Mengenal Juvenile Rheumatoid Arthritis, Gejala dan Cara Pengobatannya
Halodoc, Jakarta - Sebenarnya, penyakit sendi bukanlah monopoli orang tua saja. Sebab dalam beberapa kasus, masalah sendi ini juga bisa dialami oleh anak-anak, lho. Contohnya, penyakit juvenile rheumatoid arthritis. Meski namanya hampir sama, namun penyakit sendi ini berbeda dengan rheumatoid arthritis pada orang dewasa.
Baca juga: Hindari 6 Hal Ini Agar Terhindar dari Rheumatoid Arthritis
Juvenile rheumatoid arthritis ini merupakan penyakit kronis dan berlangsung selama beberapa bulan, bahkan tahun. Untungnya sekitar 75 persen anak-anak bisa pulih dari penyakit sendi ini. Sebaiknya ibu mesti waspada, sebab juvenile rheumatoid arthritis akan mempersulit Si Kecil untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Mulai dari menulis, membawa barang, berjalan, bermain, berdiri, hingga berpakaian.
Lalu, seperti apa sih gejala dari penyakit ini?
Gejala Berdasarkan Jenisnya
Rasa nyeri dan kaku pada sendi merupakan gejala juvenile rheumatoid arthritis yang paling khas. Rasa nyeri ini biasanya akan memburuk pada pagi hari dan akan membaik di penghujung hari. Nah, berdasarkan gejalanya, penyakit sendi ini dibedakan jadi tiga jenis.
-
Juvenile Rheumatoid Arthritis Pauciarticular. Jenis ini hanya memengaruhi beberapa sendi (biasanya kurang dari empat sendi). Misalnya, lutut, siku, dan pergelangan kaki. Tipe ini muncul pada 50 persen anak yang mengidap penyakit ini. Yang perlu diingat, penyakit mata (radang, atau bengkak) juga bisa ikut muncul akibat penyakit ini.
-
Juvenile Rheumatoid Arthritis Polyarticular. Tipe ini memengaruhi banyak sendi dan muncul pada sekitar 30 persen anak yang mengidap penyakit ini. Tipe ini menyerang leher, lutut, pergelangan kaki, kaki, pergelangan tangan, dan tangan yang menjadi lokasi nyeri. Pengidapnya juga mungkin mengalami radang mata.
-
Juvenile Rheumatoid Arthritis Sistemik. Tipe ini terjadi kurang lebih 20 persen. Jenis sistemik lebih sering berawal dari demam, ruam, nyeri sendi, dan perubahan pada sel darah.
Baca juga: Bukan Cuma Orang Tua, Anak Muda Juga Bisa Kena Rheumatoid Arthritis
Kemungkinan Faktor Genetik
Juvenile rheumatoid arthritis tak serupa dengan rheumatoid arthritis. Bila rheumatoid arthritis umumnya menyerang orang dewasa (terutama di atas 40 tahun), juvenile rheumatoid arthritis biasanya terjadi pada anak. Dengan kata lain, juvenile rheumatoid arthritis merupakan arthritis yang terjadi pada anak-anak.
Lalu, apa sih penyebab penyakit ini? Juvenile rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang sebabnya belum diketahui. Kemungkinan faktor genetik dan lingkungan mungkin bisa meningkatkan peluang terserang juvenile rheumatoid arthritis.
Untungnya, penyakit ini tak bisa menular dan bisa diobati. Alhasil, anak-anak dengan penyakit ini bisa memiliki kehidupan yang normal kembali.
Baca juga:Peduli Kesehatan, Ini Bedanya Rheumatoid Arthritis dan Juvenile Rheumatoid Arthritis
Dari Obat Hingga Olahraga
Untuk mengobati juvenile rheumatoid arthritis bisa melalui berbagai cara. Mulai dari kombinasi obat, olahraga, edukasi, terapi, dan menyesuaikan aktivitas untuk mencegah kelelahan. Biasanya, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi nyeri dan radang.
Untuk radang biasanya obat yang akan digunakan, seperti obat antiradang nonsteroid (NSAIDs). Selain itu, ada juga obat lainnya, misalnya methotrexate juga bisa menjadi pilihan. Pengidap penyakit sendi ini juga disarankan berolahraga untuk pergerakan sendi dan kekuatan otot.
Mau tahu lebih jauh mengenai penyakit di atas? Ibu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan