Karena Gigitan Nyamuk, Chikungunya Vs Malaria Lebih Bahaya Mana?
Halodoc, Jakarta - Digigit nyamuk mungkin hal biasa, dan umumnya tidak berbahaya. Namun, jika nyamuk yang menggigit membawa virus atau parasit tertentu yang dapat menyebabkan penyakit, lain lagi ceritanya. Ada berbagai penyakit yang dapat muncul akibat gigitan nyamuk. Dua di antaranya yang cukup populer adalah chikungunya dan malaria. Di antara kedua penyakit itu, mana yang lebih berbahaya, ya?
Chikungunya
Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah. Nyamuk tersebut mendapatkan virus chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk pembawa virus tadi.
Baca juga: Yang Terjadi Jika Kena Gigitan Nyamuk Chikungunya
Perlu diketahui bahwa virus chikungunya tidak menyebar secara langsung dari orang ke orang. Virus chikungunya pun dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun ke atas, dan individu dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Gejala Chikungunya
Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada kebanyakan kasus lainnya pengidap chikungunya dapat mengalami gejala, seperti:
-
Demam hingga 39 derajat celsius.
-
Nyeri pada otot dan sendi.
-
Sendi bengkak.
-
Nyeri pada tulang.
-
Sakit kepala.
-
Muncul ruam di tubuh.
-
Lemas.
-
Mual.
Gejala-gejala tersebut biasanya mulai timbul dalam 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Umumnya, pengidap akan membaik dalam seminggu. Namun, pada sebagian pengidap, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.
Baca juga: Anak Terserang Chikungunya, Ibu Harus Apa?
Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah pengidap. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Sebetulnya ada banyak jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah.
Gejala Malaria
Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Gejala juga bisa muncul setahun setelah gigitan nyamuk, tetapi kasus ini jarang terjadi. Gejala-gejala malaria umumnya terdiri dari demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot. Jika sudah terlanjur mengalami gejala-gejala malaria, segera temui dokter agar bisa dilakukan diagnosis dan penanganan secepatnya.
Baca juga: Hobi Traveling? Waspada Penyakit Malaria
Sama-Sama Berbahaya
Jika ditanya lebih bahaya mana, jawabannya tentu keduanya sama-sama berbahaya. Jika terlambat ditangani, ada beberapa risiko komplikasi yang mengintai pada masing-masing penyakit.
Pada kasus yang jarang, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
-
Uveitis (radang pada bagian mata yang disebut uvea).
-
Retinitis (radang pada retina mata).
-
Miokarditis (peradangan otot jantung).
-
Nefritis (peradangan pada ginjal).
-
Hepatitis (radang hati).
-
Meningoensefalitis (radang selaput otak).
-
Mielitis (radang pada satu segmen saraf tulang belakang).
-
Sindrom Guillain- Barré (gangguan sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Sementara itu pada malaria, penyakit ini akan memiliki dampak lebih buruk jika terjadi pada wanita hamil, bayi, anak kecil, dan orang tua. Malaria berpotensi membuat ketahanan tubuh menurun secara drastis dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, penanganannya perlu dilakukan dengan cepat. Jika malaria tidak segera ditangani sejak awal, penyakit ini bisa menimbulkan beberapa komplikasi seperti dehidrasi, anemia parah, gagalnya organ tubuh, dan beberapa kondisi lainnya.
Itulah sedikit penjelasan tentang chikungunya dan malaria. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!