Kapan Karakter Anak Introvert dan Ekstrovert Terlihat?
Halodoc, Jakarta – Mengetahui karakter anak apakah introvert atau ekstrovert sebenarnya sudah bisa diketahui sejak di usia lima tahun. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan seiring dengan pertambahan usianya akan ada perubahan karakter baik itu dari introvert ke ekstrovert, atau pun sebaliknya. Ada beberapa tanda yang bisa Ibu “baca” untuk mengetahui karakter anak dan perbedaannya. Di antaranya:
- Anak introvert cenderung lebih pendiam dan kurang berbaur dengan anak-anak lainnya, sedangkan anak ekstrovert senang menjadi pusat perhatian.
- Ketika berkumpul bersama teman-teman seusianya, anak introvert lebih senang menjadi pengamat ketimbang ikut dalam aktivitas. Walaupun hanya duduk diam, bukan berarti anak introvert hanya pasif. Pasalnya, anak introvert akan mengamati setiap kejadian yang terjadi dalam sebuah aktivitas.
- Anak introvert lebih senang sendirian dan menikmati bermain sendiri ketimbang harus gabung dengan anak-anak lain.
- Anak ekstrovert akan merasa sangat bosan bila harus menghabiskan waktu sendiri di rumah tanpa teman dan akan sangat bersemangat bila diajak ke taman bermain.
- Anak ekstrovert suka bertanya dan menimpali percakapan orang dewasa supaya orang-orang di sekitar menyadari kehadirannya. Sebaliknya, anak introvert cenderung menyimpan pertanyaannya sendiri dan harus ditanya dulu baru mau memulai percakapan.
Walaupun ada begitu banyak perbedaan antara introvert dan ekstrovert, masalah akan timbul ketika orangtua memiliki karakter yang berbeda dengan anak. Misalnya, orangtua yang ekstrovert memiliki anak introvert dan demikian juga sebaliknya. Perbedaan karakter akan membuat orangtua merasa ada yang salah dengan anak, karena anak dianggap bersikap sebagaimana mestinya.
Baca juga: Ini Pertolongan Pertama Jika Tersengat Ubur-Ubur
Sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika anak memiliki karakter yang berbeda dengan orangtua. Jangan memaksakan anak untuk menjadi sama seperti orangtua kalau memang pada akhirnya akan membuat anak tidak menjadi dirinya sendiri.
Biarkan anak mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minatnya masing-masing. Jangan sampai anak merasa terbebani untuk menjadi seperti yang diharapkan orangtua. Akibatnya, anak malah tidak menikmati proses tumbuh-kembangnya.
Pada akhirnya, hal yang terpenting adalah kemampuan anak beradaptasi dan menjadi sosok yang mengalami pengembangan diri sesuai dengan usianya. Selain itu, peningkatan kualitas maupun kuantitas dirinya harus menjadi bekal ketika dia beranjak dewasa kelak.
Baca juga: Cara Menerapkan Kebiasaan Minum Air Putih pada Anak
Jangan heran kalau suatu saat orangtua mendapati anak yang dulunya introvert kini menjadi lebih terbuka atau sebaliknya. Perubahan lingkungan, paparan informasi, dan perkembangan tahap menuju usia yang dewasa akan membuat anak semakin menemukan jati dirinya. Bukan tak mungkin, perubahan ini membuat anak menemukan jati dirinya. Sesuatu yang membuat dirinya nyaman tanpa terbebani.
Ada baiknya orangtua menanggapi perubahan karakter anak dengan berpikiran terbuka, tidak memaksakan kehendak, serta menempatkan diri sebagai sosok yang membimbing anak dalam menentukan pilihannya.
Kalau orangtua menempatkan diri sebagai sosok yang memaksakan kehendak, ini akan sulit bagi anak untuk menentukan jalan yang akan ditempuhnya. Ingin tahu lebih banyak mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengetahui apakah karakter anak introvert ataupun ekstrovert serta tips pola asuh anak yang tepat, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan