Jangan Dipaksa, Ini Bahaya Berpuasa bagi Pengidap Diabetes
Halodoc, Jakarta - Sebentar lagi bulan puasa akan datang dan banyak orang yang menyambutnya dengan suka cita. Bulan yang disebut-sebut mempunyai banyak berkah bagi muslim memang sangat dinantikan. Berpuasa adalah hal yang wajib untuk setiap muslim ketika bulan Ramadan datang. Walau begitu, puasa bagi pengidap diabetes harus mendapat perhatian khusus.
Jika kamu berencana untuk berpuasa dan mengidap diabetes secara bersamaan, penting untuk berbicara dengan dokter terlebih dahulu sebelum Ramadan dimulai. Bagi sebagian pengidap diabetes, puasa dapat menjadi hal yang sangat berbahaya.
Dokter akan dapat memberi tahu kamu apakah aman untuk berpuasa. Jika kamu dapat berpuasa, dokter kamu akan memberitahu kamu tentang bagaimana mengelola kondisi tubuh selama periode puasa.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika kamu ingin berpuasa dan mengidap diabetes adalah :
- Jika kamu harus menggunakan insulin, tubuh akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum memulai puasa.
- Jenis insulin mungkin juga perlu diubah dari jenis yang biasa kamu gunakan.
- Insulin pra-campuran tidak dianjurkan selama puasa.
- Sebelum memulai puasa, kamu harus memasukkan makanan yang lebih lambat diserap dalam makanan kamu bersamaan dengan buah dan sayuran.
- Periksa kadar glukosa darah kamu lebih sering daripada biasanya.
- Saat berbuka puasa, hanya makan dalam jumlah sedikit, dan hindari hanya makan makanan manis atau berlemak.
- Cobalah untuk makan sebelum matahari terbit, ketika kamu akan memulai puasa hari berikutnya.
- Ketika berbuka, kamu harus minum banyak cairan bebas gula dan tanpa kafein untuk menghindari dehidrasi.
Baca Juga: Tips Menjaga Gula Darah saat Puasa
Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Pengidap Diabetes ketika Puasa
Berpuasa pada seseorang yang mengidap diabetes mungkin dapat memengaruhi kadar glukosa darah menjadi tidak memadai, sehingga dapat menyebabkan berbagai risiko. Beberapa komplikasi utama yang dapat disebabkan oleh puasa adalah rendahnya kadar glukosa darah atau hipoglikemia, glukosa darah yang terlalu tinggi atau hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dan trombosis atau pembekuan darah.
-
Hipoglikemia dan Hiperglikemia
Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah di bawah kadar normal (kurang dari 70 mg/dl-3,9 mmol/l). Hiperglikemia adalah kenaikan gula darah di atas kadar normal (di atas 200 mg/dl-11,1 mmol/l) yang dapat menyebabkan Ketoasidosis diabetik pada pengidap diabetes tipe 1. Kedua hal tersebut dapat terjadi pada seseorang yang melakukan puasa bagi pengidap diabetes.
-
Ketoasidosis Diabetikum
Gangguan tersebut dapat terjadi pada pengidap diabetes yang berpuasa. Ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa, tubuh mulai membakar lemak untuk energi. Ketika tubuh membakar lemak, bukan glukosa, itu menyebabkan limbah yang disebut keton. Keton dapat membuat darah menjadi asam dan ini bisa berbahaya.
Baca Juga: Tips Puasa untuk Pengidap Diabetes
Risiko ketoasidosis diabetik dapat meningkat lebih lanjut karena pengurangan insulin yang berlebihan dan berdasarkan asumsi bahwa asupan makanan berkurang selama sebulan. Seseorang dengan diabetes tipe 1 yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadan memiliki risiko lebih tinggi terkena ketoasidosis, terutama jika orang tersebut telah sering mengalami hiperglikemia sebelum Ramadan.
-
Dehidrasi dan Trombosis
Puasa selama bulan Ramadan dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan serta cuaca panas dan lembap. Dehidrasi kemudian dapat menghasilkan viskositas atau kelengketan pada darah yang lebih tinggi, yang meningkatkan kemungkinan trombosis atau pembekuan darah.
Bagi pengidap diabetes yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadan, penting untuk minum banyak air selama jam-jam non-puasa. Tetap terhidrasi dapat membantu mencegah dehidrasi dan komplikasi terkait.
Baca Juga: Menu Buka Puasa untuk Pengidap Diabetes
Itulah pembahasan puasa bagi pengidap diabetes yang mungkin saja berbahaya. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal puasa untuk pengidap diabetes, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan