Kapan Waktu yang Tepat Menjelaskan Seks pada Si Kecil?
Halodoc, Jakarta – Patrick Carnes, Ph.D pakar perilaku seks dan adiksi seks dari University of Minnesota mengatakan 90 persen anak-anak belajar mengenai seks dari tayangan pornografi dan bukan dari orangtuanya. Informasi mengenai seks yang tidak tepat seperti ini justru akan membuat anak memiliki pemahaman seks yang salah. Sehingga penting untuk mengajarkan seks pada anak sedini mungkin.
Menghindari diskusi mengenai seks hanya akan memperpanjang jeda pengetahuan yang seharusnya diketahui sedari dini. Kalau orangtua merasa topik seks adalah bahasan yang canggung dan tidak sepantasnya diperbincangkan dengan anak, justru semakin dini usia semakin bisa orangtua mengurangi kecanggungan karena anak akan terbiasa dengan pembicaraan mengenai seks dan ke depannya tidak akan menganggap topik ini tabu. (Baca juga: Membangun Komunikasi Awal dengan Anak Down Syndrome)
Lantas Bagaimana Mengajarkan Seks pada Anak?
Orangtua bisa memulainya sejak usia anak 3 tahun dengan mengenalkan bagian-bagian tubuh dan perbedaan anatomi antara ibu dan ayah. Orangtua bisa mengajak anak mandi bersama sembari bercerita secara fun mengenai organ intim ayah dan ibu. Jelaskan mengenai fungsinya masing-masing dan kenapa berbeda.
Ibu bisa memulainya dari proses kehamilan, “Adik dulu ada di dalam perut ibu, lho,” ibu bisa memulai percakapan mengenai seks lewat kalimat ini. Bagaimana pertemuan ayah dan ibu, yang saling menyayangi sehingga membuat Si Kecil bisa terbentuk dan tinggal selama sembilan bulan di dalam perut.
Bisa jadi Si Kecil tidak memiliki pemahaman yang jelas mengenai konsep ini, kemungkinan besar dia akan banyak bertanya dan menggali terus, “Kenapa? Kenapa?”. Jangan jenuh menjawab pertanyaan Si Kecil sehingga timbul keyakinan dalam dirinya kalau orangtua adalah sumber yang tepat untuk bertanya mengenai seks. Ketika sejak kecil anak tidak ragu lagi bertanya mengenai seks kepada orangtua maka ketika remaja sampai dewasa anak tidak akan canggung lagi berdiskusi mengenai seks.
Melalui Buku Bergambar
Salah satu cara lain mengajarkan seks pada anak adalah melalui buku bergambar yang memuat gambar-gambar anggota tubuh secara menarik dan penuh warna. Ada rasa ketertarikan lebih besar pada anak ketika melihat gambar-gambar berwarna dan lucu mengenai anggota tubuh dengan gambar anak perempuan dan laki-laki.
Mengajarkan seks pada anak melalui buku bergambar juga bisa menjadi media yang menarik karena buku bergambar adalah ruang yang sangat dekat dengan dunia anak. Walaupun diskusi mengenai seks adalah bahasan yang cukup serius tetap diceritakan dengan menyenangkan. Contoh-contoh yang lucu dari buku bergambar akan membuat anak tertarik dan lebih bisa memahami pesan-pesan yang ingin orangtua sampaikan.
Ketika Si Kecil melakukan eksplorasi salah satunya dengan memegang organ genitalnya, jangan langsung panik dan melarang keras anak untuk berhenti memegang area intimnya. Sanggahan yang keras malah akan membuat anak penasaran kenapa “aktivitas” tersebut dilarang sehingga mencari-cari tahu sendiri bahkan mencoba diam-diam, dan bukan tak mungkin menjadi kebiasaan hingga dia remaja.
Intinya sih, orangtua jangan takut bersikap terbuka dan mendiskusikan secara gamblang mengenai seks kepada anak. Terbukalah untuk pertanyaan-pertanyaan aneh yang mungkin bikin tercengang tetapi akan membantu membangun pandangan dan kepribadian anak ke depannya.
Kalau ibu ingin tahu lebih banyak mengenai cara paling pas mengajarkan seks pada anak, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.