Jangan Diabaikan, Ini Penyebab Beri-Beri
Halodoc, Jakarta – Tidak seperti namanya yang indah, beri-beri menjadi penyakit yang perlu diwaspadai. Beri-beri dapat menyebabkan gejala fisik yang mengganggu aktivitas. Pada kasus beri-beri basah, pengidapnya kesulitan berjalan, mengalami nyeri otot, dan kelumpuhan tungkai bagian bawah.
Sementara pada kasus beri-beri basah, gejalanya adalah napas pendek, sulit tidur, denyut jantung meningkat, hingga pembengkakan di tungkai bagian bawah. Agar kamu lebih waspada, kenali penyebab penyakit beri-beri di sini.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Beri-Beri Kering dan Beri-Beri Basah
Berbagai Penyebab Penyakit Beri-Beri
Sama seperti gejalanya yang berbeda, penyebab penyakit beri-beri dibedakan sesuai jenisnya, yaitu:
-
Beri-beri kering terjadi karena mengonsumsi kalori rendah dan minim olahraga. Hal ini menyebabkan sistem saraf yang berada pada otot bagian bawah tubuh, seperti gerakan motorik, sensorik, dan refleks terganggu.
-
Beri-beri basah yang berkembang melalui tiga tahap, yaitu potensi edema, cedera otot jantung, hingga penyakit beri-beri kardiovaskular akut (shoshin beri-beri). Pada tahap terakhir, jantung kesulitan dalam memasok keperluan organ lainnya dengan baik karena luka yang dialami.
Meski terbagi menjadi dua, secara umum, beri-beri rentan dialami oleh orang yang sering mengonsumsi beras giling (tanpa kulit), minum alkohol berlebihan, dan jarang mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B1. Faktor risiko penyakit beri-beri lainnya adalah kelainan genetik, hipertiroidisme, efek samping cuci darah (hemodialisis), efek samping obat diuretik, dan mengidap HIV/AIDS.
Kamu dianjurkan untuk segera bicara pada dokter jika mengalami gejala mirip penyakit beri-beri. Gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc untuk bisa berbicara pada dokter ahli. Jika dibutuhkan diagnosis mendalam, segera membuat janji dengan dokter secara online di rumah sakit pilihan di sini.
Baca Juga: Apa Tanda Penyakit Beri-Beri Harus Diperiksakan ke Dokter?
Penyakit Beri-Beri Bisa Disembuhkan
Penyakit beri-beri bisa disembuhkan menggunakan suplemen tiamin, baik yang dikonsumsi secara oral atau melalui suntikan. Bila diperlukan, dokter memberikan obat atau vitamin lain sesuai kondisi pengidap. Selama pengobatan, pengidap disarankan untuk melakukan tes darah secara rutin untuk memantau efek samping pengobatan.
Bagaimana jika penyakit beri-beri tidak ditangani dengan baik? Tentunya, penyakit beri-beri berkembang semakin parah hingga menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Di antaranya adalah gangguan psikosis, reaksi alergi berat (syok anafilaksis), gagal jantung kongestif, koma, hingga kematian.
Baca Juga: Anak Mengidap Beri-Beri, Cegah dengan 8 Cara Ini
Lakukan Ini untuk Cegah Penyakit Beri-Beri
Penyakit beri-beri bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan kaya thiamin. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, nasi, susu, sereal, asparagus, bayam, taoge, dan bit hijau. Pencegahan penyakit beri-beri lainnya, antara lain:
-
Hindari memasak makanan dalam waktu lama, karena kandungan thiamin di dalam masakan bisa berkurang.
-
Kurangi konsumsi makanan dan minuman antitiamin seperti teh dan kopi.
-
Batasi konsumsi alkohol untuk mengurangi risiko penyakit beri-beri.
-
Minum suplemen vitamin B1 untuk mengganti kadar tiamin yang hilang. Suplemen ini bisa dikonsumsi atas anjuran dan resep dokter.
-
Bagi ibu yang memiliki bayi, pastikan untuk mengecek kandungan vitamin B1 di dalam susu formula yang hendak dibeli.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan