sudah menyebar di dalam tubuh. Nah, berikut gejala umum yang dialami oleh pengidap kanker ovarium.
- Mual.
- Pembengkakan pada perut
- Sakit perut.
- Perut selalu terasa kembung.
- Perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi.
- Sakit saat berhubungan seksual.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
- Penurunan berat badan.
Baca juga: Makanan yang Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Kanker
Punya masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem reproduksi? Kamu bisa bertanya langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan