Menyerang Hati, Ini Penjelasan Tentang Hepatitis Kronis
Halodoc, Jakarta – Mendengar tentang penyakit hepatitis pasti tidak jauh-jauh dari masalah hati. Hepatitis adalah kondisi peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dibedakan oleh beberapa jenis tergantung pada virus yang menginfeksi. Selain itu hepatitis juga bisa bersifat akut maupun kronis.
Hepatitis akut adalah penyakit hepatitis yang berkembang dalam jangka pendek, biasanya kurang dari 6 bulan. Lantas, apa bedanya dengan hepatitis kronis? Simak penjelasan berikut ini.
Mengenal Penyakit Hepatitis Kronis
Bedanya dengan hepatitis akut, hepatitis kronis biasanya berkembang dalam jangka waktu yang lebih lama. Melansir dari MSD Manuals, peradangan hati yang disebabkan oleh hepatitis kronis biasanya berlangsung setidaknya selama 6 bulan. Banyak pengidap hepatitis kronis tidak mengalami gejala pada awalnya, tetapi sebagian mengalami gejala yang samar. Misalnya seperti perasaan tidak enak badan, nafsu makan yang buruk, dan kelelahan.
Baca juga: Inilah yang Dimaksud dengan Hepatitis Akut
Jika tidak segera ditangani, hepatitis kronis menyebabkan sirosis dengan pembesaran limpa, penumpukan cairan dalam perut, dan penurunan fungsi otak. Perlu kamu ketahui bahwa hepatitis kronis dapat dialami oleh usia berapapun. Oleh karenanya, kamu perlu paham tanda dan gejalanya untuk mengetahui faktor risiko penyakit ini.
Tanda dan Gejala Hepatitis Kronis
Pada umumnya, hepatitis kronis terjadi secara bertahap. Seringkali tanpa menimbulkan satu pun gejala gangguan hati sampai sirosis terjadi. Tak jarang, hepatitis kronis juga terjadi setelah serangan virus hepatitis yang membandel atau kambuh (biasanya beberapa minggu kemudian).
Dikutip dari Drugs, gejala hepatitis kronis yang sering muncul ialah perasaan sakit yang samar (malaise), nafsu makan yang buruk, dan kelelahan. Terkadang orang yang terkena dampaknya juga mengalami demam ringan dan ketidaknyamanan perut bagian atas.
Sementara itu, gejala spesifik pertamanya adalah gejala dari penyakit hati kronis atau sirosis. Hal ini meliputi pembesaran limpa, pembuluh darah kecil yang seperti laba-laba jadi terlihat di kulit (disebut spider angioma), telapak tangan kemerah-merahan, dan penumpukan cairan dalam perut.
Kerusakan pada hati dapat menyebabkan penurunan fungsi otak, disebut ensefalopati hepatic dan kecenderungan untuk berdarah (koagulopati). Fungsi otak menurun karena zat-zat beracun menumpuk dalam darah mencapai otak. Padahal, hati biasanya membersihkan darah dari zat yang berbahaya, menguraikan zat-zat tersebut dan mengeluarkannya sebagai produk sisa yang tidak berbahaya ke dalam empedu atau darah.
Baca juga: A, B, C, D, atau E, Jenis Hepatitis yang Paling Parah?
Ada pula pada sebagian orang mengalami jaundice (penyakit kuning), gatal-gatal, serta feses yang berminyak, berbau, dan berwarna terang. Gejala ini muncul karena aliran empedu dari hati tersumbat. Jika kamu mengalami gejala di atas, jangan tunda untuk diperiksakan ke dokter lebih lanjut.
Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Penyebab Hepatitis Kronis
Hepatitis kronis biasa disebabkan oleh satu virus hepatitis. Virus hepatitis C menyebabkan 60-70 persen kasus, dan setidaknya 75 persen kasus hepatitis C akut menjadi kronis. Sekitar 5-10 persen kasus hepatitis B, terkadang dengan koinfeksi hepatitis D, menjadi kronis.
Meski jarang terjadi, virus hepatitis E biasanya juga menjadi penyebab hepatitis kronis pada orang yang memiliki sistem imun yang lemah. Misalnya seperti orang yang menggunakan obat untuk menekan sistem imun setelah transplantasi organ, orang yang menggunakan obat untuk mengobati kanker, atau orang yang memiliki infeksi HIV. Sedangkan, virus hepatitis A jarang menyebabkan hepatitis kronis.
Baca juga: Cara Merawat Anggota Keluarga yang Terkena Hepatitis
Selain itu, obat-obatan tertentu juga dapat jadi penyebab hepatitis kronis, terutama jika obat tersebut digunakan untuk waktu yang lama. Ini termasuk isoniazid, methyldopa, dan nitrofurantoin.
Penyebab lainnya termasuk hepatitis alkoholik dan perlemakan hati non alkoholik. Hindari konsumsi obat-obatan di atas dalam jangka waktu panjang, kurangi minum alkohol, dan lakukan aktivitas seks yang aman untuk mencegah penyakit hepatitis.