Jangan Salah, Hamil Juga Butuh Olahraga Ibu
Halodoc, Jakarta – Kehadiran Si Kecil pasti jadi pelengkap dalam membina keluarga. Apalagi bagi pasangan yang baru menikah. Di tengah momen menunggu kehadiran Si Kecil, tak ayal para orangtua ini ditemani mitos. Salah satunya adalah ibu hamil sebaiknya enggak boleh banyak bergerak. Dan malas untuk bergerak bisa jadi dianggap sebagai "bawaan bayi". Padahal, manfaat olahraga ibu hamil menyimpan keistimewaan, lho. Dan tentu saja kegiatan ini sebaiknya enggak dilupakan begitu saja.
Biasanyanya, ibu malas bergerak atau meninggalkan olahraga, khawatir akan mengganggu kesehatan janinnya. Semestinya, ibu harusnya lebih aktif dari sebelumnya agar kondisi dirinya selalu sehat. Yang perlu diingat tentunya tak semua olahraga bisa dilakukan ibu dan tak semua ibu hamil diperbolehkan berolahraga.
Sebenarnya wajar sih bila ibu hamil malas bergerak dan selalu ingin berbaring santai. Sebab kehamilan membuat tubuhnya menjadi mudah lelah karena organ-organ tubuhnya bekerja dua kali lebih keras untuk menopang kehamilan. Namun, tidak bergerak aktif justru membuat bumil menjadi enggak bugar. Nah, cara termudah agar ibu hamil tetap sehat dan bugar selama masa kehamilannya adalah dengan berolahraga dengan teratur.
Olahraga di sini bukan semata-mata untuk kesehatan ibu saja. Aktivitas fisik ini juga memberi manfaat pada bayi dalam kandungannya, terutama dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.
Menguatkan Jantung Bayi
Manfaat olahraga ibu hamil pernah dimuat pada US National Library of Medicine – National Institute of Health. Kata para ahli, olahraga secara teratur amat bermanfaat bagi jantung bayi. Olahraga ini akan meningkatkan Heart Rate Variability (HRV). HRV sendiri merupakan variabilitas denyut jantung yang bisa mencerminkan keseimbagnan sistem saraf otonom. HRV yang tinggi mengindikasikan fungsi jantung yang sehat.
Kondisi sebaliknya juga berlaku, HRV yang rendah menggambarkan kondisi jantung yang buruk. Pendek kata, tingginya angka mortalitas pada sistem kardiovaskular.
Menurut ahli dari Kansas City University of Medicine, AS, seperti dilansir dalam Nytimes, bila ibu hamil berolahraga, maka si bayi seolah-olah “ikut” berolahraga sebab jantungnya ikut aktif bersama sang ibu.
Mau tahu bukti lebih lanjut mengenai manfaat olahraga ibu hamil? Berdasarkan studi, terdapat perbedaan yang amat signifikan antara bumil yang rajin berolahraga dan tidak pada bayinya.
Nah, mereka yang rutin berolahraga tiga kali seminggu tingkat variabilitas denyut jantung bayi semakin meningkat. Namun, kondisi tersebut enggak ditemukan pada ibu hamil yang menerapkan sedentary lifestyle (tak aktif secara fisik).
Manfaat olahraga ibu hamil enggak cuma membuat bayi sehat saja, tapi juga, juga bisa membuat bayi terlahir sebagai anak yang cerdas. Kata ahli dalam American Academy of Pediatrics, ibu hamil yang rajin berolahraga akan memiliki anak dengan tingkat IQ yang lebih tinggi. Kok bisa?
Ternyata saat berolahraga jantung akan memompa darah lebih cepat sehingga oksigen yang diterima si bayi lebih banyak dan maksimal. Di samping itu, para ahli juga menduga bahwa ibu yang berolahraga akan menghasilkan berbagai zat kimia yang berhubungan dengan kesehatan otak bayi. Mengesankan, bukan?
Tidak Untuk Semua ibu Hamil
Olahraga memang menyimpan segudang manfaat untuk fisik dan psikis bagi ibu hamil. Contohnya, membuat badan bugar, mengatur berat badan, mengurangi rasa nyeri, hingga meningkatkan suasana hati. Sederhananya, olahraga enggak akan mengganggu kandungannya asalkan dilakukan dengan benar dan tepat. Nah, benar dan tepat yang seperti apa?
Menurut para pakar di Royal College of Obstetricians and Gynaecologist di Inggris, olahraga sebaiknya dilakukan sejak awal masa kehamilan sampai 24 minggu usia kehamilan. Namun, frekuensi dan intensitasnya mesti diperhatikan secara saksama. Durasi olahraga yang disarankan para pakar tiga kali dua puluh menit dalam seminggu.
Yang perlu diingat, enggak semua ibu hamil disarankan melakukannya. Ada kalanya karena berbagai kondisi kesehatan maupun kehamilan berisiko tinggi, olahraga sama sekali tak dianjurkan. Gangguan tiroid, sebelumnya melahirkan prematur, memilik riwayat darah tinggi, berpenyakit jantung, atau kondisi plasenta tertutup, misalnnya. Kondisi-kondisi seperti itulah olahraga perlu dipersiapkan dengan matang, mulai dari pemansan, latihan inti, sampai pendinginan.
Jadi, sebaiknya konsultasikan dahulu pada dokter sebelum memutuskan untuk berolahraga dan memilih jenisnya. Jangan sampai alih-alih ingin membuat badan bugar, justru jadi “mencelakai” si calon bayi.
Mau berdiskusi dengan dokter mengenai olahraga untuk ibu hamil? Ibu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk bertanya mengenai masalah ini. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan