Jangan Khawatir, Penyebab Polihidramnion Bukan Air Es
Halodoc, Jakarta - Bagi ibu hamil, menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Pasalnya, kondisi tubuh ibu turut berpengaruh pada perkembangan janin. Inilah alasan saat hamil, ibu tidak boleh terlalu lelah dan diharuskan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Jika tidak, ibu rentan terserang berbagai komplikasi kehamilan, salah satunya polihidramnion.
Polihidramnion adalah kondisi ketika air ketuban menumpuk dan sering disebut “kembar air”. Meskipun tidak termasuk dalam keadaan berbahaya, ibu hamil yang mengalami polihidramnion perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan khusus, agar tidak berlanjut pada komplikasi serius. Oleh karena itu, ibu perlu mengetahui penyebab polihidramnion.
Dalam keadaan normal, volume air ketuban mengalami peningkatan hingga mencapai satu liter ketika usia kehamilan mencapai 34 hingga 36 minggu. Jumlah ini mengalami penurunan perlahan-lahan hingga mendekati waktu kelahiran, kira-kira hingga setengah liter. Saat ibu mengalami polihidramnion, volume air ketuban semakin bertambah mencapai 2 hingga 3 liter.
Ketika ibu hamil mengalami polihidramnion, gejala yang dialami adalah kesulitan bernapas, baik napas menjadi pendek atau tersengal-sengal, bagian dinding perut yang terasa membesar hingga ibu tidak bisa merasakan posisi atau pergerakan janin di dalam rahim. Ibu akan sering mengalami kontraksi dan janin bisa berada dalam posisi abnormal alias sungsang.
Air Es Menjadi Penyebab Polihidramnion?
Lalu, apa sebenarnya yang menjadi penyebab polihidramnion? Beberapa orang awam mengatakan sering mengonsumsi air dingin saat hamil bisa menyebabkan hal tersebut. Namun, benarkah demikian?
Faktanya, banyak minum air putih dingin atau air es tidak ada hubungannya dengan terjadinya polihidramnion pada ibu hamil. Sebaliknya, kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor lain yang muncul dari ibu atau dari sang janin. Polihidramnion yang terjadi karena faktor dari sang ibu adalah adanya riwayat penyakit diabetes melitus atau ketidaksesuaian darah antara ibu dan sang janin.
Sementara faktor penyebab polihidramnion yang berasal dari janin adalah kelainan kromosom, seperti ketika sang janin mengalami sindrom Edward atau sindrom Down. Bisa juga disebabkan karena menumpuknya cairan hanya pada salah satu tubuh janin atau hydrops fetalis. Terjadinya gangguan kesehatan pada sang janin disinyalir bisa memicu polihidramnion, seperti janin mengalami kelainan saluran pencernaan, gangguan kendali otot, gangguan pada sistem saraf pusat, atau janin yang mengalami anemia.
Deteksi Dini Itu Penting
Pencegahan terjadinya polihidramnion pada ibu hamil bisa dideteksi sejak dini, ketika usia kehamilan menginjak 12 hingga 14 minggu. Lebih baik lagi jika ibu melakukan pemeriksaan kesehatan prahamil untuk mengecek kondisi kesehatan ibu, apakah ada gejala penyakit diabetes atau infeksi TORCH.
Jangan lupa, tanyakan yang ibu rasa tidak biasa ketika sedang hamil. Tanya langsung pada dokter kandungan agar ibu mendapatkan jawaban dan bisa melakukan penanganan yang tepat. Gunakan aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dalam bertanya jawab pada dokter. Selain itu, aplikasi Halodoc ini bisa ibu pakai untuk membeli obat dan vitamin, serta melakukan cek lab kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan