Jangan Salah, Ini Bedanya Asbestosis dan Silikosis
Halodoc, Jakarta - Manusia hidup dan bernapas dengan menghirup oksigen dari udara. Namun, bagaimana jika udara yang kita hirup mengandung zat lain yang ketika terhirup terus-menerus bisa merusak paru-paru? Dua penyakit yang akan dibahas kali ini berkaitan dengan hal tersebut, yaitu asbestosis dan silikosis. Secara singkat, perbedaan kedua penyakit ini terletak pada zat yang terhirup. Asbestosis karena zat asbes, sedangkan silikosis karena zat debu silikon. Lebih lanjutnya, mari kita bahas satu persatu.
Asbestosis
Seperti namanya, asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi akibat paparan asbes atau serat asbes dalam waktu lama. Asbes adalah suatu jenis mineral yang biasa digunakan untuk pemasangan lantai atau atap bangunan. Sebenarnya, asbes yang masih dalam kondisi baik tidaklah berbahaya bagi kesehatan.
Namun, jika asbes mengalami kerusakan, materialnya dapat mengeluarkan debu halus yang mengandung serat asbes. Debu tersebut rentan terhirup manusia. Akibatnya, paru-paru yang sering menghirup serat asbes dapat mengalami kerusakan secara bertahap, dengan cara menghambat pernapasan dan penyerapan oksigen dalam aliran darah.
Baca juga: Dampak Udara Kotor pada Kesehatan Paru-paru
Karena merupakan penyakit kronis, gejala asbestosis biasanya baru muncul bertahun-tahun setelah paparan asbes terjadi secara terus-menerus. Berikut adalah sejumlah gejala dari asbestosis:
- Nyeri dada atau bahu.
- Batuk kering secara terus-menerus.
- Dalam keadaan parah, kuku jari tangan menjadi bulat, melebar, atau membesar (jari tabuh).
- Selera makan berkurang yang diikuti penurunan berat badan.
- Napas menjadi pendek atau sesak.
- Kelelahan yang parah.
- Napas berbunyi nyaring (mengi).
Asbestosis banyak dialami oleh para pekerja di bidang industri. Contoh profesi yang berisiko mengalami asbestosis adalah pekerja pertambangan, pemasangan listrik atau bangunan, mekanik, teknisi serta teknisi pemasangan rel. Asbestosis terjadi setelah seseorang menghirup debu yang mengandung serat asbes dalam waktu lama. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika pengidap asbestosis adalah perokok berat.
Silikosis
Seperti telah disebutkan di awal, silikosis adalah penyakit yang terjadi akibat berlebihnya silika di dalam tubuh, karena terlalu banyak menghirup debu silika dalam jangka waktu lama. Silika adalah mineral seperti kristal yang banyak ditemukan di pasir, batu, dan kuarsa.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Sarkoidosis dan Asbestosis
Menghirup debu silika terus menerus bisa memicu kondisi berbahaya, terutama bagi orang yang memiliki pekerjaan yang melibatkan batu, beton, kaca, atau jenis batu lainnya. Paparan partikel silika yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan luka pada paru-paru, sehingga mengganggu sistem pernapasan.
Secara umum, silikosis dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Silikosis akut, dapat menyebabkan batuk, penurunan berat badan, dan lemas dalam beberapa minggu atau tahun paparan terhadap silika.
- Silikosis kronis, muncul 10-30 tahun setelah paparan silika. Paru-paru bagian atas bisa terpengaruh dan kadang menyebabkan luka berkepanjangan.
- Accelerated silicosis (silikosis terakselerasi), terjadi dalam 10 tahun paparan tingkat tinggi.
Ketika mengalami silikosis, seseorang akan mengalami gejala batuk, yang merupakan gejala awal dan berkembang seiringnya waktu dengan paparan silika yang terhirup. Pada silikosis akut, demam dan nyeri dada yang terasa menusuk serta kesulitan bernapas akan muncul. Gejala tersebut dapat muncul tiba-tiba.
Gejala lain yang juga mungkin dialami adalah:
- Nyeri dada.
- Demam.
- Keringat pada malam hari.
- Penurunan berat badan.
- Gangguan pernapasan.
Baca juga: Ingin Memiliki Paru-Paru yang Sehat? Lakukan 5 Cara Ini
Gejala silikosis bisa terjadi dari beberapa minggu hingga tahunan setelah paparan terhadap debu silika. Gejala akan memburuk seiring berjalannya waktu, terutama begitu luka muncul pada paru-paru.
Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan asbestosis dan silikosis. Jika kamu mengalami tanda-tanda yang telah dipaparkan tadi, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit pilihan kamu. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!