Jangan Abai, Ketahui 9 Komplikasi Akibat Sindrom Polikistik Ovarium
Halodoc, Jakarta - Sindrom polikistik ovarium atau PCOS merupakan masa ovulasi atau masa subur yang tidak beraturan. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya kadar hormon pria atau androgen dalam tubuh wanita, dan banyak kista atau kantung berisi cairan pada ovarium. Jangan abai jika menemukan gejalanya, karena sindrom polikistik ovarium bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi wanita.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Cara Menangani Sindrom Polikistik Ovarium
PCOS Menyebabkan Tidak Seimbangnya Hormon pada Wanita
PCOS atau sindrom ovarium polikistik merupakan kondisi saat terganggunya fungsi ovarium pada wanita yang berada di usia subur. Kondisi ini menyebabkan hormon wanita yang mengidap PCOS jadi tidak seimbang karena hal-hal yang tidak mereka diketahui.
Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap PCOS
Gejala umum dari sindrom ini adalah tidak teraturnya siklus haid pada wanita. Haid pada wanita normal akan datang satu bulan sekali, sedangkan pada pengidap PCOS haid datang tidak teratur. Bisa lebih dari 40 hari sekali atau 3-5 bulan sekali. Kondisi ini yang membuat wanita sulit hamil. Selain itu, beberapa gejala yang biasanya timbul pada pengidap PCOS, yaitu:
- Karena PCOS terjadi akibat dari ketidakseimbangan hormon, maka tumbuh jerawat pada wajah merupakan hal yang wajar terjadi.
- Karena kondisi ini terjadi pada wanita, pertumbuhan rambut pada dagu, atas bibir, atau di tempat lain yang tidak biasanya merupakan salah satu gejala dari sindrom ini. Kondisi ini terjadi akibat kelebihan hormon pria pada pengidap PCOS.
- Mengidap diabetes. Wanita dengan PCOS sering kali menimbulkan gejala prediabetes. Hal ini membuat mereka berisiko mengalami diabetes tipe 2, yaitu kondisi ketika kadar gula dalam darah melebihi nilai normal.
- Kenaikan berat badan pada wanita yang biasanya berfokus pada tubuh bagian atas dan perut juga bisa jadi pertanda kalau seseorang tengah mengidap sindrom ini.
Selain beberapa gejala diatas, gejala lainnya yang bisa menandakan adanya sindrom ovarium polikistik adalah rambut kepala rontok atau menipis.
Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur, Hati-hati Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Ini Komplikasi yang Terjadi pada Pengidap Sindrom Ovarium Polikistik
Jika gejala yang dialami tidak segera ditangani, pengidap sindrom ini berisiko mengidap beberapa jenis komplikasi, seperti:
- Sindrom metabolik, yaitu beberapa kondisi yang terjadi secara bersamaan, seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.
- Penyakit jantung.
- Diabetes tipe 2.
- Hipertensi atau darah tinggi yang bisa saja terjadi pada masa kehamilan.
- Infertilitas atau kemandulan.
- Perlemakan hati non alkohol, yaitu kondisi yang terjadi ketika terlalu banyak lemak tersimpan pada hati, bukan disebabkan oleh alkohol.
- Gangguan menstruasi berupa perdarahan abnormal dari rahim.
- Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah.
- Kandungan lemak darah yang tidak normal.
Sindrom ini memang tidak bisa disembuhkan, tetapi gejala-gejalanya dapat dikendalikan. Pengidap sindrom ini bisa melakukan diet sehat, jika gejala yang timbul adalah obesitas. Selain itu, pengidap PCOS yang tidak menginginkan kehamilan juga bisa mengikuti terapi hormon untuk menormalkan siklus menstruasi, mencegah kanker uterus, pertumbuhan rambut yang berlebihan, munculnya jerawat, dan rontoknya rambut kepala.
Baca juga: Ketahui 3 Cara Mencegah Perlemakan Hati pada Wanita Pengidap PCOS
Jika kamu punya pertanyaan seputar masalah kesehatan, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!