Jangan Sepelekan, Ketahui Cara Penularan Amebiasis
Halodoc, Jakarta - Infeksi parasit Entamoeba histolytica atau E. histolytica pada area usus adalah penyakit yang cukup berbahaya. Dalam dunia medis, penyakit ini disebut sebagai amebiasis. Parasit entamoeba bukan parasit tunggal dan merupakan gabungan dari parasit yang memiliki tekstur seperti jeli. Ia hidup di dalam atau permukaan kulit manusia dan binatang. Parasit ini bergerak dengan mengubah struktur tubuhnya dan berkembang biak dengan sendirinya.
Parasit penyebab penyakit amebiasis ditemukan di lingkungan yang lembap, berair, dan berlumpur. Semua orang memiliki risiko sama terhadap infeksi ini. Namun, mereka yang tinggal di wilayah tropis dengan sanitasi yang buruk lebih rentan terkena penyakit ini.
Baca Juga: Alami Amebiasis, Lakukan 6 Cara Ini untuk Mengobatinya
Proses Penularan Amebiasis
Penyakit ini tidak bisa dianggap sepele karena penularannya mudah, jadi kamu wajib ketahui cara penularan amebiasis. Misalnya melalui konsumsi air yang tidak higienis, atau makan makanan yang telah terkontaminasi. Serangga seperti lalat, nyamuk, dan jenis lainnya juga berisiko menjadi penyalur parasit.
Mereka mudah menyerang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Selain itu, pria yang melakukan hubungan sesama jenis juga berisiko tinggi tertular penyakit ini, lantaran parasit tersebut menetap di area usus besar.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Mual dan Muntah, Beginilah Cara Diagnosis Amebiasis
Gejala yang Dirasakan Pengidap Amebiasis
Gejala amebiasis yang paling umum adalah kondisi feses cair, perut terasa kram, dan sakit perut. Namun, pada beberapa orang, penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang signifikan. Gejala bisa terlihat setelah 2-4 minggu infeksi, atau butuh beberapa bulan untuk mendeteksi penyakit ini. Namun kamu perlu waspada jika gejala seperti yang disebutkan di bawah ini mulai kamu rasakan, di antaranya:
-
Diare (10 hingga 12 kali buang air besar cair per hari) yang kadang disertai darah.
-
Terasa kram pada perut.
-
Buang air besar yang kental.
-
Gas dalam perut.
-
Gejala yang umum seperti demam, sakit punggung, dan lelah.
Pengobatan Amebiasis
Jika dokter sudah melakukan diagnosis dan benar menemukan bahwa penyakit yang kamu alami adalah amebiasis, maka ia segera memberikan beberapa jenis obat-obatan, seperti:
-
Antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, adalah antibiotik yang ampuh membunuh bakteri yang ada di dalam hati atau organ lainnya. Obat ini diberikan bersama dengan antiparasit, seperti diloxanide furoate.
-
Obat antimual bagi pengidap yang mengalami gejala mual dan muntah.
-
Pengidap amebiasis disarankan untuk mengonsumsi banyak air putih dan oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Jika kondisi yang dialami cukup parah, dokter memberikan cairan infus di rumah sakit.
-
Dalam kasus tertentu, tindakan operasi dilakukan jika terjadi pecahnya abses hati atau jika terdapat lubang di usus.
Jika pengobatan tidak segera dilakukan, maka dikhawatirkan terjadi potensi komplikasi, antara lain:
-
Anemia atau perdarahan usus pada pengidap yang mengalami radang usus besar.
-
Hambatan pada usus dikarenakan gumpalan jaringan pada dinding usus.
-
Pembentukan abses di dalam organ hati setelah bertahun-tahun terjangkit parasit histolytica.
-
Infeksi pada organ yang terjangkit, termasuk otak dan sistem saraf pusat.
-
Kematian.
Baca Juga: Inilah 3 Tips Sederhana untuk Cegah Amebiasis
Setelah kamu ketahui cara penularan amebiasis dan risiko komplikasinya, kamu harus mawas diri agar tidak mudah tertular. Cari tahu lebih lanjut seputar amebiasis dan pencegahannya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download https://halodoc.onelink.me/cQvV/b643c525 sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan