Jangan Kalah dengan Kuman, Cegah Disentri dengan 9 Cara Ini
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya masalah kesehatan yang bisa menyerang usus, penyakit disentri merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir. Dalam kebanyakan kasus, disentri bisa berlangsung selama 3 hingga 7 hari.
Baca juga: Suka Jajan Gorengan, Perhatikan Potensi Bakteri Penyebab Disentri
Pengidapnya bisa mengalami kram perut, mual, muntah, dan demam. Penyakit ini memang kerap terjadi di lingkungan yang memiliki sanitasi buruk. Contohnya, karena keterbatasan air bersih atau tempat dengan pembuangan limbah yang buruk. Lalu, bagaimana sih cara mencegah disentri?
Ketahui Gejala-Gejala Disentri
Sebelum mengetahui cara mencegah disentri, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu gejalanya. Disentri sendiri memiliki dua jenis. Gejala dari kedua jenis ini enggak jauh berbeda, meliputi diare yang disertai darah atau nanah, mual dan muntah, serta nyeri perut. Jenis pertama adalah disentri bakteri. Pengidap jenis ini akan merasakan kram perut dan demam. Gejala yang terjadi biasanya muncul 1–7 hari saat tubuh terinfeksi dan bisa berlangsung selama 3–7 hari.
Ada disentri bakteri, ada pula disentri yang disebabkan oleh amuba. Pengidap jenis ini akan mengalami nyeri saat buang air besar, karena amuba yang masuk merusak dinding usus besar, sehingga menyebabkan luka serta perdarahan. Kita mesti waspada terhadap disentri jenis ini. Dalam beberapa kasus, amuba bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ tubuh lain, terutama hati.
Baca juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan
Nah, andaikan kondisi ini terjadi, ia bisa menimbulkan kumpulan nanah di organ hati atau abses hati. Gejala dari disentri amuba bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Awas, amuba bisa hidup di dalam usus sampai beberapa tahun, bila tak ditangani dengan tepat.
Awasi Penyebabnya
Seperti yang telah dijelaskan di atas, setidaknya ada dua hal yang bisa menyebabkan disentri, yaitu:
- Penyebab disentri basiler adalah infeksi bakteri Shigella (paling umum ditemui). Namun demikian, bakreri Campylobacter, E. coli, dan Salmonella, juga dapat menyebabkan disentri basiler.
- Penyebab disentri amuba adalah infeksi suatu parasit bersel satu, yaitu Entamoeba histolytica. Amuba sering ditemui di daerah dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Disentri amuba dapat mengakibatkan komplikasi pada organ hati, berupa abses hati.
Pencegahan Disentri
Kembali ke pertanyaan di awal, bagaimana sih cara mencegah disentri? Nah, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah disentri.
- Hindari kontak langsung dengan pengidap disentri.
- Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar, serta mengganti popok bayi.
- Hindari es batu yang dijual sembarangan karena kemungkinan terkontaminasi kuman.
- Hindari penggunaan handuk yang sama dengan pengidap disentri.
- Gunakan air panas untuk mencuci pakaian pengidap disentri.
- Selalu bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan.
- Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak, hingga mendidih dan air di botol yang masih tertutup rapat.
- Hindari tertelan air ketika berenang di fasilitas umum.
- Hindari memakan buah-buahan yang dikupas oleh orang lain.
Baca juga: Poop Anak Berdarah, Si Kecil Kena Disentri?
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas dan cara mencegah disentri? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
NHS. Diakses pada 2020. Dysentery.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan