Jamaah Haji dengan Penyakit Jantung, Perhatikan Hal Ini
Halodoc, Jakarta - Menurut ahli dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, jamaah haji risiko tinggi (Risti) yang mengidap penyakit jantung harus mengonsumsi obat yang dibawa dari Indonesia. Pasalnya, lebih dari 50 persen jamaah Risti yang wafat didominasi oleh penyakit jantung. Oleh sebab itu, para ahli terus mengingatkan agar jamaah haji dengan penyakit jantung mesti tetap mengonsumsi obat-obatan yang sudah diberikan oleh dokter di Indonesia.
Menurut dr. Muhammad Gibran Fauzi Harmani, Sp.JP, salah satu dokter yang bertugas di KKHI Makkah, jamaah haji dengan penyakit jantung yang sudah terkontrol dan stabil, mesti menjaga kestabilan ini selama menjalani ibadah haji. Menurut Gibran, obat merupakan hal penting dalam pengendalian penyakit jantung.
Baca juga: 3 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda
Faktor Penyebabnya
Lalu, apa sih yang memicu buruknya kondisi pengidap penyakit jantung saat menunaikan ibadah haji? Kata ahli di atas, setidaknya ada empat faktor yang memicunya.
1. Tak Mengonsumsi Obat
Alasan jamaah haji dengan penyakit jantung tak mengonsumsi obat biasanya takut karena efek samping yang ditimbulkan. Contohnya seperti meningkatnya frekuensi buang air kecil. Kondisi ini memang akan menyulitkan pengidapnya saat menunaikan ibadah. Namun, bukan berarti jamaah yang mengidap penyakit jantung boleh berhenti mengonsumsi obat tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter ahli.
2. Tidak Membawa Obat
Jamaah haji dengan penyakit jantung yang tak membawa obat, sebaiknya perlu menyampaikan hal tersebut ke dokter kloter agar disiapkan obat penggantinya.
Pasalnya, bila pengidapnya tak mengonsumsi obat-obatan, kondisi kesehatannya justru akan memburuk. Apalagi bila ditambah dengan faktor stres, kelelahan, dan faktor fisik lainnya yang bisa memicu tekanan darah tinggi dan gula darah tidak terkontrol.
3. Memaksakan Diri
Buruknya kondisi kesehatan jamaah haji yang mengidap penyakit jantung, juga bisa disebabkan karena melakukan aktivitas fisik melampaui batasan yang dianjurkan dokter. Aktivitas di sini baik karena ibadah, maupun non ibdah.
Baca juga: Konsumsi 7 Makanan Ini Untuk Jantung Sehat
Menurut dr. Gibran, jamaah haji dengan penyakit jantung seharusnya menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan fisik. Sebaiknya prioritaskan aktivitas kepada ibadah wajib. Tak cuma itu, pengidapnya juga bisa menggunakan alat bantu seperti kursi roda untuk menjalankan proses ibadah seperti Tawaf dan Sai.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga bisa memicu buruknya kondisi kesehatan jamaah haji yang mengidap penyakit jantung. Kok bisa? Kata ahli, suhu di Saudi lebih tinggi ketimbang Indonesia. Di sana suhunya bisa mencapai 46 derajat Celcius. Tak cuma itu, kelembaban di Indonesia relatif tinggi yaitu 70 persen sedangkan di Arab Saudi berkisar 0-20 persen.
Nah, kedua hal inilah yang membuat jamaah rentan mengalami masalah saluran pernapasan. Menurut keterangan para pakar, kelembaban 0 persen bisa merusak sel-sel lapisan di pernapasan, sehingga memudahkan terjadinya batuk dan infeksi saluran pernapasan. Hal ini yang akan memperburuk kondisi kesehatan jamaah yang mengidap penyakit jantung.
Hilangkan Faktor Pemicu
Menurut Direktur KKHI Makkah, dr. Nirwan Satria, Sp.An, penyebab tertinggi kematian jamaah haji disebabkan oleh penyakit jantung. Oleh sebab itu, dokter spesialis jantung yang bertugas bersama Tim Promotif Preventif (TPP) terus melakukan edukasi kepada jamaah Risti penyakit jantung ke pondokan-pondokan.
Baca juga: 5 Gaya Hidup Sehat Untuk Jantung Sehat
Sampai dengan hari ke-27 (12/8) penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi, sebanyak 58 jamaah meninggal dengan penyebab terbanyak adalah penyakit jantung. Angkanya mencapai 33 kasus atau 56,89 persen.
Menurut anjuran dr. Meity Ardiana, Sp.JP(K), yang bertugas di KKHI Makkah, jamaah dengan penyakit jantung sebaiknya perlu menghilangkan faktor pencetus yang bisa meningkatkan risiko kondisi kesehatannya. Misalnya, memastikan perut sudah terisi sebelum ke masjid. Selain itu, pastikanlah menggunakan alat pelindung diri (APD) dan minta didampingi saat hendak keluar dari pondokan.
Baca juga: Serangan Jantung Pada Wanita Ini Dia Gejalanya
Tak cuma itu, jamaah yang merasa kondisinya sedang tidak nyaman, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Yang tak ketinggalan, konsumsilah obat-obatan yang sudah diberikan dan batasi aktivitas fisik.
Punya keluhan masalah kesehatan seperti penyakit jantung? Sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, bisa langsung bicara dengan dokter tanpa keluar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Sumber Berita dan Foto: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI